Wall Street Melemah, Indeks Dow Jones Tergelincir Imbas Saham Visa

Wall street merosot pada perdagangan Rabu, 27 Oktober 2021 waktu setempat seiring sentimen laporan keuangan yang memudar.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Okt 2021, 06:29 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 06:29 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 27 Oktober 2021. Indeks S&P 500 turun dari posisi tertinggi pada Rabu pekan ini seiring momentum musim laporan keuangan yang kuat mulai memudar.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 266,19 poin ke posisi 35.490,69. Indeks Dow Jones merosot untuk pertama kali dalam empat hari karena saham Visa.

Indeks S&P 500 turun 0,5 persen ke posisi 4.551,68. Indeks S&P 500 melemah untuk pertama kali dalam tiga hari. Indeks Nasdaq cenderung mendatar di posisi 15.235,84 meski ada lonjakan saham Microsoft dan Alphabet.

Saham Microsoft menguat 4,2 persen setelah perusahaan teknologi itu melaporkan pendapatan yang melebihi perkiraan analis dan pertumbuhan pendapatan tercepat sejak 2018. Perusahaan induk Google Alphabet juga melonjak 4,9 persen menyusul laporan kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan.

Saham Visa tergelincir 6,9 persen setelah perseroan mengeluarkan pandangan pendapatan yang dianggap konservatif oleh beberapa analis.

Ditambah lagi, Departemen Kehakiman sedang menyelidiki hubungan Visa dengan perusahaan teknologi keuangan, berdasarkan sumber yang mengetahui masalah itu kepada Dow Jones.

Saham General Motors susut 5,4 persen bahkan setelah raksasa industri itu mencatat laba dan pendapatan di atas harapan wall street pada kuartal III 2021. Saham Boeing tergelincir 1,5 persen setelah perseroan mencatat kerugian lebih luas dari perkiraan.

Saham Robinhood melemah 10,4 persen setelah aplikasi perdagangan melaporkan pendapatan jauh di bawah harapan terutama karena kelemahan dalam perdagangan kripto. Saham Twitter susut 10,7 persen di tengah kekhawatiran tentang panduan pengeluaran meski panduan yang kuat.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rilis Kinerja Keuangan Perusahaan Masih Jadi Sentimen

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sejauh ini sekitar 38 persen dari S&P 500 telah melaporkan pendapatan.83 persen telah melampaui harapan laba, sementara itu, 79 persen telah melampaui perkiraan pendapatan.

"Musim pendapatan ini adalah tentang momentum penetapan harga dan apakah konsumen mampu menangani biaya yang melonjak,” ujar Senior Market Anayst Oanda, Ed Moya dilansir dari CNBC, Kamis (28/10/2021).

Ia menambahkan, sejauh ini konsumen dapat mengatasinya.

Hasil yang kuat telah menjadi kunci untuk mendorong rata-rata indeks acuan utama ke level tertinggi baru. Indeks S&P 500 telah reli 5,6 persen pada Oktober 2021, berada di jalur untuk kinerja bulanan terbaik sejak November 2020. Indeks acuan mencapai rekor ke 57 pada 2021 pada perdagangan Selasa, 26 Oktober 2021.

Saham Texas Instruments melemah 5 persen setelah perusahaan mencatat pendapatan yang meleset dari perkiraan. Saham Enphase Energy melonjak 24,6 persen setelah melaporkan rekor pendapatan dalam hadapi hambatan rantai pasokan.

Saham Coca Cola naik 1,9 persen setelah perseroan membukukan kinerja laba dan pendapatan di atas harapan dan menaikkan prospek. Perseroan juga mengatakan bisnis semakin kuat terutama di area dengan pemulihan COVID-19 yang terbaik.

“Kami melihat tanda-tanda mungkin ada lebih banyak keuntungan yang akan datang dalam dua bulan terakhir tahun ini,” ujar Chief Market Strategist LPL Financial Ryan Detrick.

Ia menambahkan, musim laporan keuangan yang mereda, peningkatan internal pasar, dan tanda-tanda yang jelas dari puncak varian delta memberikan bahan bakar potensial untuk saham menjelang akhir 2021. “Sebagai hasilnya kami mempertahankan rekomendasi overweight untuk saham,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya