Berita Positif Vaksin Pfizer Bawa Bursa Saham AS Melonjak, Dow Jones Naik 800 Poin

Investor pasar saham AS menyambut gembira uji coba vaksin Covid-19 oleh Pfizer dan BioNTech yang menunjukkan hasil 90 persen efektf.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2020, 07:32 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 06:00 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 yang merupakan indeks acuan di bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak tajam pada penutupan perdagangan senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Lonjakan ini terjadi karena investor menyambut gembira uji coba vaksin Covid-19 oleh Pfizer dan BioNTech yang menunjukkan hasil 90 persen efektf.

Saham-saham maskapai penerbangan dan saham-saham terkait perjalanan mencatatkan kenaikan terbesar.

Mengutip CNBC, Selasa (10/11/2020), Dow Jones ditutup melonjak 834,57 poin atau naik 2,95 persen menuju 29.157,97. Angka ini merupakan kenaikan salam sehari terbesar sejak 5 Juni. Di awal sesi indeks acuan ini sempat mencapai angka tertinggi sepanjang masa dengan naik hampir 5,7 persen.

Sedangkan indeks S&P 500 melonjak 1,2 persen menjadi 3.550,50. Indeks ini juga mencapai tertinggi sepanjang masa intraday.

Namun sayangnya, Nasdaq Composite ditutup lebih rendah 1,5 persen pada 11.713,78. Penyebabnya karena pelaku pasar beralih dari saham-saham teknologi ke saham lainnya.

Pengumuman uji coba vaksin oleh Pfizer dan BioNTech dilihat oleh pelaku Wall Street sebagai tanda bahwa industri farmasi mungkin segera memiliki cara untuk mengendalikan penyakit yang telah menekan ekonomi AS selama 2020. Pandemi Covid-19 telah menewaskan lebih dari 230.000 orang Amerika.

“Saya pikir reli ini cukup masuk akal. Saya pikir kita akan memulai diskusi baru dan pembahasannya adalah seperti apa Amerika setelah Covid," kata pembawa acara Mad Money CNBC Jim Cramer.

Ujin coba dari Pfizer dan BioNTech Jerman ternyata lebih baik dari yang diharapkan pasar. Dr Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, telah mengatakan bahwa vaksin yang efektif 50 persen hingga 60 persen sudah bisa diterima.

Saham-saham perusahaan perjalanan, restoran, dan perhotelan yang mengalami tekanan selama ini langsung melonjak dan mencetak reli terkuat pada persagangan Senin setelah pengumuman Pfizer.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gerak Saham

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Analis senior GLOBALT Tom Martin mengatakan, saat ini sebagian besar orang bisa mulai membayangkan kehidupan di masa depan yang kembali normal. "Orang-orang kembali ke luar, mereka tidak perlu memakai topeng dan ekonomi buka kembali." jelas dia.

Saham operator kapal pesiar Carnival Corp meroket 39,3 persen, Southwest Airlines melonjak 9,7 persen dan Walt Disney Company naik 11,9 persen karena investor bertaruh bahwa vaksin dapat membawa lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi banyak taman hiburan.

Saham bank juga menguat di tengah harapan lebih cepat kembali ke aktivitas ekonomi normal. JPMorgan Chase dan Bank of America masing-masing naik 13,5 persen dan 14,2 persen. Citigroup naik 11,5 persen.

Sedangkan saham-saham teknologi mengalami kesulitan. Apa yang disebut perdagangan tinggal di rumah mengalami kesulitan. Zoom Video diperdagangkan 17,4 persen lebih rendah dan Amazon turun 5,1 persen. Netflix turun 8,6 persen. Teladoc Health turun 13,7 persen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya