Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Senin (5/7/2021). Aksi jual investor asing dan kenaikan kasus COVID-19 menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini, IHSG tergelincir 0,29 persen ke posisi 6.005,60. Indeks saham LQ45 merosot 1,01 persen ke posisi 842,90. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.036,97 dan terendah 5.985,35.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, gerak IHSG dipengaruhi pergerakan bursa saham Asia yang bervariasi cenderung koreksi. Selain itu, IHSG juga dipengaruhi kenaikan kasus COVID-19 dalam negeri.
Advertisement
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan ada penambahan 29.745 orang dinyatakan positif COVID-19. Total akumulasi hingga kini ada 2.313.829 orang terkonfirmasi positif COVID-19 terinfeksi COVID-19.
Meski demikian, kenaikan kasus COVID-19 ditambah PPKM Darurat, menurut Herditya sedikit banyak pengaruhi pergerakan IHSG tetapi tidak signifikan.
"Pergerakan teknikal IHSG yang masih cenderung terkoreksi minor terlebih dahulu," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan untuk perdagangan saham Selasa, 6 Juli 2021, Herditya prediksi IHSG masih rawan koreksi. IHSG akan bergerak di kisaran 5.950-6.070.
Adapun sentimen yang masih pengaruhi IHSG dari perkembangan kasus COVID-19 di dalam negeri. Sedangkan dari luar negeri, Herditya menuturkan, investor menanti rilis data bisnis Amerika Serikat dan perkembangan COVID-19 global.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sektor Saham
Sebanyak 314 melemah sehingga menekan IHSG pada Senin, 5 Juli 2021. 190 saham menguat dan 141 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.027.881 kali dengan volume perdagangan 16,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 283,97 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.499.
Secara sektoral, sebagian besar menguat. Sektor saham IDXNoncylical melemah 2,16 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Diikuti sektor saham IDXEnergy turun 0,98 persen dan IDXBasic susut 0,91 persen.
Selain itu, IDXHealth menguat 2,05 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Diikuti sektor IDXTrans menanjak 1,35 persen, dan IDXTechno menguat 1,18 persen.
Advertisement
Top Gainers dan Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham JMAS naik 34,10 persen
-Saham BESS naik 25 persen
-Saham BNLI naik 25 persen
-Saham BBHI naik 24,86 persen
-Saham TALF naik 24,85 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham MGLV melemah 7,02 persen
-Saham RONY melemah 6,99 persen
-Saham INDR melemah 6,99 persen
-Saham FMII melemah 6,99 persen
-Saham GGRM melemah 6,98 persen
Aksi Investor Asing
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:
-Saham TBIG senilai Rp 45,5 miliar
-Saham ASII senilai Rp 35,7 miliar
-Saham ANTM senilai Rp 17,6 miliar
-Saham INDF senilai Rp 17,2 miliar
-Saham EMTK senilai Rp 15,6 miliar
Saham-saham yang dijual investor asing lain:
-Saham BBRI senilai Rp 171,9 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 153,6 miliar
-Saham BFIN senilai Rp 40,4 miliar
-Saham UNVR senilai Rp 33 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 16,5 miliar.
Advertisement
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,59 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,64 persen, dan indeks saham Thailand tergelincir 0,15 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,35 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,44 persen, indeks saham Singapura naik 0,16 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 1,18 persen.