Bursa Asia Menghijau, Investor Tunggu Kebijakan Bunga China Teranyar

Dari prediksi pedagang dan analis, suku bunga acuan China akan dipangkas.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Mar 2020, 08:43 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2020, 08:43 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham di Asia Pasifik menguat pada perdagangan pagi. Investor masih menunggu rilis suku bunga acuan China, yang diharapkan keluar hari ini.

Melansir laman CNBC, Jumat (20/3/2020), indeks Australia, S&P/ASX 200 naik 3,02 persen karena hampir semua sektor naik, dengan subindex finansial naik lebih dari 5 persen.

Bursa Korea Selatan Kospi, yang mengalami kerugian besar juga menguat menguat 1,58 persen. Sebelumnya pada sesi ini, indeks melonjak lebih dari 3 persen. 

Sementara pasar di Jepang tutup karena liburan. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,69 persen lebih tinggi.

Perubahan Tingkat Bunga Pinjaman (LPR) bulanan Tiongkok diharapkan akan keluar sekitar jam 9:30 pagi waktu Hong Kong dan Singapura. Dari prediksi pedagang dan analis, suku bunga acuan akan dipangkas.

Sementara itu, perkembangan wabah Virus Korona yang menjangkiti global terus jadi pantauan. Pasar melihat pergerakan liar dalam beberapa hari terakhir karena investor terus mempertimbangkan dampak ekonomi potensialdari  penyakit tersebut.

"Ketidakpastian dan volatilitas menjadi norma di pasar keuangan di tengah krisis coronavirus," ujar Kim Mundy, Ahli Strategi Mata Uang di Commonwealth Bank of Australia, dalam catatannya.

Bank-bank sentral dinilai akan terus mengeluarka upaya untuk membatasi gangguan dari pandemi Virus Corona.

Pasar Saham Global Ramai-Ramai Memerah

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS. (AP Photo/Richard Drew)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Kamis pekan ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG berada di zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis(19/3/2020), IHSG ditutup anjlok 225,25 poin atau 5,20 persen ke posisi 4.105,42. Sementara itu, indeks saham LQ45 melemah 6,64 persen ke posisi 612,11.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.329,61 dan terendah 4.093,71.

Sebanyak 378 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 46 saham menguat dan 91 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 241.698 kali dengan volume perdagangan 4,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,8 triliun.

Investor asing jual saham Rp 604,74 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.913.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, semuanya berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri yang melemah 6,07 persen. Disusul sektor manufaktur anjlok 5,96 persen dan sektor barang konsumsi yang turun 5,95 persen.

Saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG terperosok diantaranya BBCA yang turun 7 persen ke Rp 23.250 per lembar saham, MTDL melemah 7 persen ke Rp 930 per lembar saham dan MERK turun 7 persen ke Rp 1.395 per lembar saham.

Saham yang menguat antara lain IKAN naik 34,97 persen ke Rp 193 per saham, IFII naik 34,21 persen ke Rp 153 per saham dan OPMS naik 33,82 persen ke Rp 91 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya