Rencana BP Jamsostek Kurangi Investasi Saham Picu IHSG Turun 1,78 Persen

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,78 persen atau 107,97 poin ke posisi 5.963,46 pada penutupan perdagagan saham, sesi pertama Rabu, 31 Maret 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 31 Mar 2021, 12:38 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2021, 12:38 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Rabu (31/3/2021). Investor asing melakukan aksi jual Rp 386,52 miliar di pasar reguler juga menekan IHSG.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 1,78 persen atau 107,97 poin ke posisi 5.963,46. Indeks saham LQ45 susut 2,01 persen ke posisi 898,46. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Pada sesi I, IHSG berada di level tertinggi 6.066,83 dan terendah 5.952,61. Sebanyak 368 saham melemah sehingga menekan IHSG. 108 saham menguat dan 145 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 606.368 kali dengan volume perdagangan 7,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,3 triliun. Investor asing melepas saham sekitar Rp 386,52 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.471.

Secara sektoral, seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham industri dasar turun 3,1 persen, diikuti sektor saham keuangan merosot 2,22 persen, dan sektor saham aneka industri tergelincir 1,82 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji menuturkan, rencana BP Jamsostek mengurangi komposisi investasi di saham dan reksa dana menjadi sentimen negatif yang menekan IHSG.

"Salah satu sentimen negatif saja," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 31 Maret 2021.

Ia menuturkan, jika BP Jamsostek mengurangi investasi di saham dan reksa dana mendorong bobot investasi terhadap obligasi dan investasi langsung akan menjadi lebih besar.

Selain sentimen negatif rencana BP Jamsostek kurangi investasi di saham dan reksa dana, Nafan menuturkan, saat ini masih belum terdampak data makro ekonomi domestik maupun global yang berbpotensi memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG. Selain itu, sentimen global juga menekan IHSG.

“Beberapa aset manajement di Amerika Serikat mengalami margin call dan naiknya imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain saham ZYRX naik 25 persen, saham SNLK melonjak 24,60 persen, saham PKPK mendaki 18,03 persen, saham IPOL menguat 16,13 persen, dan saham APEX menanjak 13,82 persen.

Sementara itu, saham-saham yang masuk top losers antara lain saham LMSH turun 6,9 persen, saham CAKK tergelincir 6,98 persen, saham CANI susut 6,95 persen, saham AGRS merosot 6,94 persen dan saham BEBS melemah 6,94 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham INKP sebesar Rp 19,2 miliar, saham PTPP sebesar Rp 11,3 miliar, saham TBIG sebesar Rp 9,2 miliar, saham TOWR sebesar Rp 6,8 miliar, dan saham BBTN sebesar Rp 6,2 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BBCA sebesar Rp 186,6 miliar, saham BBRI sebesar Rp 140,3 miliar, saham ASII sebesar Rp 44,2 miliar, saham BMRI sebesar Rp 29,3 miliar dan saham INTP sebesar Rp 12,4 miliar.

Bursa saham Asia sebagian besar melemah kecuali indeks saham Thailand naik 0,10 persen. Indeks saham Hang Seng turun 0,54 persen, indeks saham Korea Selatan melemah 0,09 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,82 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai merosot 0,80 persen, indeks saham Singapura turun 0,11 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,62 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya