Investor Khawatir Kasus COVID-19, Bursa Saham Taiwan Lanjutkan Koreksi

Bursa saham Taiwan tertekan seiring pemerintah memperketat pembatasan aktivitas sosial dan bisnis untuk mengendalikan pandemi COVID-19 yang parah.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 17 Mei 2021, 20:05 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2021, 20:05 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Taiwan merosot pada Senin, (17/5/2021). Hal ini memperpanjang penurunan terbesar lebih dari setahun. Bursa saham Taiwan tertekan seiring pemerintah memperketat pembatasan aktivitas sosial dan bisnis untuk mengendalikan pandemi COVID-19 yang parah.

Indeks saham Taiwan melemah tiga persen pada awal pekan ini. Indeks saham Taiwan sempat turun 4,2 persen seiring pemerintah mendesak perusahaan untuk mengizinkan staf bekerja dari rumah setelah melaporkan 206 kasus lokal baru pada Minggu, 16 Mei 2021.

Indeks saham acuan merosot 8,4 persen pada pekan lalu di tengah kekhawatiran dampaknya pembatasan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penurunan itu terbesar sejak Maret 2020, dan mengubah saham Taiwan menjadi saham dengan kinerja terburuk di dunia sepanjang Mei 2021.

Aksi jual paksa atau forced sell menambah volatiltias perdagangan saham pada Senin ini. Namun, tingkat utang margin turun USD 207 juta pada Jumat, 14 Mei 2021. Hal itu membuat penurunan dalam empat hari menjadi NT$ 39,4 miliar, dan mendorong pelaku pasar hadapi margin call oleh perusahaan sekuritas untuk menutupi kerugian di akun sahamnya.

Pembalikan tajam di saham Taiwan merupakan peringatan bagi investor yang memiliki leverage tinggi di seluruh dunia.

"Mengingat meningkatnya kekhawatiran atas pandemi, kami memperkirakan lebih banyak volatilitas di masa depan, dan menyarankan untuk tetap di saham defensif dengan P/rendah dan hasil dividen tinggi,” ujar Head of Taiwan Research CLSA, Patrick Chen dilansir dari yahoo finance, Senin, 17 Mei 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Investor Khawatir

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pada awal pekan ini, sektor saham perjalanan dan konsumsi termasuk catat  kerugian besar pada awal pekan ini. Saham Gourmet Master Co dan Wowprime Corp anjlok hampir 10 persen. Sementara saham Formosa International Hotels Corp dan The Ambassador Hotel tergelincir empat persen.

Taipei akan menutup sekolah menengah, sekolah dasar dan taman kanak-kanak selama dua minggu hingga 28 Mei 2021. Wali Kota Ko Wen-je menuturkan, langkah tersebut dilakukan untuk mencegah COVID-19. Taiwan menambahkan 333 kasus COVID-19 lokal pada Senin, 17 Mei 2021, angka tersebut termasuk rekor baru.

"Investor khawatir karena penutupan sekolah dapat berarti virus menyebar dengan cepat. Namun, tidak perlu panik karena masyarakat Taiwan sangat waspada dalam pencegahan COVID-19. Akan menjadi cerita lain jika jalur produksi pabrik terpaksa dihentikan,” ujar Chairman First Capital Management, Edward Chen.

Taiwan dan Singapura termasuk di antara kawasan Asia yang mengalami gelombang baru kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir. Taiwan dan Singapura pun memperketat pembatasan untuk cegah penyebaran COVID-19. Indeks saham acuan Singapura turun 0,9 persen.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam, bursa Taiwan mendesak investor tidak bereaksi berlebihan. Perkembangan terbaru untuk memerangi COVID-19 relatif dapat dikendalikan dan penurunan pasar saham pekan lalu seharusnya sudah diperhitungkan dalam situasi tersebut. Adapun langkah-langkah stabilisasi akan diadopsi jika pasar menjadi tidak rasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya