Liputan6.com, Jakarta - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menggenjot bisnis non sawitnya yakni sagu dan edamame. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan produksi kedua bahan pangan tersebut meningkat beberapa kali lipat.
"Untuk edamame kami melihat untuk produk yang memiliki margin cukup baik salah satunya adalah produk sayuran beku. edamame dipilih karena edamame memiliki siklus tanam yang cukup cepat kurang lebih 3 bulan,” ujar Chief Financial Officer PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Lucas Kurniawan dalam ANJT company update & outlook, ditulis Jumat, (14/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Dalam paparan publik perseroan, produksi edamame pada 2020 tercatat meningkat 33,8 persen menjadi 843 ton, dibandingkan produksi 2019 sebanyak 630 ton. Adapun kenaikan harga jual mencapai 6,9 persen menjadi Rp 7.971 per kilo pada 2020, dari Rp 7.459 per kilo pada 2019.
“Khusus untuk sagu, kami waktu itu meninjau bahwa sagu untuk di wilayah Indonesia Timur itu memiliki cadangan sagu alam yang paling besar. Sagu alam tersebut akan terbuang percuma karena saat mencapai usia tertentu pohon tersebut mati dan tidak bisa diekstraksi sagunya,” kata Lucas.
Namun begitu, produksi sagu mengalami kemerosotan pada 2020 sebesar 19,7 persen. Menjadi 2.233 ton dibandingkan produksi 2019 sebanyak 2.781 ton.
"Untuk bisnis sagu, produksi sempat turun di 2020 terutama karena demand yang sempat terdisterupsi gara-gara pandemi COVID-19,” imbuh Head of Business Development ANJ, Imam Wahyudi dalam kesempatan yang sama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Harga Jual Sagu
Adapun harga jual sagu juga turun 7,5 persen, menjadi Rp 6.212 per kilo pada 2020, dibandingkan harga pada 2019 yakni Rp 6.714 per kilo.
Target pasar kedua produk ini utamanya adalah Jepang. Namun beberapa waktu terakhir, Lucas menyebutkan ada sejumlah negara yang tertarik dengan produk tersebut antara lain AS, Kanada, dan negara Asia lainnya.
"Kami harapkan 2021 ini trial shipment (sagu) dapat dilanjutkan. Sedangkan untuk edamame di tahun 2021 ini kami sedang dalam proses audit oleh pembeli secara virtual (karena pandemi),” pungkas Lucas.
Advertisement