Wall Street Merosot di Tengah Kekhawatiran Varian Omicron

Pada penutupan perdagangan wall street, Jumat, 3 Desember 2021 indeks Dow Jones turun 59,71 poin menjadi 34.580,08.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Des 2021, 07:03 WIB
Diterbitkan 04 Des 2021, 07:03 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Jumat, 3 Desember 2021 setelah laporan pekerjaan yang mengecewakan. Wall street bergerak bak roller coaster pada pekan ini didorong kekhawatiran varian baru COVID-19, omicron.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 59,71 poin menjadi 34.580,08.  Indeks Dow Jones melemah didorong saham Boeing turun 1,9 persen. Indeks acuan ini sempat turun lebih dari 300 poin pada awal sesi perdagangan.

Indeks S&P 500 merosot 0,8 persen menjadi 4.538,43. Indeks Nasdaq turun 1,9 persen menjadi 15.085,45. Selama sepekan, indeks acuan di wall street cenderung koreksi.

Meski perdagangan menguat pada Kamis, 2 Desember 2021, indeks Dow Jones turun 0,9 persen pada pekan ini. Indeks S&P 500 susut 1,2 persen dan indeks Nasdaq merosot 2,6 persen. Barclays menyampaikan kepada klien untuk tetap berada di jalur dan membeli saat pasar turun.

Saham teknologi termasuk paling tertekan pada pekan ini. Hal ini didorong saham Tesla susut 6,4 persen dan Zoom tergelincir hampir 4,1 persen. Saham DocuSign susut 42,2 persen setelah perusahaan mengeluarkan panduan penjualan kuartal IV yang lebih rendah dari perkiraan analis.

Saham yang berkaitan dengan ekspansi ekonomi antara lain hotel dan maskapai melemah. Saham Las Vegas Sands turun hampir 3,7 persen. Saham Delta Air Lines tergelincir 1,8 persen. Saham Norwegian Cruise Line turun 4,5 persen dan Karnaval merosot 3,9 persen.

"Ketidakpastian mengenai omicron tinggi, tetapi ditambah dengan jumlah pekerjaan yang mengecewakan dan investor memutuskan untuk melakukan aksi jual menjelang akhir pekan,” ujar Chief Market Strategist LPL Financial, Ryan Detrick, dilansir dari CNBC, Sabtu (4/12/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rilis Data Tenaga Kerja AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Laporan pekerjaan pada November 2021 menunjukkan penciptaan lapangan kerja lebih lambat dari perkiraan bulan lalu. Data nonfarm payrolls meningkat hanya 210.000 pada bulan ini, jaduh di bawah 573.000 pekerjaan yang diprediksi oleh ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Namun, tingkat pengangguran turun tajam menjadi 4,2 persen, lebih baik dari perkiraan 4,5 persen. “Sangat meresahkan melihat kami tidak dapat membangun angka yang kuat pada Oktober, dengan ketidakpastian hanya akan meningkat saat musim dingin berlangsung,” ujar Ekonom CUNA Mutual Group Steve Rick.

Ia mengatakan, oleh karena itu, tidak sepenuhnya mengejutkan bulan ini gagal dengan negara bersiap untuk menanggapi varian omicron COVID-19. Selain itu terus hadapai kenaikan inflasi dan krisis rantai pasokan yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, raksasa ride-hailing China mengumumkan akan mulai delisting dari Bursa Efek New York dan membuat rencana untuk tercatat di Hong Kong. Saham Didi turun 22,2 persen.

Wall Street Fluktuaktif

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Pergerakan wall street pada Jumat, 3 Desember 2021 melanjutkan pergerakan yang sangat fluktuaktif seiring pasar mencerna varian baru COVID-19 omicron, dan apa artinya bagi investor.

Varian omicron kini telah terdeteksi di lima negara bagian Amerika Serikat, dengan gejala sejauh ini dilaporkan ringan.

“Kami telah berpandangan kondisi makro dan likuiditas secara keseluruhan mendukung ekuitas dan menyarankan untuk menambah saat saham melemah, dan mencari hingga pasar saham menguat,” ujar Emmanuel Cau dari Barclays.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya