Liputan6.com, Bandung - Sebelum datangnya bulan Ramadan, umat muslim di seluruh dunia telah mempersiapkan dirinya dengan penuh kasih untuk melaksanakan ibadah di bulan suci tersebut. Para umat muslim juga biasanya melaksanakan tradisi ziarah kubur.
Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang masih sering dilakukan umat muslim di Indonesia dalam menyambut bulan puasa. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara mengunjungi makam keluarga atau orang terdekat yang sudah tiada.
Baca Juga
Ketika melaksanakan ziarah kubur seseorang tidak hanya mengenang orang-orang yang meninggalkan kita. Tetapi juga menjadi momen untuk melakukan refleksi atau intropeksi diri untuk menjadi lebih baik.
Advertisement
Melansir dari Nu Online tradisi ziarah kubur menjadi amalan yang dianjurkan dalam agama Islam. Ketika mengunjungi makam dan melantunkan dzikir dan doa-doa menjadi sarana (washilah) untuk seorang hamba dalam menghormati para pendahulu.
Kemudian mendoakannya dan menjadi momen dalam merenungi hidup yang kelak semua orang pasti akan berakhir. Rasulullah SAW juga mempraktikan dan mengajarkan apa yang hendaknya dibaca ketika seseorang melakukan ziarah kubur.
Melansir dari Shahih Muslim dijelaskan ketika keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makan Rasulullah sendiri). Rasulullah sering menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut.
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
(Assalamu’alaikum dara qaumin mu’minin wa atakum ma tu’adun ghadan mu’ajjalun, wa inna insya-Allahu bikum lahiqun)
Artinya: “Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok dan kami insyaallah akan menyusul kalian”.
Doa dan Urutan Ziarah Kubur
Ketika melaksanakan ziarah kubur tentunya para peziarah memberikan doa serta ada beberapa urutan yang bisa dilakukannya. Berikut ini adalah doa termasuk urutannya:
1. Hal pertama ketika melaksanakan ziarah kubur adalah dengan mengucapkan salam terlebih dahulu, salam ini adalah salam yang khusus diucapkan ketika berziarah dan bisa mengucapkan salam berikut:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
(Assalamu’alaikum dara qaumin mu’minin wa atakum ma tu’adun ghadan mu’ajjalun, wa inna insya-Allahu bikum lahiqun)
Artinya: “Assalamualaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian”
2. Selanjutnya peziarah bisa membaca istighfar ketika sampai di kuburan yang di ziarah
أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
(Astaghfirullah hal adzmin alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi)
Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia yang maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya”
3. Setelah itu peziarah membacakan surah Al-Fatihah sebanyak tiga kali ketika berziarah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ
(Bismillahir rahmanir rahim Alhamdulillahi rabbil ‘alamin Ar Rahmaanirrahiim Maaliki yaumiddin Iyyaakana’budu wa iyyaaka nasta’iin ihdinash-shirraatal musthaqiim Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi’alaihim waladh-dhaalliin)
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang Segala Puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam Yang Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan mereka yang dimurkai, dan bukan mereka yang sesat.”
Advertisement
Selanjutnya
4. Lalu membacakan surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
(Qul huwallahu ahad, allahu somad, lam yalid wa lam yulad, wa lam yakul lahu kufuwan ahad)
Artinya: “Katakanlah, Dialah Yang Maha Esa. Allah adalah tuhan tempat bergantung oleh segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya”
5. Kemudian setelah itu membacakan surat Al-Falaq
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
(Qul auudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiwin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarii haasidin idzaa hasad)
Artinya: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia mendengki”
6. Setelah membaca Al-Falaq dilanjutkan dengan membaca surat An-Nas
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ
مَلِكِ النَّاسِۙ
اِلٰهِ النَّاسِۙ
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ
(Qul auudzu birobbinnaas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzi yuwaswisu fil shuduurin naas, minal jinnati wan naas)
Artinya: “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia. Sesembahan manusia, jadi kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikan kejahatan ke dalam dada manusia. Dari setan dan manusia”
Berikutnya
7. Lanjut dibaca dengan membaca ayat kursi
8. Setelah itu bacaan dilanjut juga dengan membaca surah yasin
9. Kemudian membaca tahlil, zikir, dan salawat
10. Adapun peziarah bisa membacakan doa ziarah kubur
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ
الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
(Allahummaghfìrlahu war hamhu wa 'aafìhìì wa'fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì' madholahu, waghsìlhu bìl maa'ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì.
Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.)
Artinya: “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.”
“Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya” (HR Muslim)
Advertisement