Bursa Asia Terjatuh Menunggu Referendum Inggris

Jajak pendapat Inggris terkait rencana untuk keluar dari Uni Eropa masih menjadi sentimen utama pergerakan bursa Asia.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Jun 2016, 08:39 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2016, 08:39 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang3
Jajak pendapat Inggris terkait rencana untuk keluar dari Uni Eropa masih menjadi sentimen utama pergerakan bursa Asia.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia melemah pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini. Pelaku pasar lebih memilih menahan aksi jelang referendum Inggris. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (22/6/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,3 persen pada pukul 09.27 waktu Tokyo, Jepang. Indeks Topix Jepang juga tergelincir 0,6 persen. Sedangkan Indeks S&P/ASX 200 Australia berada di dua kutub. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,4 persen.

Jajak pendapat Inggris terkait rencana untuk keluar dari Uni Eropa masih menjadi sentimen utama pergerakan bursa Asia. Indeks berayun antara zona merahdna zona hijau.

Beberapa skenario telah diutarakan oleh para ekonom mengenai untung dan rugi jika Inggris keluar dari Uni Eropa. Hasil survei dari beberapa lembaga mengenai rencana referendum tersebut masih menjadi acuan pelaku pasar menjalankan aksi beli atau jual.

Sementara, sentimen lain yang juga mempengaruhi gerak bursa global dan juga bursa Asia adalah rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengatakan bahwa otoritas moneter masih akan menunggu waktu yang tepat untuk mengubah suku bunga.

"Sentimen dari Bank Sentral AS sudah lama, saat ini pelaku pasar lebih memilih untuk menunggu hasil jajak pendapat Inggris," jelas Ric Spooner, analis pasar modal CMC Markets, Sydney, Australia.

Para pelaku pasar yang memilih untuk bertransaksi jangka pendek masih tetap berhati-hati dalam menjalankan aksinya. Risiko yang bisa terjadi cukup besar jika mengerahkan seluruh kekuatan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya