Bursa Saham Asia Tergelincir meski Wall Street Cetak Rekor

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu, 27 Oktober 2021 di tengah wall street yang menguat.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Okt 2021, 09:17 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 09:17 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu pagi (27/10/2021) meski wall street membukukan rekor tertinggi.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng melemah 1,31 persen. Saham teknologi China cenderung tertekan dengan saham Tencent susut 2,55 persen. Sementara itu, saham Alibaba tergelincir 2,65  persen dan Meituan anjlok 3,32 persen. Indeks Hang Seng Teknologi tergelincir 2,5 persen.

Bursa saham China juga merosot. Indeks Shanghai susut 0,47 persen dan indeks Shenzhen turun 0,60 persen.

Di sisi lain, laba industri China melonjak 16,3 persen year on year (yoy) pada September 2021. Demikian mengutip laman CNBC, Rabu pekan ini.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,64 persen, indeks Topix susut 0,51 persen dan indeks Korea Selatan Kospi tergelincir 0,55 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,22 persen. Indeks harga konsumen Australia mendkai 0,8 persen pada September. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang susut 0,53 persen.

DI wall street, indeks Dow Jones menguat 15,73 poin ke posisi 35.756,88. Indeks S&P 500 menanjak 0,18 persen ke posisi 4.574,79. Indeks Nasdaq naik ke posisi 15.235,72.

Indeks dolar AS berada di posisi 93,91 dari posisi sebelumnya 94. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,04 per dolar AS.

Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka turun 0,28 persen menjadi USD 86,16 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat tergelincir 0,32 persen menjadi USD 84,38 per barel.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street pada 26 Oktober 2021

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melambung ke rekor tertinggi pada perdagangan Selasa, 26 Oktober 2021. Wall street melambung didukung perusahaan-perusahaan besar terus menghasilkan laporan keuangan kuartalan yang solid.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 15,73 poin ke rekor tertinggi 35.756,88. Indeks Dow Jones sempat naik sekitar 150 poin ke posisi tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 bertambah hampir 0,2 persen mencapai rekor baru di 4.574,79. Indeks Nasdaq naik kurang dari 0,1 persen menjadi 15.235,71.

Pembalian saham Facebook membebani rata-rata indeks utama pada tengah hari. Setelah diperdagangkan mendatar ke posisi lebih tinggi pada awal sesi perdagangan, saham Facebook turun lebih dari 5 persen, dan ditutup susut 3,9 persen. Facebook melampaui harapan pendapatan analis tetapi meleset dari perkiraan untuk pendapatan dan pengguna aktif bulanan.

Tesla menghapus kenaikan harga sebelumnya, dan turun 0,6 persen pada perdagangan Selasa, 26 Oktober 2021 setelah perusahaan kendaraan listrik melonjak lebih dari 12 persen pada sesi sebelumnya untuk mencapai kapitalisasi pasar USD 1 triliun untuk pertama kalinya.

Di sisi lain, saham United Parcel Service melonjak 6,9 persen setelah perusahaan pelayaran itu membukukan keuntungan dan pendapatan yang kuat di semua segmen bisnis. Saham 3M turun 0,1 persen meskpun mengalahkan harapan pendapatan dan laba.

Saham General Electric naik 2 persen setelah perusahaan mengeluarkan revisi ke atas untuk perkiraan pendapatan setahun penuh. Perseroan juga melaporkan laba kuartal III 2021 yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Laporan Keuangan Perusahaan AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Hampir 30 persen perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan dan lebih dari 80 persen mengalahkan harapan wall street, berdasarkan perhitungan CNBC.

Perusahaan masuk S&P 500 akan mencatatkan pertumbuhan laba sekitar 35,6 persen pada kuartal III 2021. “Pendapatan perusahaan telah menjadi katalis utama di balik rekor tertinggi baru-baru ini karena permintaan yang kuat terus mengimbangi kendala pasokan dan tekanan harga,” ujar Chief Market Technician Piper Sandler, Craig Johnson dilansir dari CNBC, Rabu, 27 Oktober 2021.

Saham Alphabet dan Microsoft menguat jelang rilis laporan keuangan. Pasar mengharapkan laba kuartalan Microsoft menguat didukung bisnis utama Azure. Di sisi lain, analis memperkirakan pendapatan Alphabet naik 43 persen year over year (yoy).

Twitter, Advanced Micro Devices dan Robinhood juga melaporkan pendapatan kuartalan pada perdagangan Selasa pekan ini.

“Musim laporan keuangan dimulai dengan awal baik, tetapi sekarang ujian besarnya adalah apakah nama-nama perusahaan teknologi akan meningkat?,” ujar Chief Market Strategist LPL Financial, Ryan Detrick.

Ia menambahkan,  dengan saham di level tertinggi sepanjang masa, standarnya memang cukup tinggi dan teknologi perlu mengesankan untuk membantu membenarkan gerak saham pada level saat ini.

Dari sisi data ekonomi, kepercayaan konsumen Amerika Serikat naik pada Oktober, membalikkan tren penurunan tiga bulan, menurut Conference Board. Indeks kepercayaan konsumen naik ke posisi 113,8 melampaui harapan Dow Jones di 108 dan naik dari posisi 109,8 pada September 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya