Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah menjelang akhir pekan ini. Pada penutupan tekanan IHSG berkurang.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (23/3/2018), IHSG merosot 43,37 poin atau 0,69 persen ke posisi 6.210,69. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,89 persen ke posisi 1.017,48. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 251 saham melemah sehingga menekan IHSG. 109 saham menguat dan 116 saham lainnya diam di tempat.Menjelang akhir pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.210,69 dan terendah 6.085,20.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 358.061 kali dengan volume perdagangan 12,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,02 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.771.
Baca Juga
10 sektor saham kompak melemah. Sektor saham barang konsumsi turun 1,10 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 1,08 persen dan sektor saham manufaktur merosot 1,01 persen.
Saham-saham catatkan penguatan terbesar antara lain saham PKPK naik 33,80 persen ke posisi Rp 95, saham IKAI melonjak 23,88 persen ke posisi Rp 555 per saham, dan saham ICON menanjak 11,21 persen ke posisi Rp 119 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham PEGE turun 5,59 persen ke posisi Rp 270 per saham, saham HDTX tergelincir 3,53 persen ke posisi Rp 328 per saham, dan saham BUVA merosot 3,66 persen ke posisi Rp 474 per saham.
Bursa saham Asia kompak melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,45 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 3,18 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 3,39 persen.
Disusul indeks saham Singapura turun 1,94 persen, indeks saham Taiwan melemah 1,66 persen dan indeks saham Jepang Nikkei merosot 4,51 persen, dan catatkan penurunan terbesar.
Tekanan IHSG terjadi mengikuti bursa saham global. Bursa saham global kompak merosot usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif impor terhadap barang China.
Selanjutnya
Dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia menyebutkan keputusan Donald Trump memungut tarif USD 50 miliar dari impor China dapat meningkatkan ketegangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Trump juga menyebutkan kalau, itu baru permulaaan. Pelaku pasar pun bereaksi negatif terhadap langkah Trump. Bursa saham AS turun hampir tiga persen dalam semalam. Sedangkan aset safe haven cenderung positif. Ashmore menilai, risiko utama di pasar keuangan bukan lagi kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve. Akan tetapi, scenario perang dagang.
China pun bereaksi terhadap langkah Trump. Mereka tidak takut perang dagang. China berencana menerapkan tariff 128 prduk AS. Keputusan dari Trump tersebut dapat di bawa ke WTO (World Trade Organization). Selain itu, China akan melakukan sejumlah langkah hadapi AS.
China juga diperkirakan mendepresiasi yuan dan menjual ratusan miliar surat utang AS. Akan tetapi, Ashmore melihat China tidak akan melakukan itu mengingat situasi China saat ini. Dampak dari tariff tersebut diperkirakan tidak terlalu buruk. Ekspor China dapat menjadi lebih rendah sehingga menekan pertumbuhan produk domestic bruto (PDB).
Sentimen ketegangan perang dagang ini pun akan berdampak ke IHSG. Apalagi pasar masih diliputi sentimen negatif dari rencana tarif tol baru. “Rata-rata perdagangan kini sekitar 15,8 kali. Ini dapat menguji nilai 15,04 kali yang terakhir diuji pada 2015,” tulis Ashmore.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement