Liputan6.com, Jakarta - PT Antam (Persero) Tbk mampu mencatatkan peningkatan signifikan profitabilitas untuk periode Januari-September 2016. Untuk periode tersebut, Antam mampu mencatatkan laba Rp 38,3 miliar. Sedangkan untuk periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan mencatatkan rugi Rp 1,04 triliun.
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito mengatakan, capaian laba bersih di kuartal III 2016 ini menunjukan kinerja finansial perseroan telah kembali di jalur yang benar untuk dapat memberikan profitabilitas dan imbal hasil yang baik kepada pemegang saham.
Baca Juga
"Optimalisasi produksi dan penjualan serta efisiensi yang berkelanjutan termasuk peningkatan penjualan bijih nikel ke smelter dalam negeri akan semakin diintensifkan sehingga kinerja Antam akan semakin positif," kata Dimas dalam keterangannya, Selasa (1/11/2016).
Advertisement
Penjualan bersih Antam hingga September 2016 tercatat sebesar Rp 6,45 triliun dengan pasar ekspor menjadi pasar terbesar dengan kontribusi 59 persen atau Rp 3,79 triliun.
Kinerja ekspor Antam mendapat apresiasi Pemerintah dengan perolehan Penghargaan Primaniyarta 2016 untuk Kategori Eksportir Berkinerja tahun 2016.
Penghargaan Primaniyarta merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perdagangan kepada para pelaku usaha nasional berorientasi ekspor yang dinilai berprestasi dalam meningkatkan ekspor non migas.
Emas masih menjadi kontributor terbesar penjualan bersih Antam dengan nilai Rp 4,36 triliun atau 68 persen dari total penjualan di kuartal 3 2016.
Feronikel menjadi kontributor terbesar kedua penjualan Antam hingga September 2016 berkontribusi Rp1,49 triliun atau 23 persen dari total penjualan. Penjualan bijih nikel ke smelter dalam negeri sudah berkontribusi Rp 248 miliar atau 4 persen dari total penjualan.
Pada kuartal III 2016, belanja modal Antam tercatat sebesar Rp 841,8 miliar yang terdiri dari Rp 190,1 miliar untuk investasi rutin, Rp 642,2 miliar untuk investasi pengembangan dan Rp 9,5 miliar untuk biaya ditangguhkan. Belanja modal untuk investasi pengembangan terutama digunakan untuk penyelesaian Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) dengan jumlah keseluruhan investasi Rp 561,7 miliar.
Antam telah menyelesaikan PLTU Batubara berkapasitas 2x30MW yang merupakan bagian dari P3FP dan tengah bersiap dalam penyelesaian P3FP dengan estimasi operasi komersial menjelang akhir tahun 2016.
Sementara dalam Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH), ANTAM telah menunjuk konsorsium unincorporated Kawasaki Heavy Industries, Ltd. (KHI) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebagai pemenang tender kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) turnkey P3FH Tahap 1 Line 1 dengan nilai kontrak sebesar Rp 3,42 triliun.
Untuk mendukung pendanaan proyek-proyek pengembangan, Antam melakukan kerjasama di bidang keuangan hingga sejumlah US$ 1,5 miliar dengan PT Bank ICBC Indonesia.
Kerjasama ini dapat berupa pinjaman jangka pendek termasuk diantaranya pinjaman modal kerja dan pinjaman jangka panjang termasuk diantaranya pinjaman untuk keperluan investasi, akuisisi, pendirian perusahaan anak perusahaan, pembangunan pabrik baru, dan pengembangan sarana produksi maupun sarana distribusi.
Di kuartal III 2016, Antam juga melanjutkan upaya-upaya efisiensi dan berhasil menghemat Rp 23,1 miliar. Penghematan dilakukan dalam penggunaan bahan-bahan untuk kegiatan operasional di unit bisnis serta negosiasi kontrak dengan pihak ketiga.
Dengan biaya tunai feronikel mencapai US$ 3,38 per lb dan biaya tunai emas mencapai US$ 837,07 per oz, Antam tetap berkomitmen menjadi salah satu produsen feronikel dan emas berbiaya rendah. (Yas/Gdn)