Bukalapak Telaah Laporan Keuangan September 2021, Ini Alasannya

Hal itu dilakukan sesuai dengan pertimbangan dari Bukalapak untuk meningkatkan kualitas pengawasan atas laporan keuangan Perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Sep 2021, 19:45 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2021, 19:45 WIB
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk atau Bukalapak (BUKA) akan melakukan penelaahan terbatas (limited review) terhadap laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2021.

Hal itu dilakukan sesuai dengan pertimbangan dari Manajemen Perseroan untuk meningkatkan kualitas pengawasan atas laporan keuangan Perseroan.

"Perseroan berencana untuk melakukan penelaahan terbatas (limited review) terhadap laporan keuangan Perseroan untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2021," demikian dikutip dari keterbukaan informasi Bursa.

Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan akan melaporkan hasil penelaahan terbatas laporan keuangan Perseroan untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2021 paling lambat pada akhir Desember 2021 sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa dan Peraturan Bapepam-LK.

President Bukalapak, Teddy Oetomo menuturkan, langkah itu ditempuh Perseroan bukan untuk suatu alasan tertentu. Melainkan untuk langkah antisipatif jika dibutuhkan pada waktu mendatang.

"Kita sudah di limited review sampai Mei sebetulnya. Tapi itu buat IPO,” kata dia dalam Seminar Emtrade, Sabtu (18/9/2021).

"Kita mikir. Oh, ternyata untuk limited review itu tinggal Juni-September. Cuma empat bulan. Waktu kita cek auditor, harganya juga cuma sekitar Rp 200 juta-an. Jadi kita pikir ya sudah, sekalian limited review,” ia menambahkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jurus Hadapi Persaingan

Bukalapak
Bukalapak akhirnya melantai dengan kode BUKA di BEI. (Ist.)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com atau Bukalapak (BUKA) menjadi salah satu perusahaan rintisan (startup) all commerce berstatus unicorn yang cukup populer di tanah air. Bukalapak menjadi perusahaan rintisan pertama berbasis teknologi yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam rangka mengakomodasi warung-warung untuk naik kelas,  pada 2017 Bukalapak meluncurkan Mitra Bukalapak. President Bukalapak, Teddy Oetomo mengatakan, hal ini menjadi salah satu keunggulan Bukalapak dibandingkan pesaing yang lain.

Sebagai catatan, Teddy menuturkan, Bukalapak saat ini bergerak dalam bisnis all commerce. Sehingga jika ingin membandingkan dengan perusahaan lain, harus dibandingkan secara keseluruhan, alias tidak bisa hanya dari Bukalapak.com saja.

"Jangan dibandinginnya cuma (e-commerce) Bukalapak.com, memang strategi kita itu multiple platform. Artinya harus digabungkan sama Mitra Bukalapak dan lain-lain, jangan lihat Bukalapak-nya saja,” kata dia dalam Seminar Emtrade, Sabtu, 18 September 2021.

Ia mengatakan, jika strategi perusahaan disesuaikan dengan kapabilitasnya masing-masing. Sebagai gambaran, Teddy mengilustrasikannya dengan pertempuran antara Goliat dan Daud. Jika keduanya menggunakan senjata yang sama, pedang, Daud akan kalah. Sehingga Daud melawan menggunakan senjata yang dikuasainya, ketapel.

"Kita harus berinovasi. Do your SWOT analysis. Artinya waktu kita bilang melawan yang lain itu kita melawan dengan strategi kita sendiri,” tutur dia.

Strategi yang dijalankan Bukalapak, antara lain; marketing di lingkup tier I city, gandeng Mitra Bukalapak, dan kembangkan multiple shares chanel. Teddy menambahkan, jika mau, perusahaan bisa saja menerapkan strategi yang sama dengan pelaku pasar di sektor yang sama. Namun, Bukalapak memilih untuk memberikan nilai, utamanya bagi Mitra Bukalapak.

"Strategi yang kita lakukan itu lebih membantu membantu UMKM di Indonesia. Kalau dilihat ini adalah daerah yang tidak terlalu dijamah sama yang lain,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya