Lampaui Target, PP Presisi Bukukan Kontrak Baru Rp 4,7 Triliun

Pada September 2021 saja, PP Presisi menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 1,2 triliun

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2021, 17:13 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2021, 17:13 WIB
PP presisi melepas saham ke publik sebanyak 2,35 miliar saham.(Liputan6.com/Achmad Dwi Apriyadi)
PP presisi melepas saham ke publik sebanyak 2,35 miliar saham.(Liputan6.com/Achmad Dwi Apriyadi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan kontrak baru sebesar Rp 4,7 triliun hingga akhir September 2021.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Peralatan & SCM PT PP Presisi Tbk Wira Zukhrial melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Senin (18/10/2021).

Perseroan mengklaim, pencapaian kontrak baru itu sudah mencapai sebesar 130 persen dari target perseroan untuk perolehan kontrak baru tahun ini.

Sebelumnya pada Agustus 2021, Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar mengatakan, target kontrak baru PT PP Presisi 2021 adalah sebesar Rp 3,67 triliun.

Pencapaian kontrak baru tersebut, kata Wira, tumbuh 241 persen secara tahunan (year on year-YoY) dari pencapaian kontrak baru hingga September 2020 Rp1,9 triliun.

Pada September 2021 saja, PP Presisi berhasil menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 1,2 triliun yang didapat dari Proyek Pembangunan Jalan Hauling Tambang Batubara milik PT Marga Bara Jaya - Jambi (nongroup) sebesar 1,2 triliun. Proyek tersebut dikontribusi dari PT LMA yang merupakan Anak Perusahaan PT PP Presisi Tbk.

Secara komposisi per lini bisnis, perolehan kontrak baru saat ini telah didominasi oleh jasa pertambangan (Mining Services) sebesar 49,5 persen, pekerjaan sipil (Civil Work) sebesar 43,6 persen, dan sisanya berasal dari Production Plant, Structure Work, dan Rental HE sebesar 6,9 persen.

Besarnya kontrak baru dari usaha pertambangan tersebut menunjukkan upaya perseroan dalam melakukan diversifikasi pada jasa pertambangan.

Pada jasa pertambangan, lingkup pekerjaan perseroan melingkupi proses yang terintegrasi yakni mulai pada pembangunan infrastruktur utama dan pendukung kegiatan pertambangan seperti Hauling Road Development, Upgrading dan Maintenance, pembuatan stockpile, jetty, port dan infrastruktur lainnya serta kegiatan utama jasa pertambangan yakni pengupasan lapisan tanah penutup dan hauling services.

"Pencapaian kontrak baru ini menunjukkan posisi PP Presisi sebagai kontraktor jasa tambang nikel maupun main contractor pada pekerjaan civil work," kata Wira.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Optimistis Tambahan Kontrak Baru pada Akhir 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Selain itu, daya kompetisi perseroan juga meningkat dengan diperolehnya pasar-pasar baru di luar group sebesar 89,31 persen dari total kontrak baru yang diperoleh hingga September 2021.

Untuk sisa waktu tiga bulan pada 2021 ini, PP Presisi optimistis masih dapat menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun.

Potensi penambahan kontrak tersebut akan berasal dari beberapa proyek jasa tambang maupun infrastruktur yang sedang digarap perseroan.

"Kami berharap dengan perolehan kontrak baru yang signifikan pada 2021 ini dapat meningkatkan kinerja kami secara optimal pada tahun-tahun mendatang”, kata Wira.

 

Gerak Saham PPRE

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Senin, 18 Oktober 2021, saham PPRE turun 0,88 persen ke posisi Rp 226 per saham. Saham PPRE dibuka stagnan di posisi Rp 228.

Saham PPRE berada di level tertinggi Rp 230 dan terendah Rp 224 per saham. Total frekuensi perdagangan 562 kali dengan volume perdagangan 58.555. Nilai transaksi Rp 1,3 miliar.

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya