Situs Pemkot Cirebon Diserang Ribuan Kali, Bagaimana Penanganannya?

Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan keamanan informasi siber menjadi pondasi untuk menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.

oleh Panji Prayitno diperbarui 07 Nov 2021, 04:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2021, 04:00 WIB
Situs Pemkot Cirebon Nyaris Diretas, Bagaimana Penanganannya
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati saat menghadiri acara peresmian tim keamanan siber. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Cirebon - Tingginya penggunaan internet di era digital memicu Pemkot Cirebon membentuk keamanan informasi siber untuk menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon Ma’ruf Nuryasa mengungkapkan, serangan siber sempat terjadi pada sistem digital milik Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon.

Hingga 26 Oktober 2021 terdapat 3.817 serangan malware, 180.321 serangan denial of service, 1.271 serangan trojan dan 2 kali serangan web defacement.

“Semua telah ditangani oleh Cirebonkota-CSIRT,” tutur Ma’ruf, Jumat (5/11/2021).

Menurut dia, pembentukan Cirebonkota-CSIRT ini membuktikan Kota Cirebon siap menghadapi serangan siber. Menurut dia, layanan utama CSIRT merupakan layanan reaktif yang terdiri dari peringatan keamanan siber dan penanganan insiden siber.

Selain itu, melindungi keamanan informasi pemerintahan dengan baik. Untuk layanan tambahan meliputi penanganan kerawanan sistem elektronik dan pemulihan insiden.

“Dalam menjalankan perannya, Cirebonkota-CSIRT juga berkolaborasi dengan Cirebon Siaga 112,” tutur Ma’ruf.

Khususnya dalam menerima laporan insiden yang terjadi pada sistem elektronik yang terdapat pada Pemda Kota Cirebon.

Selain itu ada pula layanan proaktif lainnya berupa pemberitahuan hasil pengamatan terkait ancaman yang dapat muncul akibat perkembangan teknologi, politik, ekonomi dan pendeteksi serangan.

“Serta layanan peningkatan kesiapsiagaan penanganan siber yang meliputi analisis resiko dan pembangunan kesadaran dan kepedulian terhadap keamanan siber di Kota Cirebon,” jelas Ma’ruf.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Tim Keamanan Siber

Situs Pemkot Cirebon Nyaris Diretas, Bagaimana Penanganannya
Pemkot Cirebon membentuk tim keamanan siber untuk mengantisipasi kejahatan digital. Foto (Istimewa)

Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawaty mengatakan, keamanan informasi menjadi perhatian dan sangat dibutuhkan. Bahkan keamanan informasi siber menjadi pondasi untuk menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem digital.

Menurut dia, tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang tinggi berbanding lurus dengan resiko dan ancaman keamanannya.

Tim keamanan digital tersebut bernama Computer Security Incident Response Team (CSIRT). Eti mengatakan, tim tersebut akan memberikan pelayanan untuk menjaga keamanan serta keberlangsungan sistem keamanan publik.

“Bahaya insiden siber selalu mengancam. Jangan sampai informasi berharga sampai disalahgunakan,” kata Eti, Jumat (5/11/2021).

Cirebonkota-CSIRT bertanggung jawab untuk menerima, meninjau dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber. tim tersebut, kata dia, harus mengambil peran sebagai pelaksana keamanan siber untuk pembangunan kekuatan siber di Kota Cirebon.

Untuk itu Cyber security harus dilakukan secara terus menerus dan dijalankan oleh satu manajemen tim yang khusus dalam menangani security incident.

Pada kesempatan itu Eti juga berharap tim Cirebonkota-CSIRT dapat melakukan layanan reaktif dan proaktif. Seperti peringatan dini, respon dan recovery.

“Serta menjaga kerentanan dari sebuah sistem,” tutur Eti.

Sementara itu Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan Daerah, Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI), Hasto Prastowo, menjelaskan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat juga menciptakan ketergantungan.

“Ancaman infrastruktur siber juga semakin gencar sehingga perlu menjadi perhatian bersama,” tuturnya.

Saat ini, lanjut Hasto, negara hadir untuk menghadapi ancaman keamanan siber dan BSSN juga telah membentuk ekosistem keamanan dengan membantu sistem riset di seluruh pemerintah kota, pemerintahan di daerah dan sektor masyarakat.

“Kita berupaya untuk menyatukan langkah saat terjadi serangan siber yang masif. Kita akan menyelesaikan bersama-sama,” tutur Hasto.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya