Liputan6.com, Jakarta - Rilis kinerja emiten berkapitalisasi besar mencatatkan kinerja laba tumbuh tipis pada kuartal I 2014. Akan tetapi, sejumlah analis menilai, kinerja emiten berkapitalisasi besar itu masih sesuai harapan di tengah ekonomi melambat. Lalu bagaimana rekomendasi sahamnya?
Analis PT Samuel Sekuritas, Joseph Pangaribuan menuturkan, pertumbuhan kinerja emiten berkapitalisasi besar ini masih sejalan dengan estimasi pelaku pasar di tengah ekonomi Indonesia melambat.
Baca Juga
Hal senada dikatakan, Analis PT Syailendra Capital, Lanang Trihardian. Menurut Lanang, pertumbuhan kinerja emiten melambat masih wajar. Hal itu didorong dari permintaan domestik yang direm ditambah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) telah naik menjadi 7,5%.
Advertisement
"Secara umum kinerja emiten masih sesuai harapan, ada satu hingga dua emiten yang melebihi harapan," kata Lanang, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (29/4/2014).
PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih naik 9,67% menjadi Rp 4,72 triliun pada kuartal I 2014. Kenaikan laba ini diikuti kenaikan pendapatan sekitar 6,73% menjadi Rp 49,82 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2014.
Kenaikan ini juga diikuti kenaikan marjin laba menjadi 9,48% pada kuartal I 2014. Kinerja PT Astra International Tbk ini ditopang dari divisi agribisnis, alat berat dan pertambangan serta teknologi informasi. Lanang menuturkan, kinerja Astra itu masih sejalan dengan target di tengah bisnis otomotif semakin ketat dan rupiah melemah.
"Kompetisi roda empat begitu ketat sekali terutama pasar terbesar ASII di low end MPV di Avanza dan Xenia. Beban perseroan pun meningkat di iklan dan promosi, akan tetapi perseroan terbantu oleh kinerja Astra Agro," kata Lanang.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencetak laba naik tipis 4,96% dari Rp 3,47 triliun sepanjang kuartal I 2013 menjadi Rp 3,64 triliun pada kuartal I 2014. Pendapatan perseroan naik 8,71% menjadi Rp 21,25 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2014. Marjin laba perseroan turun menjadi 17,17%.
Perseroan mengalami kenaikan di sejumlah pos beban. Beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi naik menjadi Rp 5,1 triliun pada kuartal I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,69 triliun. Rugi selisih kurs tercatat sekitar Rp 52 miliar.
Sedangkan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan pendapatan naik 11,39% menjadi Rp 3,09 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2014. Kenaikan pendapatan ini diikuti kenaikan laba sebesar Rp 536,3 miliar, atau tumbuh 8,74%.
PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan pendapatan naik 11,66% menjadi Rp 13,9 triliun pada kuartal I 2014. Lalu laba bersih perseroan naik 2,27% menjadi Rp 1,19 triliun.
Rekomendasi Saham Kapitalisasi Besar
Lanang mengatakan, kinerja saham ASII telah sesuai dengan kinerja fundamentalnya. Saham ASII telah reli seiring investor memburu saham ASII pada awal tahun 2014.
Dalam riset PT Bahana Securities merekomendasikan hold saham ASII. Di riset itu menyebutkan, PT Astra International Tbk diprediksikan menghadapi persaingan ketat di sektor otomotif sehingga mempengaruhi kinerja. Akan tetapi, momentum kenaikan harga komoditas dapat menjadi sentimen positif untuk ASII.
Sementara itu, Analis PT First Asia Capital David Sutyanto merekomendasikan, sell on strength saham berkapitalisasi besar.
"Saya melihat harga sahamnya sudah terlalu tinggi. Sell on strength," ujar David.
Saham ASII telah naik sekitar 11,76% dari harga penutupan Rp 6.800 pada 30 Desember 2013 menjadi Rp 7.600 pada 28 April 2104. Sementara itu, saham TLKMÂ naik 8,37% dari Rp 2.150 pada penutupan 30 Desember 2013 menjadi Rp 2.330 per saham pada 38 April 2014.
Saham PTBA turun 8,37% ke level Rp 10.175 per saham pada 28 April 2014. Sedangkan saham UNTR naik 10,52% ke level Rp 21.000 per saham pada 28 April 2014.