Bursa Saham Asia Menghijau Tertular Wall Street

Bursa saham Asia kompak menguat pada perdagangan saham, Jumat, 29 Januari 2021 seiring sentimen positif dari wall street.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Jan 2021, 08:26 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 08:26 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat pagi, (29/1/2021) setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bangkit dari aksi jual pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Di Jepang, indeks saham Nikkei menguat 0,29 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix menguat 0,17 persen, dan indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,78 persen. Indeks saham Australia mendaki 0,87 persen.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik diperdagangkan 0,33 persen lebih tinggi. Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung menguat. Demikian mengutip laman CNBC, Jumat pekan ini.

Indeks saham S&P 500 mendaki 0,98 persen ke posisi 3.787,38. Indeks saham Dow Jones melompat 300,19 poin ke posisi 30.603,36. Indeks saham Nasdaq menanjak 0,5 persen ke posisi 13.337,16.

Terkait kasus COVID-19, perusahaan bioteknologi Novavax menyatakan, kalau vaksinnya lebih dari 89 persen efektif untuk melindungi terhadap COVID-18. Sebuah studi menemukan kalau vaksint ersebut tampaknya 85,6 persen efektif melawan varian baru Inggris.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Perkembangan Kasus COVID-19

Aksi Bersama Memutus Mata Rantai Covid-19
Ilustrasi Covid-19 Credit: pexels.com/MiguelAPadrian

Namun, studi fase kedua yang terpisah di Afrika Selatan menunjukkan vaksin tersebut hampir tidak seefektif virus baru yang menyerang negara itu. Saham perusahaan itu naik lebih dari 23 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.

Secara global, COVID-19 telah infeksi lebih dari 101,25 juta orang, sementara kasus meninggal karena COVID-19 mencapai 2,18 juta jiwa. Hal itu berdasarkan data Universitas John Hopkins.

Sementara itu, indeks dolar AS berada di posisi 90,45 naik setelah berada di level 90,3. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 104,29 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya