Heboh Pengakuan Anak TK di Pekanbaru Jadi Korban Pelecehan Seksual Temannya, Pihak Sekolah Cuek

Seorang anak laki-laki di sebuah TK di Pekanbaru mendapat pelecehan seksual dari teman sepermainannya di sekolah, orangtua minta kepedulian pihak sekolah.

oleh Syukur diperbarui 12 Jan 2024, 20:48 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2024, 20:48 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Pekanbaru - Orangtua mana yang tidak kaget melihat perubahan perilaku anaknya. Anak yang awalnya selalu ceria kini selalu murung dan diduga menjadi korban pencabulan di sekolah oleh temannya.

Inilah yang dialami Df, orang tua anak salah satu peserta didik di taman kanak-kanak (TK) di Pekanbaru. Segala cara sudah dilakukannya agar sekolah di Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru itu, peduli dengan kejadian yang dialami anaknya.

Df bercerita, anaknya kini berumur 5 tahun 6 bulan. Sejak November tahun lalu, anak laki-lakinya itu sering memegang alat vital sendiri, diduga akibat pencabulan anak TK itu.

Tak hanya itu, anaknya tak jarang mempraktikkan gerakan seperti rukuk. Sang anak kemudian meminta Df berdiri di belakang lalu menyuruh mendekat ke bagian belakangnya.

"Tentu saja saya kaget, ada apa dengan anak saya ini, tak jarang anak saya juga memperlihatkan itunya ke saya dan ibunya," kata Df, Jumat siang, (12/1/2024).

Df berusaha mencari tahu apa yang terjadi dengan mengajak anaknya tidak takut bercerita. Sang anak dengan polos mengaku telah mendapatkan pelecehan dari teman bermainnya di sekolah.

"Terduga pelakunya teman sekolahnya di TK, masih anak-anak," kata Df.

Df kemudian datang ke sekolah menceritakan apa yang dialami anaknya, termasuk perubahan perilaku sang buah hati. Df meminta pertanggungjawaban sekolah karena sudah mempercayakan pendidikan dini anaknya di sana.

"Pihak sekolah hanya diam, tidak ada tindakan pengobatan ataupun terapi untuk anak saya, sudah sering saya ke sekolah dengan istri tapi hasilnya sama," kata Df.

 

Berharap Iktikad Baik

Df dan istri akhirnya membawa anaknya ke psikiater dan visum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Dan hingga kini, pihak sekolah masih diam walaupun sang anak sudah tidak mau bersekolah lagi.

"Pihak sekolah tidak pernah menghubungi, tidak pernah bertanya kabar dan kondisi anak, tidak ada itikad baik menyelesaikan, padahal terjadi di sekolah dan saat jam sekolah," jelas Df.

Menurut Df, pihak sekolah seolah menganggap kejadian ini hal biasa. Bahkan pihak sekolah mengancam akan menuntut Df dengan pencemaran baik jika tidak terbukti.

"Saya sudah melaporkan ini ke Polsek Tampan, saya lakukan ini untuk anak dan pihak sekolah yang hanya diam," tegas Df.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya