Liputan6.com, Gorontalo - Pagi mulai menguning, Ronal Arsad tampak sibuk mengelap bentor. Sembari memanaskan mesin, ia seruput lagi kopi buatan istri. Tak lama berselang, ia pamit, lalu meluncur deras menuju pangkalan bentor.
Ronal merupakan satu di antara begitu banyak abang bentor yang mengadu nasib di Kota Gorontalo. Ceruk rezekinya makin kecil saat ojek online masuk ke daerah mereka. Apalagi saat Covid-19 sedang tinggi-tingginya dan aktivitas masyarakat dibatasi. Pernah dia seharian sama sekali tak dapat penumpang.
Baca Juga
Kalau sudah begitu, Ronal mencoba jemput bola. Dengan bensin yang tersisa, dia keliling mencari penumpang, menyelinap masuk ke lorong-lorong jalan di Kota Gorontalo, berjalan pelan berharap ada orang yang memanggilnya. Tak peduli terik matahari dan polusi, karena baginya itu sudah jadi makanan sehari-hari.
Advertisement
Upaya jemput bola pun tak selalu berujung manis. Hanya membuat bensin habis tanpa ada penglaris. Situasi itu kadang membuat Ronal frustrasi dan menyalahkan keadaan.
Tapi dia sadar, menyerah bukan jawaban. Jika tidak menarik bentor, bagaimana cara dia menafkahi istri dan tiga orang anaknya?
Yang diperlukan Ronal saat ini hanyalah inovasi, agar tetap bisa bersaing, agar dapur istri tetap mengepul. Meski mengaku gaptek, Ronal akhirnya memberanikan diri mengubah haluan, dari tukang bentor konvensional menjadi bentor online.
Dengan begitu, ia tetap konsisten dan ingin belajar menggunakan gawai seperti bentor online yang sudah lebih dulu bergabung dengan gojek. Meski punya tekad untuk belajar yang kuat, Ronal kesulitan untuk membeli smartphone baru, sementara pendapatannya saat itu, tak sepadan dengan kebutuhan hariannya.
Dengan tekadnya yang kuat, Ronal kemudian mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Ditambah dengan sisa tabungan yang tersimpan, akhirnya ia mampu membeli gawai meskipun tidak secanggih ponsel pada umumnya.
Bagi Ronal, ponsel yang dibeli tak perlu mahal dan canggih seperti ponsel temannya. Yang terpenting baginya ponsel itu bisa diinstal aplikasi gojek dan bisa digunakan layaknya seperti bentor online lainya.
Meski ponsel yang ia gunakan tidak secanggih yang dimiliki teman-temannya, hal itu tidak mengurungkan niat dan semangatnya untuk mencari nafkah. Bahkan menggunakan gawai seperti itu merupakan hal yang baru baginya.
"Tetap berusaha beli handphone meskipun dengan uang seadanya. Melalui uang tabungan dan uang hasil dari narik bentor yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit, akhirnya bisa beli," tuturnya.
Akhirnya, Ronal memutuskan mendaftarkan diri sebagai pengemudi gojek bentor. Dengan membawa berkas dan ditemani kerabat sesama pengemudi bentor, ia kemudian mendatangi gerai kantor Gojek Gorontalo.
Setelah terdaftar sebagai pengemudi gojek bentor, Ronal kini berhadapan dengan persoalan baru. Ia harus belajar cara menggunakan handphone tersebut, belum lagi Ronal sendiri harus wajib mengetahui cara mengoperasikan aplikasi gojek, mulai dari mengaktifkan aplikasi, menerima panggilan hingga menutup orderan.
"Niatan saya ingin belajar dan yang terpenting dengan hasilnya bisa menafkahi keluarga melalui pekerjaan ini, apapun resikonya," ujarnya.
Berbekal kemampuan yang diajari teman-temannya, ia akhirnya bisa mengoperasikan ponsel dan aplikasi gojek meskipun dengan sedikit kaku. Namun hal tersebut tidak membuat ia patah semangat untuk terus belajar.
"Alhamdulillah teman-teman banyak yang memberikan dukungan dan petunjuk penggunaan aplikasi ini. Meskipun belum begitu maksimal, namun saya mulai menerima orderan penumpang," tuturnya.
Ia bercerita, perjuangan untuk belajar memang cukup berat dan memiliki banyak tantangan. Selain matanya yang sedikit rabun saat melihat ponsel, Ronal juga tidak pernah mengenal gawai semasa hidupnya dan baru kali pertama menggunakanya.
