Prodia Bidik Kenaikan Pendapatan 30 Persen hingga Akhir 2021

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menyatakan strategi yang dijalankan perseroan mendapatkan respons luar biasa dan berdampak positif.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Nov 2021, 16:59 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2021, 16:59 WIB
Pemeriksaan Kesehatan Gratis Prodia
Petugas medis menunjukkan sampel darah pasien di Laboratorium Klinik Prodia Kramat, Jakarta, Sabtu (8/5/2021). Memasuki usia ke 48 tahun PT Prodia Widyahusada Tbk memberikan pemeriksaan kesehatan gratis kepada media. (Liputan6.com/HO/Prodia)

Liputan6.com, Jakarta PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) membidik kenaikan pendapatan sebesar 30 persen hingga akhir 2021.

Meski begitu, Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, Dewi Muliaty mengatakan, sebelumnya Perseroan mematok target yang tak setinggi tahun lalu. Mengingat kasus COVID-19 yang kini dalam tren melandai.

"Sesungguhnya kami rencanakan di tahun ini tidak sebesar pendapatan yang kami terima sekarang (hingga kuartal III 2021). Tapi cukup optimis, tetap kami membuat suatu perencanaan lebih tinggi daripada tahun lalu,” kata Dewi dalam paparan publik Prodia Widyahusada, selasa (16/11/2021).

Di sisi lain, Dewi berharap pandemi ini tidak berlangsung terus menerus. Sehingga pada saat bersamaan Pereroan melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan kinerja.

"Ternyata strategi-strategi yang dijalankan perseroan berespons luar biasa dan itu memberikan dampak yang positif dengan pertumbuhan kami. Sehingga kami harus adjust yang rencana semula, yaitu pendapatan yang disesuaikan dengan capaian 9 bulan ini,” ujar Dewi.

Hingga kuartal III 2021, Prodia mencetak pendapatan bersih Rp 1,99 triliun. Tumbuh 65,60 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,20 triliun. Dari raihan itu, Perseroan membukukan laba bersih Rp 511,08 miliar hingga kuartal III 2021. Realisasi laba bersih ini tumbuh 318 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 122,27 miliar.

“Kami tetap berharap di kuartal IV 2021 pertumbuhan yang tetap bagus. Walaupun kalau kita bandingkan year on year dengan kuartal IV tahun lalu di mana pendapatan itu tinggi karena COVID-19 masih tinggi,” beber Dewi.

Dewi menambahkan, laba kotor kuartal IV kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan kuartal II dan III. Namun demikian, secara keseluruhan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, masih akan mencatatkan kenaikan.

"Jadi kami berharap sekalipun pertumbuhannya tidak setinggi kuartal III atau kuartal II tahun ini, tetapi secara gross profit akan jauh lebih tinggi daripada kuartal IV tahun lalu,” kata dia.

“Kami tetap akan maintain EBITDA di sekitar angka kuartal III 2021 sekitar 30-an persen. Dengan begitu, otomatis sampai akhir tahun kita berharap bisa mendapat juga di pertumbuhan sekitar 30 persen untuk revenue,” ia menambahkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penyerapan Belanja Modal

Pemeriksaan Kesehatan Gratis Prodia
Petugas medis merapikan tabung di Laboratorium Klinik Prodia Kramat, Jakarta, Sabtu (8/5/2021). Memasuki usia ke 48 tahun PT Prodia Widyahusada Tbk memberikan pemeriksaan kesehatan gratis kepada media mulai dari pemeriksaan kolesterol hingga Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif. (Liputan6.com/HO/Prodia)

Sebelumnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 40 persen hingga kuartal III 2021.

Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, Dewi Muliaty menuturkan, belanja modal ini dialokasikan untuk kebutuhan IT. “Di tahun ini penyerapannya baru 40 persen sampai 9 bulan,” tutur dia dalam paparan publik Perseroan, Selasa, 16 November 2021.

Perseroan siapkan belanja modal sebesar Rp 200 miliar pada 2021. Dewi menambahkan, untuk tahun depan belanja modal masih di kisaran yang sama. Ia menjelaskan, Prodia akan fokus ke arah omnichannel. Sebingga belanja modal banyak yang dialokasikan untuk keperluan IT.  Di sisi lain, Perseroan juga tidka banyak melakukan pembukaan outlet baru.

"Tahun ini sebenarnya sekitar Rp 200 miliar. Jadi tahun depan juga hampir sama sebenarnya, karena kami dalam dua tahun ini tidak merencanakan membuka outlet berupa fisik itu begitu besar begitu banyak, paling 1-2 outlet karena kami fokus pada pembangunan digital service,” tutur dia.

Namun, pada 2021, Dewi mengatakan, Perseroan optimistis dapat menyerap keseluruhan belanja modal lantaran masih ada pengeluaran-pengeluaran tambahan yang belum direalisasikan. Sebagian besar ppengeluaran juga masih akan berkaitan dengan IT.

"Masih akan ada pengeluaran-pengeluaran tambahan. Sebagian memang ada yang ternyata kalau IT itu bisa dari capex di yang sedikit disesuaikan opex. Jadi memang tidak kelihatan di capex secara keseluruhan,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya