Liputan6.com, Gorontalo - Sejak harga gas elpiji nonsubsidi atau tabung gas 12 kg mengalami kenaikan, masyarakat pengguna tabung gas tersebut sebagian mulai bermigrasi. Mereka terpaksa membeli tabung gas 3 kilogram untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi ini terpantau di beberapa pangkalan penjual gas elpiji. Warga yang sebelumnya menggunakan gas elpiji 12 kilogram, kini mulai bermigrasi ke gas 3 kilogram atau atau melon.
Advertisement
Baca Juga
Meski belum terlalu banyak yang bermigrasi, namun hal itu mulai terjadi di Provinsi Gorontalo. Bahkan, saat ini gas 3 kilogram cepat habis terjual, tidak seperti biasanya.
"Ada beberapa langganan yang biasanya mereka membeli gas elpiji 12 kilogram, hari ini sudah mulai ada yang beralih," kata Heryan, seorang penjaga pangkalan gas LPG kepada Liputan6.com, Selasa (12/7/2022).
"Saya tidak tahu kenapa, barangkali karena kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi sehingga mereka pindah," tuturnya.
Meski begitu, dirinya mengaku penjualan gas elpiji 3 kilogram hanya dikhususkan untuk masyarakat biasa. Sementara gas nonsubsidi, itu dijual kepada aparatur sipil negara (ASN).
"Kalau ada ASN yang beli gas elpiji 3 kilogram pasti saya tidak kasih. Karena kasihan juga banyak warga yang tidak akan kebagian, kalau itu saya jual ke mereka," ungkapnya.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dirasakan Pembuat Kue Kering
Sementara itu, kenaikan gas elpiji nonsubsidi ini turut dirasakan oleh warga menggunakan gas elpiji 3 kilogram. Gas 3 kilogram yang sebelumnya mudah untuk didapatkan, saat ini mulai susah.
"Biasanya kami datang ke pangkalan, langsung dapat ketika mau membeli, tetapi ini harus menunggu jadwal pangkalan terisi," kata Ramla Abdullah, seorang pengusaha kue kering di Gorontalo.
Menurutnya, dengan adanya kenaikan harga elpiji nonsubsidi ini sangat berdampak pada usaha mereka. Selain gas elpiji mulai sulit untuk didapatkan, juga memperlambat proses produksi usahanya.
"Ketika menunggu pangkalan diisi oleh agen, pasti pekerjaan di usaha tertunda, saat pindah ke pangkalan lain, sama saja, tetap kosong," tuturnya.
"Saat ini ketika ingin mendapatkan gas elpiji 3 kilogram, kami harus menitipkan tabung di pangkalan agar bisa terdata, baru itu bisa dapat," ia menandaskan. Â
Advertisement