Simak juga video pilihan berikut:
Tekad Untuk Belajar Digital
Aplikasi Gojek yang mudah dan sangat simpel untuk digunakan, membuat ia cepat mengerti. Saat ini ia sudah bisa menerima orderan tanpa dibantu oleh teman-temannya.
"Aplikasi Gojek sangat mudah untuk digunakan, apalagi saya yang terbilang awam dan baru kenal teknologi seperti ini," tuturnya sembari memperlihatkan aplikasi Gojek.
Bahkan saat pertama kali menerima orderan, ia hanya ditemani sebanyak dua kali pengantaran. Setelah itu, ia sudah bisa sendiri dan tak lagi ditemani oleh kerabatnya sesama pengemudi bentor online.
Tidak hanya itu, kata Ronal, banyaknya layanan yang disediakan pihak Gojek, membuat ia lebih mudah mendapatkan uang. Sebab, hanya dengan duduk diam di tempat panggilan pengantaran dengan secara praktis akan masuk dengan sendirinya.
Ronal mengaku, bahwa selama ia menjadi pengemudi bentor konvensional, hanya bisa mengantar penumpang saja. Setelah bergabung dengan gojek, ia baru tahu bahwa banyak layanan di aplikasi ini, mulai dari Go-Ride (pengantaran penumpang), Go-Food (antar makanan), Go-Send (pengiriman barang) yang kini menjadi andalannya.
Advertisement
Transportasi Pilihan di Tengah Pandemi
Terlebih lagi, bahwa aplikasi Gojek saat ini memberikan kompensasi jika pengantaran dengan layanan Go-Food tiba-tiba dibatalkan oleh pemesan. Pihak Gojek sendiri akan mengganti uang yang sudah keluar saat membeli makanan tersebut.
"Ternyata lebih mudah ketimbang saya jadi abang bentor konvensional. Saya tidak perlu muter-muter mencari penumpang lagi," katanya.
"Modal handphone dan mengaktifkan aplikasi, saya bisa dapat penumpang, orderan pengantaran secara cepat. Khusus untuk Go-Food juga ada kompensasi ," tambahnya.
Menurutnya, setelah ia bergabung dengan gojek, pendapatan setiap harinya meningkat tajam. Apalagi di tengah Pandemi Covid-19 seperti saat ini, masyarakat Kota Gorontalo kebanyakan menggunakan jasa transportasi online.
Asyiknya lagi, ia mengaku, bahwa tarif setiap pengantaran sudah diatur oleh aplikasi. Sebab, selama menjadi pengemudi bentor konvensional, ia kerap berselisih paham dengan penumpang soal tarif pengantaran. Bahkan ia pernah adu mulut dengan penumpang hanya lantaran tarif yang tidak sesuai dengan jarak pengantaran.
“Pokoknya asik, mau antar ke mana pun, tarif sudah diatur oleh aplikasi,” ungkapnya.
Terlebih lagi, waktu itu Provinsi Gorontalo pernah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat pengemudi gojek bentor seketika ketiban berkah. Sebab, kala itu Pemerintah Gorontalo sempat mengeluarkan aturan bahwa tidak bisa berboncengan di motor meskipun mereka adalah pasangan suami istri.
Gojek bentor pun menjadi alat transportasi alternatif satu-satunya yang bisa digunakan oleh sebagian besar masyarakat umum untuk beraktivitas. Meski di tengah pandemi Covid-19 dan pemberlakukan PSBB, pengemudi bentor online ini tidak pernah sepi penumpang dan orderan pengantaran.
“Waktu Gorontalo PSBB, gojek bentor menjadi andalan masyarakat umum dan kami dapat banyak orderan. Saya kira gojek hari ini sudah menyediakan kebutuhan kita, meski di tengah pandemi Covid-19 kami tetap eksis,” katanya.
Andalan Para Siswa
Kehadiran bentor Gojek di Gorontalo tidak hanya membawa keuntungan bagi para pengemudi saja. Ternyata bergabungnya transportasi lokal Gorontalo dengan platform Gojek memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat, terutama bagi para siswa di Kota Gorontalo.
Mulai dibukanya kembali sekolah di Provinsi Gorontalo, gojek bentor menjadi salah satu transportasi online yang paling banyak digunakan oleh para siswa dan siswi. Berbagai alasan mereka memilih gojek bentor sebagai transportasi mereka ke sekolah.
Selain mudahnya melakukan pemesanan, gojek bentor sendiri bisa menjangkau pengantaran lintas Kabupaten dan Kota. Seperti siswa yang ada di Kabupaten Bone Bolango dan sekolah di Kota Gorontalo bisa memesan gojek, begitupun sebaliknya.
