Liputan6.com, Bulungan - Museum Kesultanan Bulungan berlokasi di Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Museum ini menyimpan jejak Kesultanan Bulungan yang hampir terlupakan.
Mengutip dari indonesiakaya.com, nama Kesultanan Bulungan memang terdengar kurang familier. Dahulu, kesultanan ini berdiri di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
Advertisement
Pada 17 Agustus 1949, wilayah Bulungan sebenarnya ditetapkan sebagai salah satu daerah istimewa. Saat itu, wilayah Bulungan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Konvensi Malinau.
Advertisement
Baca Juga
Pada masanya, Kesultanan Bulungan merupakan kesultanan besar yang mencakup wilayah pesisir Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan. Pada 1964, kesultanan ini sempat dihancurkan oleh Tentara Republik Indonesia karena dianggap membelot dan membela Malaysia.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, ketegangan terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Kesultanan Bulungan menjadi wilayah yang terkena imbas dari ketegangan tersebut. Kala itu, Kesultanan Bulungan dianggap membelot dan memihak pada Malaysia.
Hingga pada pada 1964, Kesultanan Bulungan pun dihancurkan dengan cara dibakar oleh Tentara Republik Indonesia yang saat itu berada di bawah perintah Brigadir Jenderal Suharyo. Tak hanya menghancurkan Istana Kesultanan Bulungan, beberapa anggota kesultanan juga dieksekusi.
Salah satu jejak Kesultanan Bulungan yang masih tersisa adalah keberadaan Museum Kesultanan Bulungan. Museum ini dibangun di lokasi yang sama dengan Istana Kesultanan Bulungan.
Museum ini masih menyimpan sebagian benda-benda peninggalan dari Kesultanan Bulungan yang masih bisa diselamatkan. Sakah satu yang masih tersisa adalah replika singgasana Kesultanan Bulungan. Pada halaman depan museum, terdapat meriam peninggalan Kesultanan Bulungan pada zaman dahulu.
Museum Kesultanan Bulungan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi. Museum ini menyimpan kisah, sejarah, peristiwa, dan luka di masa lalu yang bisa menjadi sarana edukasi.
Penulis: Resla