Kenali Bahaya Penyakit Gondongan yang Bisa Sebabkan Komplikasi

Kasus penyakit gondongan di Kota Yogyakarta cukup tinggi. Dokter Spesialis anak menjelaskan kepada orang tua bagaimana mengenali bahaya penyakit gondongan agar tidak sebabkan komplikasi.

oleh Yanuar H diperbarui 24 Okt 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2024, 08:00 WIB
Benarkah Kapur Biru Sembuhkan Penyakit Gondongan? (Airdone/Shutterstock)
Benarkah Kapur Biru Sembuhkan Penyakit Gondongan? (Airdone/Shutterstock)

Liputan6.com, Yogyakarta - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta ada 157 anak usia SD terkena penyakit gondongan atau parotitis. Jumlah ini dinilai meningkat dari rentang Agustus hingga September 2024. Dokter Spesialis Anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Ratni Indrawanti mengatakan bahwa gondongan adalah infeksi yang terjadi pada kelenjar ludah, letaknya ada di bawah daun telinga. Virus bernama paramyxovirus menjadi penyebab infeksi ini yang membuat pasien merasakan gejala 16–18 hari lamanya.

Pada 2–3 hari pertama, gejala yang mungkin timbul adalah demam, pusing, badan tidak nyaman, terkadang disertai batuk atau muntah lalu diikuti gejala selanjutnya pembesaran pada kelenjar ludah yang terasa sakit. “Pembesaran ini berlangsung 5–7 hari dan bisa terjadi di dua sisi leher. Setelahnya gondongan akan mengecil dengan sendirinya,” kata Ratni dalam podcast bulanan Tropmed Talk oleh Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM, Senin 21 Oktober 2024.

Mayoritas penyakit gondongan bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi gondongan juga dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal. Komplikasi lainnya yang bisa terjadi adalah pneumonia dan pankreatitis atau peradangan pada pankreas. “Jika menjalar sampai otak, bisa menyebabkan radang otak,” ujar Ratni.

Ratni mengatakan selain itu gejala lain yang mungkin timbul adalah kejang, dan penurunan kesadaran. Sementara penularan yang terjadi pada usia remaja atau dewasa bisa menyebabkan orchitis atau peradangan testis pada laki-laki dan ovaritis atau peradangan ovarium pada wanita. “Ibu hamil juga turut terancam komplikasi berat hingga berakibat pada keguguran, terutama jika terjangkit saat usia kehamilan kurang dari 12 minggu,” katanya.

Menurutnya penularan gondongan ini termasuk mudah yaitu melalui droplet atau cipratan air liur yang keluar saat bersin, berteriak, atau batuk. Virus dalam droplet ini bisa hidup selama beberapa jam yang memungkinkannya terjadi penularan tidak langsung. "Penularan ini terjadi jika seseorang menyentuh droplet yang ada di permukaan benda, lalu menyentuh hidung atau mulut."

Ratni mengatakan karena penularan yang mudah ini maka pasien penyakit gondongan perlu diisolasi selama lima hari terhitung sejak mulai demam. Oleh karena itu pentingnya mencegah penularan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan dapat pula dilakukan pemberian vaksin MMR.

“Ini adalah vaksin kombinasi, bisa untuk mencegah tiga penyakit, jika pernah terjangkit gondongan dengan dibuktikan oleh tes antibodi, maka vaksinasi MMR boleh tidak diberikan,” katanya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya