Teror di London Bikin Bursa Asia Bervariasi

Analis menilai serangan di London pada akhir pekan lalu berdampak terbatas ke pasar keuangan dan saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jun 2017, 08:40 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2017, 08:40 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang2
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia melemah pada awal pekan ini dipicu teror di London, Inggris pada akhir pekan lalu.

Teror di London tersebut juga berdampak negatif untuk perdagangan mata uang Inggris pound sterling. Sebelumnya pound diperdagangkan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran 1.845.

Analis menilai dampak teror di  London yang terjadi akhir pekan lalu berdampak terbatas. "Dampak dari serangan di London baru-baru ini cenderung memiliki dampak "sangat terbatas" di pasar. Jika melihat berbagai serangan dalam enam bulan hingga sembilan bulan terakhir di Eropa dan bagian lain di dunia, dampaknya di pasar cenderung terbatas," ujar Chief Asia Market Strategist JP Morgan Asset Management, Tai Hui, seperti dikutip dari laman CNBC, Senin (5/6/2017).

Ia menuturkan, tampaknya perubahan politik di Inggris terkait pemilihan pada pekan ini akan berdampak ke pasar.

Di Asia, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,24 persen pada awal perdagangan. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,04 persen. Indeks saham Australia/ASX 200 melemah 0,19 persen didorong sektor saham keuangan dan material yang masing-masing turun 0,51 persen dan 0,39 persen.

Di pasar uang, indeks dolar Amerika Serikat (AS) menguat lebih tinggi usai jatuh ke level terendah dalam tujuh bulan. Ini didorong data tenaga kerja AS lebih lemah dari perkiraan. Indeks dolar AS berada di kisaran 96,70. Terhadap yen, dolar AS melemah di kisaran 110,29.

"Dolar AS tetap melemah, dan akan ada beberapa katalis untuk membalikkan kondisi hingga pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan depan," ujar Jo Masters, Ekonom ANZ, dalam ulasannya.

Di pasar komoditas, harga minyak sedikit menguat. Harga minyak Brent naik 0,14 persen berada di kisaran US$ 50,02 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas International (WTI) menguat 0,17 persen ke level US$ 47,74.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya