6 Hal Terkait Gojek-Tokopedia Merger Jadi GoTo

Ada sejumlah hal terkait penggabungan Tokopedia dan Gojek menjadi GoTo yang dirangkum pada Selasa, 18 Mei 2021.

oleh Agustina MelaniDian Tami Kosasih diperbarui 18 Mei 2021, 15:02 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2021, 15:02 WIB
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Akhirnya Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan merger pada Senin, 17 Mei 2021. Kabar merger dua perusahaan ini santer terdengar awal 2021. Gojek-Tokopedia membentuk grup GoTo dari merger tersebut.

Pembentukan GoTo ini menghasilkan kolaborasi usaha terbesar di Indonesia dan antara dua perusahaan internet serta layanan media di Asia hingga kini.

Dalam keterangan resmi, pembentukan grup GoTo ini mengombinasikan layanan e-commerce, on-demand, dan layanan keuangan dan pembayaran, menciptakan platform pertama di Asia Tenggara yang menghadirkan tiga layanan penting dalam satu ekosistem.

Grup GoTo ini akan menggarap potensi besar pertumbuhan ekonomi Indonesia, terbesar di Asia Tenggara yang memiliki segmen kelas menengah yang terus bertumbuh pesat dan populasi muda yang sangat tanggap teknologi.

Adapun dengan penggabungan usaha ini, grup GoTo mencatat total gross transaction value (GTV) secara grup lebih dari USD 22 miliar pada 2020. Lalu grup GoTo juga mencatat lebih dari 1,8 miliar transaksi dan dua juta mitra driver yang terdaftar per Desember 2020.

Selain itu, lebih dari 11 juta mitra usaha per Desember 2020, 100 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU), dan kontribusi sebesar dua persen kepada total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Kemudian Grup GoTo juga akan menjangkau sekitar 140 juta masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam akses sistem keuangan di Indonesia. Adapun Gojek dan Tokopedia akan tetap beroperasi sebagai entitas yang berdiri sendiri di dalam ekosistem grup GoTo.

Tak hanya itu saja, ada sejumlah hal terkait penggabungan Tokopedia dan Gojek menjadi GoTo yang dirangkum pada Selasa, (18/5/2021):

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


1.Dibantu Goldman Sachs dan Citi

Ilustrasi Goldman Sachs (AFP PHOTO)
Ilustrasi Goldman Sachs (AFP PHOTO)

Dalam melaksanakan penggabungan usaha, baik Gojek dan Citi telah menunjuk sejumlah lembaga termasuk lembaga keuangan.

Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan Gojek. Davis Polk & Wardwell LLP dan Assegaf Hamzah & Partners bertindak sebagai penasihat hukum Gojek.

Citi bertindak sebagai penasihat keuangan Tokopedia. Allen&Overy LLP bertindak sebagai penasihat hukum Tokopedia.


2. Susunan Pengurus

Co-CEO Gojek
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo saat menjadi pembicara dalam Ignite Gerakan Nasional 1000 Startup Digital (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin GoTo sebagai CEO group dan Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo. Sedangkan Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.

Selain tanggung jawab di tingkat grup, Andre juga akan terus memimpin bisnis pembayaran dan layanan keuangan yang dinamakan GoTo Financial. GoTo Financial mencakup layanan GoPay serta layanan keuangan dan solusi bisnis mitra usaha.

 


3.Deretan investor utama

Virus Corona Mewabah, Kota Markas Alibaba Sepi Aktivitas
Seorang wanita berlari di depan kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Rabu (5/2/2020). Pemerintah Hangzhou memberlakukan pembatasan pergerakan bagi warganya menyusul mewabahnya virus corona. (NOEL CELIS/AFP)

Grup GoTo memiliki daftar investor blue-chip termasuk Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, Softbank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.

Senior Vice Presiden grup Alibaba, Michael Yao dan perwakilan pemegang saham Tokopedia menuturkan, Tokopedia di bawah kepemimpinan yang kuat dari William dan timnya telah mendorong pertumbuhan yang pesat dan kuat dalam empat tahun terakhir sejak investasi Alibaba.

"Kami yakin bahwa dengan kolaborasi dua perusahaan terkemuka ini, mereka memiliki posisi yang kuat untuk menciptakan nilai tambah bagi karyawan, konsumen dan industri secara keseluruhan,” tutur dia.

Chief Strategy Officer dan Senior Executive Vice President of Tencent, James Mitchell menuturkan, pihaknya senang dengan peluang yang diciptakan GoTo yang mengombinasikan kapabilitas Gojek dan Tokopedia yang saling melengkapi.