“Saat ini kami di Gorontalo mulai ada pembelajaran tatap muka, untuk memesan gojek kapanpun dan dimanapun untuk berangkat ke sekolah sangat mudah. Jadi tidak pernah terlambat ,” kata Fitri Bano salah satu siswa sekolah menengah atas di Gorontalo kepada Liputan6.com.
Menurutnya, bukan hanya kemudahan dalam mengakses saja, gojek bentor sangat ekonomis bagi mereka yang berangkat secara bersama-sama ke sekolah. Cukup hanya satu orang dari mereka yang melakukan pemesanan, mereka sudah bisa berangkat secara bersama-sama 3 sampai 4 orang sekaligus.
“Gojek bentor mempunyai kapasitas tempat duduk untuk kami yang ingin berangkat ke sekolah sama-sama. Jadi cukup sekali pesan, kami bisa berangkat bareng dan tarifnya pun hanya bayar sekali. Berbeda dengan bentor konvensional, setiap siswa harus bayar masing-masing,” tuturnya.
“Jadi sangat praktis, sebagian dari kami juga menggunakan pembayaran melalui gopay. Terbilang lebih mudah dan tidak terjadi transaksi langsung yang bisa memicu penularan Covid-19,” ungkapnya.
Tidak hanya itu kata Fitri, layanan gojek juga kini telah memiliki fitur Pedulilindungi yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Aplikasi itu akan membantu merekam data lokasi yang kita kunjungi.
“Sangat aman kita gunakan, jadi ketika kita berada di suatu tempat dengan menggunakan transportasi gojek, kita bisa membantu berpartisipasi dalam upaya pelacakan dan meredam penyebaran Covid-19,” ungkapnya.
Terkait dengan hal tersebut, mereka mengaku jika aplikasi gojek sangat membantu dan memudahkan mereka dalam melakukan aktivitas di tengah Pandemi Covid-19. Bukan hanya pergi ke sekolah saja, namun juga ke tempat lain seperti ke rumah teman, tempat wisata, bioskop hingga pergi berbelanja.
“Intinya gojek memberikan apa yang kami butuhkan, terutama para generasi milenial. Dengan berbagai fitur layanan bisa kami rasakan sendiri terutama, praktis, mudah, nyaman dan tentunya melindungi,” imbuhnya.
Advertisement
Memudahkan Pelaku UKM
Kehadiran gojek di Gorontalo juga membawa berkah tersendiri bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM). Hal itu mereka sudah rasakan waktu transportasi online ini mulai diperkenalkan di masyarakat.
Seiring berjalanya waktu, gojek akhirnya mulai terterima di kalangan para pedagang kecil dengan layanan Go-Food dan Go-Send. Usaha mereka seketika bangkit yang dipadukan dengan penjualan secara online.
Salah satunya adalah penjual makanan dan pengusaha warung-warung kecil, mereka tinggal mendaftarkan lapak mereka di layanan Go-Biz, secara otomatis lapak itu akan terdaftar dan masuk dalam katalog Gofood. Dengan menggunakan gojek ini, usaha warung di tengah pandemi Covid-19 seperti tidak terasa.
“Semenjak gunakan gojek dengan layanan Go-Send dan Go-Food, lapak saya tidak pernah sepi dari pemesan. Meskipun pemerintah terapkan PPKM, usaha warung saya lancar,” kata Rezcky Wartabone, salah satu pelaku UKM di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol).
Menurut Rezcky, pandemi Covid-19 yang hingga kini masih menggerogoti tanah air tak membuat usahanya mengalami penurunan omset. Sebab, pelanggan tetap ada meskipun tidak datang langsung ke warungnya.
“Saya melihat pandemi Covid-19 sangat berdampak pada UKM yang sistem penjualan dan pengantaran masih menggunakan manual,” tuturnya.
“Berbeda dengan saya yang memang sudah menggunakan gojek sebelum pandemi melanda. Jadi saya sudah terbiasa menjual secara online dengan menggunakan jasa pengantaran melalui gojek bentor,” tambahnya.
Senada apa yang dikatakan Dewi Kartika Mutiara. Perempuan asal Kota Gorontalo ini merupakan pelaku IKM yang bergerak dibidang pembuatan kue. ia merasa sangat terbantu dengan layanan Go-Send yang disediakan oleh aplikasi gojek.
