Bagaimana Teknologi Membentuk Kehidupan Sehari-hari Gen Z?

Teknologi telah mengubah cara hidup Gen Z dalam berbagai aspek kehidupan.

oleh Novia Harlina diperbarui 22 Sep 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi Generasi Z atau Gen Z. Tenaga Kerja
Ilustrasi Generasi Z atau Gen Z (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Generasi Z, atau yang biasa disebut Gen Z, merupakan kelompok individu yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2010-an. Mereka dikenal sebagai generasi yang tidak pernah terpisah dari teknologi sejak usia dini.

Dengan smartphone, internet, dan media sosial yang sudah menjadi bagian integral dari kehidupan mereka, gaya hidup digital Gen Z berbeda secara signifikan dari generasi-generasi sebelumnya.

Teknologi tidak hanya memengaruhi cara mereka berkomunikasi, tetapi juga membentuk identitas, pendidikan, hiburan, serta cara pandang mereka terhadap dunia.

Lalu, bagaimana teknologi membentuk kehidupan sehari-hari gen Z? Berikut Liputan6.com rangkum untuk Anda yang dilansir dari berbagai sumber:

1. Selalu Online

Salah satu ciri utama gaya hidup Gen Z adalah keterhubungan yang konstan. Mereka selalu terhubung melalui perangkat pintar, baik untuk berkomunikasi dengan teman, mengakses media sosial, atau mencari informasi.

Platform seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat bukan hanya menjadi tempat berbagi momen, tetapi juga wadah untuk mengekspresikan identitas mereka.

Kebutuhan untuk selalu terhubung membuat Gen Z sangat mahir dalam multitasking digital. Mereka bisa berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan mudah, dan bahkan mampu melakukan beberapa hal sekaligus, seperti belajar sambil mendengarkan musik atau menonton video.

Namun, gaya hidup ini juga memunculkan tantangan, seperti kecanduan media sosial dan dampaknya pada kesehatan mental.

2. Belajar dari Mana Saja

Gen Z tumbuh dalam era di mana pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas. Dengan hadirnya platform pembelajaran online seperti Coursera, Khan Academy, dan YouTube, mereka dapat belajar dari mana saja, kapan saja. Bagi mereka, teknologi adalah alat yang mempermudah akses terhadap pengetahuan.

Bahkan di sekolah formal, teknologi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses belajar-mengajar. Pembelajaran berbasis aplikasi, presentasi menggunakan perangkat pintar, dan riset melalui internet adalah hal yang lumrah.

Gen Z cenderung lebih adaptif terhadap metode pembelajaran online, terutama setelah pandemi COVID-19 yang mempercepat adopsi sistem belajar jarak jauh.

3. Konten Sesuai Selera

Ketika berbicara tentang hiburan, Gen Z lebih memilih layanan digital daripada media tradisional. YouTube, Netflix, dan layanan streaming lainnya telah menggantikan televisi konvensional sebagai sumber utama hiburan.

Mereka juga menjadi pengonsumsi konten pendek yang cepat dikonsumsi, seperti video di TikTok atau Reels Instagram.

Selain itu, Gen Z juga tidak hanya sebagai penonton pasif. Banyak dari mereka yang menjadi konten kreator, memproduksi video, podcast, atau tulisan di blog pribadi.

Kreativitas yang mereka bagikan di dunia maya tidak hanya menjadi sarana untuk berekspresi, tetapi juga peluang untuk mendapatkan penghasilan.

4. Komunikasi Instan

Jika generasi sebelumnya terbiasa dengan panggilan telepon atau SMS, Gen Z lebih nyaman menggunakan aplikasi pesan instan dan media sosial untuk berkomunikasi.

WhatsApp, Telegram, dan Instagram Direct adalah alat komunikasi utama mereka. Percakapan berbentuk teks, emoji, dan meme telah menggantikan komunikasi verbal dalam banyak situasi.

Menariknya, meskipun komunikasi instan ini memudahkan mereka untuk tetap terhubung, penelitian menunjukkan bahwa interaksi digital dapat mengurangi kualitas hubungan tatap muka.

Gen Z terkadang kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang mendalam karena lebih terbiasa berkomunikasi melalui layar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


5. E-commerce dan Tren Belanja Online

Berbelanja secara online adalah bagian penting dari gaya hidup Gen Z. Dengan platform seperti Shopee, Tokopedia, dan Instagram Shopping, mereka dapat membeli apa saja dengan sekali klik.

Teknologi digital memungkinkan mereka untuk membandingkan harga, membaca ulasan produk, dan bahkan mendapatkan rekomendasi berdasarkan preferensi pribadi.

Gen Z juga lebih cenderung mendukung merek yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan mereka, seperti keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Mereka menggunakan media sosial dan platform digital untuk mengecek reputasi dan etika bisnis sebelum memutuskan untuk membeli produk.

6. Dampak Sosial Teknologi Terhadap Gen Z

Meski teknologi membawa banyak kemudahan dan peluang, tidak bisa dipungkiri bahwa ada dampak sosial yang harus diperhatikan.

Kecanduan layar, gangguan tidur, dan meningkatnya rasa cemas adalah beberapa masalah yang dialami oleh Gen Z akibat penggunaan teknologi yang berlebihan.

Namun, di sisi lain, teknologi juga memberi mereka kekuatan untuk bersuara dan menyebarkan kesadaran akan isu-isu penting, seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan kesehatan mental. Mereka menggunakan platform digital untuk mengorganisir gerakan sosial dan membuat perubahan nyata.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya