Bursa Asia Bergerak Positif

Sebelumnya, Wall Street mencatatkan kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Kamis.

oleh Nurmayanti diperbarui 14 Jul 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2017, 09:00 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta Bursa global mencatat rekor tertinggi pada Jumat di pekan ini, dengan ekuitas Asia naik untuk sesi kelima. Ini terjadi di tengah sinyal Federal Reserve akan menjalankan kebijakan pengetatan moneter dan harapan perusahaan akan melaporkan pendapatan yang menguat yang bisa mengangkat aset berisiko.

Melansir laman Reuters, Jumat (14/7/2017), MSCI World Index 1,6 persen lebih tinggi. Sementara indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 0,25 persen ke level tertingginya dalam dua tahun. Dengan besaran kenaikan mencapai 3,2 persen untuk minggu ini.

Adapun indeks Jepang Nikkei naik 0,2 persen, dengan peningkatan mingguan sebesar 1,05 persen. Di Asia, pasar mengharapkan perusahaan melaporkan pendapatan yang kuat.

Sebelumnya, Wall Street mencatatkan kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Kamis. Kenaikan ditopang peningkatan keuangan terhadap laporan keuntungan dari beberapa bank besar AS.

Kenaikan Wall Street juga membuat Dow Jones mencatatkan rekor kenaikan terbaru. Indeks finansial menjadi performer terbaik di antara 11 indeks S&P, dengan menutup 0,61 persen.

Dow Jones Industrial Average naik 20,95 poin atau 0,1 persen ke level 21.533, kemudian S&P 500 mendapatkan 4,61 poin atau 0,19 persen ke level 2.447,86. Sementara Nasdaq Composite Indeks menambahkan 13,27 poin atau 0,21 persen ke level 6.274,44.

Sementara nilai tukar Dolar terangkat 0,1 persen terhadap yen di posisi 113,4. Indeks Dolar yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang lainnya, naik 0,1 persen menjadi 95.828, di jalur penurunan mingguan 0,2 persen.

"Yellen memberikan beberapa harapan untuk dolar dan pernyataannya terkait perbaikan dalam perekonomian, tetapi pada akhir hari investor masih skeptis tentang apa yang terjadi, " kata Kathy Lien, Direktur BK Asset Management di New York.

Nilai tukar dolar terdukung data yang menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu untuk pertama kalinya dalam satu bulan.

Investor masih menunggu laporan sejumlah indikator ekonomi, termasuk inflasi, penjualan ritel dan produksi industri untuk Juni.

Tonton video menarik berikut ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya