Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan pada perdagangan saham sepekan ini. Sejumlah data ekonomi dari dalam negeri mempengaruhi laju indeks saham.
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, beberapa data ekonomi nasional akan keluar pada pekan ini. Di antaranya, data ekspor impor, rilis suku bunga acuan, dan pertumbuhan pinjaman.
"Di mana neraca perdagangan diperkirakan berkurang hingga di level US$ 0,75 miliar dari US$1,21 miliar dengan ancaman tumbuhnya aktivitas impor menjelang akhir tahun," kata dia di Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Advertisement
Tak hanya dari dalam negeri, sentimen global juga menentukan arah IHSG. Di Asia sendiri, dia bilang, China akan merilis tingkat penjualan ritel, produksi industri. Kemudian, Jepang akan merilis data manufaktur.
Baca Juga
"Dan yang menjadi fokus utama investor yakni data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti penjualan ritel, stok persediaan minyak, tingkat pengaguran dan tingkat kemampuan konsumen guna mengukur kekuatan ekonomi AS menghadapi peningkatan biaya pinjaman," jelas dia.
Lanjar memperkirakan IHSG akan bergerak pada support 5.160 dan resistance 5.315. Beberapa saham pilihan Lanjar antara lain PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Sepanjang pekan lalu (5-9 Desember 2016), IHSG menguat sebanyak 1,19 persen ke level 5.308,13 dari posisi pekan sebelumnya 5.245,96. Kapitalisasi pasar juga menguat 1,31 persen menjadi Rp 5.756,35 triliun dari Rp5.681,93 triliun di pekan sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 12,89 persen menjadi Rp 7,21 triliun dari Rp 8,27 triliun sepekan sebelumnya.
Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami perubahan 29,43 persen menjadi 11,17 miliar unit saham dari 15,82 miliar unit saham.
Rata-rata frekuensi transaksi harian BEI berubah 11,69 persen menjadi 294,35 ribu kali transaksi dari 333,32 ribu kali transaksi.
Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 2,26 triliun. Meski demikian, secara tahunan di tahun 2016 investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp 17,08 triliun. (Amd/Gdn)