“Dengan layanan Go-Send, saya bisa dengan cepat mengantar kue ke tempat penitipan, seperti toko-toko kue dan rumah makan yang tersebar di wilayah Kota Gorontalo. Bahkan kebutuhan bahan pembuatan kue pun, jika habis, bisa langsung dipesan melalui aplikasi gojek,” kata Dewi.
Ibu dengan dua orang anak ini mengatakan, jika pandemi Covid-19 saat ini tidak begitu memberi dampak yang signifikan pada usahanya. Malah dari awal pandemi, usahanya tidak pernah mengalami penurunan. Salah satunya atas bantuan dari transportasi online gojek bentor yang tetap setia mengantarkan kue hasil buatannya ke pelanggan.
“Secara pribadi merasa puas bahwa gojek sendiri sudah menyediakan layanan yang sempurna untuk kami pelaku industri kecil,” tuturnya.
Berbekal pengalaman, ia mengajak kepada seluruh pelaku usaha di Gorontalo untuk mari menggunakan layanan transportasi gojek bentor. Dengan aplikasi gojek kata Dewi, merupakan pengalaman yang luar biasa baginya dalam menjalankan usaha.
“Kita sekarang berada di era digital yang perkembangannya tidak bisa kita hindari. Siapa yang tidak bisa beradaptasi maka dialah yang kalah,” katanya.
“Dengan menggunakan layanan gojek bentor, secara tidak sadar, kita juga sudah membantu mengangkat derajat transportasi khas Gorontalo agar lebih dikenal luas,” ujarnya.
Mengangkat Kearifan Lokal
Sementara City Head Gojek Gorontalo Muhamad Sofwan mengatakan, jika kerjasama antara gojek dan bentor tersebut, tidak lain adalah untuk mengangkat kearifan lokal Gorontalo. Sebab, bentor sendiri merupakan karya asli orang Gorontalo yang patut untuk di apresiasi dengan baik.
“Intinya kita sebagai orang Gorontalo harus mengangkat kearifan lokal. Kita tahu bersama bahwa bentor sendiri merupakan bagian dari ekonomi masyarakat Gorontalo, jadi harus didukung,” kata Owan.
Ia mengaku, jika saat ini antusias pengemudi bentor konvensional berangsur-angsur mulai mendaftarkan diri ke gojek. Sesama pengemudi bentor satu sama lain sudah saling mengajak dengan alasan demi mendapatkan penghasilan lebih.
“Saat ini kami mulai membuka lagi pendaftaran untuk para pengemudi bentor yang ingin bergabung. Memang sudah banyak bentor yang jadi mitra kami, namun saya tidak bisa membocorkan berapa jumlahnya, karena itu merupakan rahasia perusahaan,” ungkapnya.
Terpenting bagi gojek sendiri adalah melayani para pengemudi bentor yang masih manual untuk bergabung. Sementara untuk antusias para pengemudi bentor yang sudah bergabung bisa dilihat dari banyaknya bentor yang menggunakan atribut gojek di Kota Gorontalo.
Kedepan mereka yakin dan percaya, pengemudi bentor yang masih manual, semuanya akan bergabung dengan gojek. Meskipun tanpa ada sosialisasi ke mereka langsung, ini akan menjadi buah bibir di lingkungan para pengemudi
“Jadi kalau mau melihat banyaknya antusia pengemudi bentor yang bergabung di gojek, kita tinggal berdiri saja di jalan Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo. Pasti setiap menit ada bentor gojek yang lewat, mulai dari membawa penumpang hingga mengantar barang,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo Abdul Karim Rauf mengatakan, bahwa jumlah bentor di Gorontalo saat ini sudah mencapai puluhan ribu. Namun, mereka tidak mengetahui pasti berapa jumlah bentor yang sudah bergabung dan menjadi mitra gojek.
“Saya belum mendapatkan data terkait berapa bentor yang sudah bergabung di gojek, nanti tanya saja langsung ke pihak gojek,” kata Karim.
Menurut data yang dirilis oleh Dinas Perhubungan, pada tahun 2018, jumlah bentor di Provinsi Gorontalo mencapai 22.397 bentor yang terbagi di beberapa Kabupaten dan Kota. Diantaranya, Kota Gorontalo 9.446, Kabupaten Bone Bolango 3.423, Kabupaten Gorontalo 7.049, Kabupaten Boalemo 1.002, Pohuwato 1.454 dan Kabupaten Gorontalo Utara hanya ada 33 bentor.
“Itu merupakan data yang kami kumpulkan pada tahun 2018, untuk data yang terbaru masih sementara dirampungkan,” ia menandaskan.
Advertisement