IHSG Menghijau, Investor Asing Buru Saham BBRI hingga FILM

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG melemah tipis 0,03 persen ke posisi 6.035, Kamis 8 April 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Apr 2021, 11:42 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 09:30 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuaktif pada awal sesi perdagangan saham Kamis, (8/4/2021).  IHSG sempat berada di zona merah kemudian berbalik arah ke zona hijau didukung aksi beli investor asing.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG melemah tipis 0,03 persen ke posisi 6.035. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik tipis 0,26 persen atau 5,8 poin ke posisi 6.042. Indeks saham LQ45 naik 0,10 persen ke posisi 905. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 222 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 144 saham melemah dan 185 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.062,37 dan terendah 6.034,17.

Total frekuensi perdagangan saham 173.250 kali dengan volume perdagangan saham 3,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 27,51 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.507.

Secara sektoral, sebagian sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian turun 0,08 persen, sektor saham tambang melemah 0,05 persen, sektor saham industri dasar susut 0,11 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 0,28 persen.

Sementara itu, sektor saham barang konsumsi naik 0,71 persen, dan pimpin penguatan, sektor saham perdagangan naik 0,62 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,31 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham masuk top gainers antara lain saham RODA naik 33,78 persen, saham BBHI mendaki 20,26 persen, saham BMAS meroket 20,30 persen, saham INDO menanjak 18,37 persen dan saham ZYRX melambung 14,71 persen.

Saham-saham-yang masuk top losers antara lain saham TRUK turun 6,99 persen, saham TALF tergelincir 6,71 persen, saham SKBM susut 6,67 persen, saham ALTO merosot 6,56 persen dan saham CBMF turun 6,54 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebesar Rp 32,6 miliar, saham UNVR sebesar Rp 14,8 miliar, saham ANTM sebesar Rp 11,4 miliar, saham INCO sebesar Rp 7,1 miliar, saham FILM sebesar Rp 6 miliar.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hang Seng naik 0,43 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,04 persen, dan indeks saham Taiwan mendaki 0,03 persen.

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BBCA sebesar Rp 18,9 miliar, saham BMRI sebesar Rp 11,5 miliar, saham ASII sebesar Rp 5 miliar, saham TBIG sebesar Rp 2,5 miliar dan saham INKP sebesar Rp 1,8 miliar.

Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,46 persen, indeks saham Shanghai susut 0,39 persen dan indek saham Singapura bergerak fluktuaktif.

Mengutip laporan Ashmore Asset Management, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street ditutup beragam pada perdagangan Rabu, 7 April 2021. Hal ini didorong risalah bank sentral AS atau the Federal Reserve mengungkapkan kalau para pejabat kemungkinan membutuhkan lebih banyak waktu sebelum kurangi pembelian obligasi.

Di sisi lain, enam dari 11 kelompok industri turun terutama sektor material dan industri. Wall Street mengalihkan fokusnya ke katalis berikutnya musim laporan kuartal I 2021 yang dimulai pekan depan. Bank besar AS termasuk JP Morgan dan Bank of America akan merilis laporan keuangan.

Presiden AS Joe Biden meluncurkan program infrastruktur senilai USD 2,25 triliun dalam pidatonya di Gedung Putih. Hal ini menggambarkan perjalanannya untuk menjaga AS tetap kompetitif dengan China. Biden akan merilis permintaan belanja awal untuk 2022 pada Jumat pekan ini sebagai langkah pertama sebelum Kongres merundingkan anggaran pemerintah untuk tahun fiskal yang dimulai pada Oktober.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya