Kala BRI Liga 1 Berdampingan dengan Kearifan Lokal Bali

Ada yang menarik setiap jelang pertandingan BRI Liga 1 2021/2022 di Bali. Panpel selalu menggelar persembahyangan di area stadion.

oleh Dewi Divianta diperbarui 18 Feb 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2022, 08:00 WIB
Panpel BRI Liga 1 2021/2022 di Bali selalu melakukan persembahyangan jelang laga berlangsung (Dewi Divianta/Liputan6.com)
Panpel BRI Liga 1 2021/2022 di Bali selalu melakukan persembahyangan jelang laga berlangsung (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bali - Ada yang menarik di perhelatan kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 seri 4 di Bali. Kompetisi yang akan diselenggarakan hingga akhir maret 2022 mendatang itu selalu mengundang perhatian publik, salah satunya aktivitas persembahyangan dan keterlibatan pecalang, sebagai salah satu upaya mensukseskan ajang sepak bola kasta tertinggi Indonesia itu.

Dia adalah Wayan sita, wanita berwajah manis itu yang selalu membawa perlengkapan persembahyangan di setiap jelang pertandingan akan digelar di tiga stadion venue BRI Liga 1. 

"Wajib setiap mau pertandingan selalu melakukan persembahyangan. Ada beberapa pura-pura kecil di sekitar stadion yang harus disembahyangi," kata Sita kepada Liputan6.com di Gianyar, Kamis (16/2/2022).

Ia menyebut, hal itu sebagai upaya memohon perlindungan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa secara agama Hindu, agar semua kegiatan BRI Liga 1 yang digelar berjalan tanpa ada gangguan tak kasat mata.

"Kita haturkan pejati, canang, ajuman, agar diberikan keselamatan selama kompetisi berlangsung. Ini saya lakukan untuk tiga venue BRI liga 1 di Bali. Semua yg beragama hindu yang menjadi panpel semua diperciki air tirta (suci)," ujar Sita.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengusir Aura Negatif di Sekitar Stadion

Menurutnya, di semua tempat pasti ditempati makluk tak kasat mata, sehingga untuk menghindari adanya aura negatif dirinya diminta oleh koordinator panitia untuk selalu melakukan persembahyangan sebelum pertandingan digelar di stadion.

"Agar diberikan kemudahan, setiap lapangan atau tempat pasti ada hawa-hawa negatif, makanya kita melakukan persembahyangan setiap hari," tutur dia.

Ia menyebut, seusai dirinya berkeliling stadion menghaturkan persembahyangan di beberapa tempat fikiran dan kondisinya akan lebih tenang dan jarang mendapati kendala selama pertandingan digelar di stadion tersebut.

"Terasa santai dan terasa beban seperti hilang, kalau ikhlas pasti dilancarkan. Karena semua tempat ada penunggunya, jadi kita meminta izin dan meminta bantuan agar dilancarkan untuk semua rencan kita agar lancar sampai selesai," kata dia.

Tak hanya itu, yang menarik dari kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 di Bali adalah keterlibatan pecalang yang ikut membantu mengamankan perhelatan tersebut.

Dengan mengenakan pakaian atasan khas adat Bali dipadukan dengan bawahan kain kotak-kotak ditambah memakai udeng, para pecalang nampak sigap di beberapa titik pintu masuk stadion. Hal itu untuk menghindari adanya penonton yang nekat datang ke stadion, sekaligus mengamankan adanya pelanggaran prokes di kompetisi tersebut.

 

Keharmonisan dengan Alam dan Budaya Bali

Direktur PT LIB Sudjarno
Direktur PT LIB Sudjarno. (Liputan6.com/ Dewi Divianta)

Sementara itu, Manager Media dan Publik Relation PT Liga Indonesia Baru (LIB), Hanif Marjuni mengatakan dirinya mengapresiasi dan menghormati apa yang dianut oleh masyarakat Bali. 

"Kami selalu mengapresiasi dan menghormati budaya dan adat setempat. Apalagi kan Bali memang tuan rumah series ini, kegiatan itu bagian dari kegiatan keagamaan yang harus kita hormati bersama," ujar dia.

Hanif menambahkan, terkait dengan keterlibatan pecalang itu adalah bagian dari tim panitia penyelenggara agar setiap pertandingan bisa lebih kondusif dari segala gangguan.

"Dengan adanya pecalang di sekitar stadion, sangat membantu untuk kegiatan sebelum, selama, dan sesudah pertandingan," imbuhnya.

Di sisi lain, Direktur Ops PT LIB, Sudjarno menyebut keterlibatan pecalang sebagai salah satu upaya melakukan pengawasan kepada pemain dan official yang keluyuran di luar kompetisi demi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"LIB akan membuat skema bekerjasama dengan kearifan lokal (pecalang) untuk melakukan pengawasan di akomodasi dan setiap kegiatan kompetisi selama liga 1 di Bali," tutur dia.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya