IHSG Diprediksi Kembali Terkoreksi, Cermati 8 Saham Pilihan Ini

Analis PT Kresna Securities William Mamudi mengatakan IHSG akan berada resistence di 6.100 sehingga memberikan indikasi keragu-raguan pelaku pasar.

oleh Bawono Yadika diperbarui 08 Agu 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2018, 06:40 WIB
IHSG
Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan bakal berada di zona merah pada perdagangan saham Rabu (8/8/2018). IHSG diprediksi mendatar setelah breakout dari downtrend line.

Analis PT Kresna Securities, William Mamudi mengatakan IHSG akan berada resistence di 6.100 sehingga memberikan indikasi keragu-raguan pelaku pasar.

"Sektor industri dasar, keuangan dan aneka industri terus memimpin performa IHSG. Sedangkan sektor infrastruktur masih tertekan di kuadran lagging," ujar dia dalam ulasannya.

Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menuturkan IHSG turut terkoreksi pada pergerakan indeks saham di Rabu pekan ini.

"Di sisi lain, pola bearish tampaknya akan menyebakan IHSG melemah hari ini, sehingga IHSG berpeluang menuju ke area support," ujarnya.

Nafan Aji berpendapat, IHSG akan berada di kisaran 6.060-6.129.

Berikut saham-saham emiten yang menjadi pilihan oleh kedua analis tersebut hari ini:

Mamudi menyarankan saham PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Buyung Poetra Sumbada Tbk (HOKI), dan PT Wijaya Karya Beton (WTON) tbk.

Kemudian Nafan mencermati saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indosat Tbk (ISAT), serta PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL).

Penutupan Perdagangan

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Jumat (29/12). Angka tersebut naik signifikan apabila dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (7/8/2018), IHSG melemah tipis 9,8 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.091,25. Indeks saham LQ45 susut 0,37 persen ke posisi 967,57. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX naik 0,09 persen.

Sebanyak 215 saham melemah sehingga menekan IHSG. 168 saham menguat dan 131 saham lainnya diam di tempat.

Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.113,99 dan terendah 6.079,48. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 394.358 kali dengan volume perdagangan 8,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,4 triliun.

Investor asing beli saham Rp 85,55 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.432.

Sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham pertanian melemah 0,86 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur susut 0,74 persen dan sektor saham keuangan melemah 0,75 persen.

Sedangkan sektor tambang naik 1,37 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 1,29 persen.

Saham-saham bukukan penguatan terbesar antara lain saham FILM naik 49,52 persen ke posisi 314 per saham, saham RIGS melonjak 25 persen ke posisi 350 per saham, dan saham DUTI menanjak 24,86 persen ke posisi 4.370 per saham.

Sementara itu, saham JSPT turun 24,91 persen ke posisi 1.100 per saham, saham TMAS melemah 22,71 persen ke posisi 800 per saham, dan saham TRUK susut 16,06 persen ke posisi 230 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,54 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,60 persen, indeks saham Jepang Nikkei naik 0,69 persen.

Selanjutnya indeks saham Thailand menanjak 0,70 persen, indeks saham Shanghai menguat 2,74 persen, dan indeks saham Singapura mendaki 1,8 persen. Sedangkan indeks saham Taiwan melemah 0,37 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, banyak sentimen positif pada Selasa pekan ini antara lain penguatan harga minyak dunia, rupiah dan sebelumnya rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,27 persen. Angka itu di atas harapan pasar. Namun, pelemahan IHSG menurut Nafan disebabkan faktor psikologis.

"Aksi ambil untung oleh pelaku pasar setelah indeks kemarin mengalami penguatan signifikan,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya