Liputan6.com, Jakarta - Analis memprediksi aksi demo yang akan dilakukan 4 November 2016 oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) bila berjalan aman tidak berdampak terhadap pasar keuangan Indonesia.
Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnama menuturkan, salah satu alat ukur investasi yaitu kondisi keamanan, politik, dan hukum. Ada aksi demo 4 November akan memberikan sentimen negatif ke laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Lucky menilai, katalis rencana demo 4 November itu juga telah ditunjukkan dari pergerakan IHSG pada perdagangan saham Kamis (3/11/2016).
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, IHSG melemah 20,77 poin atau 0,38 persen ke level 5.384,68. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 157.874 kali dengan volume perdagangan 4,7 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.048.
Baca Juga
"Pelaku pasar jadi khawatir sehubungan dengan informasi demo besok," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, perilaku pelaku pasar juga batasi kegiatan transaksi perdagangan saham. Pelaku pasar dinilai menunggu dan melihat kondisi terbaru untuk antisipasi demo besok.
Namun, Lucky mengimbau agar pelaku pasar tidak terlalu khawatir berlebihan. Hal itu mengingat ekonomi Indonesia masih tumbuh hingga di level 5 persen. "Sentimen demo 4 November itu hanya memberikan sentimen jangka pendek saja," ujar dia.
Hal senada dikatakan Analis PT First Asia Capital David Sutyanto. Ia menuturkan, pelaku pasar cenderung menunggu dan melihat kondisi terbaru terkait demo besok. Ia pun memperkirakan, aksi demo tidak akan terlalu berpengaruh ke laju IHSG asal berjalan dengan tertib dan aman.
Selain faktor internal, David menilai kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve soal suku bunga juga akan mempengaruhi pasar. Namun, the Federal Reserve belum akan keluarkan kebijakan agresif hingga terbentuk pemerintahan baru. Hingga akhir tahun, David masih optimistis IHSG tembus 5.600.
Advertisement
Gerak Rupiah
Sementara itu, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menuturkan isu demo sudah biasa dihadapi masyarakat Indonesia. Karena itu, aksi demo 4 November bila berjalan aman, menurut David tidak akan mengganggu pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Kelihatannya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih stabil. Tidak ada pengaruhnya. Seperti yang terjadi saat bom Thamrin tidak terlalu pengaruh kecuali kondisi politik dan keamanannya seperti di Thailand," kata David.
David menilai, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih dipengaruhi sentimen eksternal yaitu kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve dan pemilihan umum di AS. The Federal Reserve akhirnya tetap mempertahankan suku bunga pada pertemuan awal pekan dan ini sesuai harapan pelaku pasar. The Federal Reserve mempertahankan suku bunga hingga mendapatkan bukti lanjutan untuk penguatan ekonomi. Diprediksi the Federal Reserve menaikkan suku bunga pada akhir tahun 2016.
David mengatakan, pelaku pasar pun sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed pada Desember 2016. Adapun hal yang perlu dicermati hingga akhir tahun, menurut David yaitu pergerakan harga komoditas dan kondisi perbankan di Eropa. "Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 12.900-Rp13.300 hingga akhir tahun," kata dia. (Ahm/Ndw)
Advertisement