Hal itu terutama layanan e-commerce, layanan pengiriman dan pembayaran on-demand, serta membangun tim yang kuat untuk mendorong inovasi internet di tingkat regional dan global dari Indonesia.

"Berharap dapat terus mendukung kombinasi usaha GoTo secara grup di Indonesia dan di seluruh Asia Tenggara pada tahun-tahun mendatang," ujar dia.


4.Arti Nama GoTo

GoTo
Gojek, platform layanan on-demand dan perusahaan teknologi Tokopedia di Indonesia mengumumkan pembentukan grup GoTo.

Tak hanya sebuah singkatan, GoTo ternyata memiliki arti cukup mendalam. Hal ini disampaikan Co-founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, melalui Instagram pribadinya.

"Hari ini menjadi hari yang sangat bersejarah di dunia teknologi. Dua perusahaan teknologi terbesar di Indonesia telah resmi bersatu dalam satu payung yang sama bernama GoTo," tulisnya pada keterangan video, Senin, 17 Mei 2021.

Meski sejatinya merupakan singkatan Gojek dan Tokopedia, GoTo juga menjunjung arti gotong royong yang selama ini menjadi budaya di Indonesia.

"GoTo berasal dari singkatan Gojek dan Tokopedia, juga berasal dari kata gotong-royong, yang merupakan semangat di balik persatuan ini," tulisnya.

Tak lupa Ia menyebut visi dan misi yang ingin dijunjung kedua perusahaan, yakni mendorong kemajuan bangsa Indonesia.

"Gabungan Gojek dan Tokopedia dengan kekuatan visi dan misi yang begitu kuat, akan benar-benar mampu mendorong kemajuan bangsa," tulisnya.


5.Peluang IPO

Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Di tengah kabar merger Gojek-Tokopedia, sebelumnya ramai mengenai rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Gojek-Tokopedia.  Lalu bagaimana perkembangan rencana IPO tersebut?

VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak menuturkan, pihaknya baru saja menyelesaikan capaian penting dengan membentuk GoTo. Oleh karena itu, prioritas perseroan fokus ke integrasi dan pelayanan kepada masyarakat.

"Dan memastikan bahwa kami menyediakan platform terbaik untuk jutaan konsumen, mitra usaha dan mitra lainnya di ekosistem kami,” ujar dia, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 17 Mei 2021.

Nuraini menambahkan, pihaknya akan menyampaikan perkembangan mengenai rencana perusahaan termasuk perkembangan IPO. Perseroan menyatakan berniat untuk IPO dan merger tersebut akan mempercepat rencana IPO.

"Kami paham bahwa banyak yang tertarik dengan kabar tentang perusahaan dan pasar saham publik, dan kami akan berbagi informasi seiring dengan perkembangan mengenai hal ini. Kami selalu menyatakan dengan jelas, kami berniat untuk melakukan IPO, dan kombinasi bisnis ini akan mempercepat rencana IPO kami. Bersama-sama, kami akan menghasilkan dampak yang lebih besar dan signifikan," tutur dia.

Ia menambahkan, pihaknya sedang mengkaji untuk rencana pencatatan di bursa saham. "Kami sedang mengeksplorasi pilihan untuk listing di lebih dari satu lokasi," ujar dia.


6.Kata Analis

Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Head of Research Samuel Sekuritas, Suria Dharma menyebut, IPO yang akan dilakukan Gojek dan Tokopedia bisa menjadi perusahaan dengan market cap atau kapitalisasi pasar nomor tiga di Indonesia.

"Kalau kita lihat Gross Transaction Value (GTV) secara Grup lebih dari USD 22 miliar. Itu kan berarti sekitar Rp330 triliun, ini harganya belum naik loh. Berarti ini bisa jadi nomor 3 di bawah BCA sama BRI. Jadi lebih besar dari Telkom dengan catatan harga belum naik, kalau ada peluang naik berarti IPO nya gede ya," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin, 17 Mei 2021.

Suria juga menuturkan, GoTo kabarnya akan melakukan listing di dua negara, yakni Indonesia dan Amerika Serikat."Kalau di Amerika sudah banyak perusahaan fintech go public di situ jadi mereka evaluasinya bisa dibandingkan dengan perusahaan yang sudah lebih dulu, kalau di Indonesia enggak ada pembanding. jadi kita enggak tahu GoTo sudah untung belum," katanya.

Karena market cap yang besar, Suria yakin bila IPO yang akan dilakukan GoTo sangat ditunggu investor saat ini. "Pasti ditunggu karena market capnya gede banget. Sekarang jarang yang market capnya gede," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya