Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan mendesain masjid di Islamic Center Surabaya, Jawa Timur. Hal itu dikatakannya saat bersilahturahmi dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (19/4/2021) malam.
Baca Juga
Advertisement
"Bu Khofifah meminta saya untuk mendesainkan masjid di Surabaya. Alhamdulillah, jadi ladang ibadah. Insya Allah nanti di Jatim akan didesainkan masjid paling keren se-Indonesia," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Selain di Indonesia, Emil juga mendesain Masjid Syeikh Ajlin di Gaza Palestina. Peletakan batu pertama pembangunan masjid tersebut sudah dilaksanakan pada Rabu (7/4/2021) lalu.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku kagum dengan desain-desain masjid yang dibuat oleh Kang Emil.
"Tadi saya juga matur kepada beliau mohon untuk bisa di-support bagaimana arsitektur yang beliau sudah lakukan. Saya ke Padang dan saya menikmati sekali bagaimana arsitektur masjid Raya Sumatera Barat yang luar biasa dan di Makassar juga," katanya.
Khofifah juga mengapresiasi karya Emil dan berharap akan ada sentuhan mantan Wali Kota Bandung itu untuk arsitektur masjid yang sedang disiapkan di Surabaya.Â
Khofifah pun berharap desain masjid di Islamic Center Surabaya segera selesai, sehingga peletakan batu pertama pembangunan masjid dapat dilakukan.
"Mudah-mudahan ini bisa disegerakan dari berbagai kesibukan beliau karena kami berharap di tahun 2021 ini bisa kita mulai proses groundbreaking-nya. Mudah-mudahan silaturahmi ini akan menjadi bagian dari saling menyambung program di provinsi masing-masing," tuturnya.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
Tidak Bahas Pilpres 2021
Sebelum ke Gedung Sate, Khofifah terlebih dulu mengisi studium generale di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Kemudian, ia bertemu dengan elemen muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang difasilitasi Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Menurut Khofifah, pertemuan ini tidak membahas kemungkinan keduanya berpasangan di Pilpres 2024.
"Kami ingin bersilaturahim dengan warga Jabar, terutama yang elemen muslimat NU. Terima kasih kami diberi kesempatan di Gedung Sate ini," kata Khofifah.
Khofifah mengaku tak mempermasalahkan adanya tafsiran yang berhubungan dengan kontestasi politik. Namun, ia kembali menegaskan bahwa pertemuan ini hanya bentuk silaturahim.
"Ini adalah bagian dari silaturahim. Jadi enggak ada pertemuan yang tiba-tiba. Pasti ini atas izin Allah kami bisa bersilaturahim pada malam hari ini," ujarnya.
Emil pun membenarkan pernyataan singkat tersebut. Kegiatan pertemuan tidak sengaja dijadwalkan.Â
"Enggak direncanakan, jadi politik mah tafsir. Kita jauhan ditafsir, kita deketan ditafsir, tidak bersapa ditafsir, akrab ditafsir. Kita mah niatnya bukan itu, niatnya urusan kemaslahatan keumatan," kata Emil.
Menurut Khofifah, dalam pertemuan itu, ia turut berbagi pengalaman dalam penanganan pandemi Covid-19. Salah satunya soal angka kematian yang terus diupayakan untuk ditekan di wilayah Jawa Timur.
"Bagaimana pengendalian angka kematian di Jawa Barat karena Covid-19 itu bisa sangat bagus. Kami di Jawa Timur pengendaliam kasusnya cukup bagus tapi untuk bisa menurunkan angka kematian karena Covid-19, masih harus belajar kembali dari Jawa Barat," ujarnya.
Advertisement