Sejarah Benteng Otanaha, Saksi Bisu Perjuangan Masyarakat Gorontalo Melawan Penjajah

Pada awalnya, benteng ini digunakan sebagai tempat perlindungan oleh Raja Ilato, seorang pemimpin Gorontalo pada masa itu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 13 Des 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 13 Des 2024, 00:00 WIB
Sejarah Benteng Otanaha, Saksi Bisu Perjuangan Masyarakat Gorontalo Melawan Penjajah
Wisatawan ketika menikmati keindahan Benteng Otanaha di Kota Gorontalo, 5 Juli 2016. Benteng yang dibangun oleh Bangsa Portugis pada tahun 1522 ini seolah menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Gorontalo. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Benteng otanaha di Gorontalo sebenarnya berasal dari dua kata yaitu ota dan naha. Ota berarti benteng dan naha adalah nama orang yang menemukan.

Jadi Otanaha adalah benteng yang ditemukan oleh Naha. Dibangun pada abad ke-15, benteng ini memiliki nilai historis yang tak ternilai karena menjadi saksi bisu dari perjuangan masyarakat Gorontalo melawan berbagai ancaman, termasuk penjajahan asing.

Nama Otanaha sendiri berasal dari legenda rakyat yang melibatkan seorang pangeran bernama Naha. Menurut cerita, Benteng Otanaha dibangun oleh masyarakat Gorontalo dengan bantuan orang-orang Portugis yang datang ke wilayah tersebut.

Pada awalnya, benteng ini digunakan sebagai tempat perlindungan oleh Raja Ilato, seorang pemimpin Gorontalo pada masa itu. Namun, seiring berjalannya waktu, benteng ini menjadi benteng pertahanan strategis.

Ketika Portugis mencoba memperluas pengaruh mereka di kawasan ini, hubungan antara mereka dan masyarakat Gorontalo memburuk. Benteng ini kemudian direbut kembali oleh penduduk lokal yang dipimpin oleh Pangeran Naha dan keluarganya.

Benteng memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Masing-masing jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan.

Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan yaitu 348 anak tangga.

Legenda setempat menceritakan bahwa Pangeran Naha, bersama ibunya, Boki, dan saudaranya, Pangeran Ndoba, menggunakan benteng ini sebagai markas untuk melawan musuh. Nama Otanaha diyakini berasal dari gabungan kata Ota atau benteng dan Naha dari nama sang pangeran.

Kental Sejarah

Selain itu, terdapat dua benteng lain di sekitarnya, yakni Benteng Ulupahu dan Benteng Itamula, yang semuanya saling terhubung dalam rangkaian pertahanan melawan penjajah.

Keunikan Benteng Otanaha tidak hanya terletak pada sejarahnya, tetapi juga pada bahan bangunan yang digunakan. Konon, dinding benteng ini terbuat dari campuran batu kapur dan putih telur, menjadikannya struktur yang kuat dan tahan lama.

Benteng ini juga memiliki 348 anak tangga yang menghubungkan puncak bukit dengan dasar, memberikan akses yang cukup menantang sekaligus menawarkan pemandangan indah selama pendakian. Hingga saat ini, Benteng Otanaha menjadi salah satu destinasi wisata sejarah utama di Gorontalo.

Selain sebagai tempat wisata, benteng ini juga menjadi pengingat akan semangat perjuangan masyarakat Gorontalo dalam mempertahankan tanah air mereka.

Wisatawan yang berkunjung dapat merasakan aura sejarah yang kental, sembari menikmati keindahan alam yang mengelilingi situs ini. Benteng Otanaha bukan hanya sebuah monumen fisik, tetapi juga simbol dari keberanian, kebanggaan, dan identitas masyarakat Gorontalo.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya