Liputan6.com, Solo - Puro Mangkunegaran Solo menggelar misi kebudayaan bertajuk "Kemantren Langenpraja International Roadshow 2022 by Puro Mangkunegaran", untuk memperkenalkan kebudayaan Jawa, khususnya Mangkunegaran kepada masyarakat di luar negeri,.
Baca Juga
Roadshow kebudayaan dilakukan Juli hingga September 2022 ini, memasuki kunjungan terakhir yakni di Bangkok, Thailand pada 16-18 September. Sebelumnya, Malaysia dan Australia menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan kebudayaan yang diinisiasi oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkoenagoro X.
Advertisement
"Kebudayaan Puro Mangkunegaran ingin kami perkenalkan kepada masyarakat seluas-luasnya, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sudah banyak budaya Indonesia yang menjadi warisan budaya dunia dan kami melihat adanya kerinduan, ketertarikan dan kesempatan untuk melakukan hal tersebut di luar negeri,” terang KGPAA Mangkoenagoro X dalam keterangan tertulis, Rabu (21/9/2022).
Lewat roadshow tersebut, Puro Mangkunegaran ingin agar masyarakat internasional bisa melihat budaya Mangkunegaran secara langsung dari sumbernya.
“Relasi internasional di bidang kebudayaan ini sebenarnya sudah dilaksanakan oleh Puro Mangkunegaran di era Mangkunegara sebelumnya. Kami berharap bisa menghidupkan kembali hubungan kerja sama tersebut," ujar KGPAA Mangkoenagoro X.
Saat di Bangkok, Kemantren Langenpraja sebagai penari resmi Puro Mangkunegaran berpartisipasi dalam acara Trade, Tourism, Investment and Cultural (TTIC) Forum di Siam Square One Bangkok, Thailand pada 16-18 September 2022.
Di acara tersebut menampilkan beberapa tarian khas Mangkunegaran, seperti Beksan Gambyong Pareanom dan Beksan Bondoyudho.
Identitas Bangsa
Sementara itu dalam upaya melestarikan sekaligus mempromosikan budaya Indonesia sebagai identitas bangsa, perusahaan penyedia tanda tangan dan identitas digital PT Privy Identitas Pribadi (PrivyID) turut memberikan dukungan pada kegiatan Puro Mangkunegaran ini.
"Keanekaragaman budaya lokal adalah yang menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Budaya lokal yang kaya makna seperti Mangkuegaran ini harus kita lestarikan dan promosikan sebagai bagian dari identitas Bangsa," ungkap CEO PrivyID Marshall Pribadi.
Ketika disinggung tentang kontribusi yang bisa diberikan PrivyID dalam mengembangkan kebudayaan dikaitkan dengan era digitalisasi saat ini, Marshall mengatakan, manusia modern yang semakin sibuk memerlukan aplikasi digital yang dapat memangkas waktu kerjanya, seperti mengelola dokumen pekerjaan dan menandatanganinya lewat aplikasi PrivyID.
"Situasi ini membuat lebih banyak waktu luang yang dapat kita lakukan seperti mengembangkan kebudayaan," ungkap Marshall.
Advertisement