Omicron Masuk Indonesia, Bagaimana Persiapan Sarana Meditama Metropolitan?

Pemerintah telah umumkan kasus pertama varian Omicron di Indonesia. Lalu bagaimana PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) untuk antisipasi dan hindari penyebarannya?

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Des 2021, 20:17 WIB
Diterbitkan 17 Des 2021, 19:57 WIB
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk Gelar Public Expose
Presdir PT. Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) Jusup Halimi saat Public Expose di Hall RS EMC Tangerang, Banten, Jumat (17/12/2021). SAME mengelola RS EMC Tangerang, RS EMC Alam Sutera, RS EMC Sentul, RS EMC Cikarang, RS EMC Pekayon, dan RS EMC Pulomas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebutkan varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. 

"Saya ingin menginformasikan informasi terbaru, Kemenkes semalam mendeteksi ada seorang pasien N terkonfirmasi Omicron pada 15 Desember 2021," ujar Budi dalam konferensi pers Kamis, 16 Desember 2021 seperti dikutip dari Kanal Health Liputan6.com.

Lalu bagaimana PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) antisipasi masuknya varian omicron di Indonesia?

Wakil Presiden Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Juniwati Gunawan menuturkan, pihakmya sejauh ini tidak ada hal khusus yang dilakukan. Namun, pihaknya kembali mengingatkan kepada staf untuk tidak boleh lengah. "Prokes dan social distancing tetap kita lakukan,” kata dia saat paparan publik, Jumat (17/12/2021).

Perseroan menyatakan fasilitas untuk penanganan COVID-19 siap seiring saat puncak pandemic COVID-19 karena varian delta pada Juli-Agustus juga masih ada. Namun, perseroan tidak ingin lonjakan kasus COVID-19 itu terjadi karena varian omicron.

Sementara itu, Direktur Utama PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Jusup Halimi menuturkan, sampai sekarang perseroan tidak mengubah settingan ruangan dan kamar seiring tetap fokus jika ada peningkatan kasus COVID-19.

"Kita tidak balikkan ruangan normal seperti dulu. Kita masih pertahankan, begitu kalau ada terjadi sesuatu, grup rumah sakit tak lakukan pengerjaan dan penambahan kebutuhan supaya aman sehingga tidak tertular,” kata dia.

Ia menambahkan, kasus COVID-19 saat ini sudah rendah. Ini ditunjukkan dari jumlah pasien yang dirawat, jika dulu 400 pasien rawat karena COVID-19 masih ada, saat ini hampir tidak ada. “Itu sudah rendah (pasien-red),” ujar dia.

Selain itu, Jusup mengatakan, perseroan juga memiliki lab PCR yang dapat mendeteksi varian omicron.

Hingga Oktober 2021, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk memiliki 534 dokter yang terdiri dari dokter umum dan spesialis, enam rumah sakit dan 1.017 tempat tidur.

Kemudian ada 819 perawat dan staf medis. Rumah sakit perseroan antara lain di RS EMC Alam Sutera, RS EMC Cikarang, RS EMC Pekayon, RS EMC Pulomas, RS EMC Sentul, dan RS EMC Tangerang.

Setelah akuisisi 66 persen saham PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), ada tambahan dua rumah sakit yaitu RS Grha Kedoya dan RS Grha MM2100.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tingkatkan WGS, Salah Satu Upaya Pemerintah Hadapi Omicron di Indonesia

Banner Infografis Covid-19 Varian Omicron Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Covid-19 Varian Omicron Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah mengumumkan temuan kasus pertama varian Omicron di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa upaya pun tengah diusahakan untuk menghindari penyebarannya.

Upaya pertama yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah dengan meningkatkan persentase Whole Genome Sequencing (WGS) pada pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kita sudah tingkatkan persentase yang di-WGS dari seluruh kasus konfirmasi yang terjadi. Jadi seluruh kasus konfirmasi yang terjadi, standarnya biasa lima persen yang dilakukan WGS," ujar Budi dalam keterangan pers Perkembangan Pandemi COVID-19 ditulis Jumat, 17 Desember 2021.

"Sekarang rencananya kita mau lakukan 10 persen. Supaya kalau ada Omicron, kita bisa tahu lebih cepat," tambahnya. 

Selanjutnya, upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penggunaan reagen PCR S Gene Target Failure (SGTF). PCR dengan cara tersebut dapat memberikan marker atau indikasi dini bahwa apabila hasilnya positif, maka kemungkinan besar adalah varian Omicron.

Tak hanya itu, penambahan stok vaksin di Indonesia juga terjadi pada bulan Desember 2021 ini. Mengingat vaksinasi menjadi salah satu pelindung masyarakat dari virus SARS-CoV-2.

"Biasanya, stok vaksinnya kita sekitar 50 juta dosis. Itu cukup untuk vaksinasi lima sampai enam minggu kedepan. Khusus untuk bulan Desember ini, karena kita juga mengantisipasi masalah penganggaran, stok vaksin kita sudah 110 juta dosis," ujar Budi.

"Jadi cukup untuk 11 sampai 12 minggu ke depan. Cukup untuk dua sampai tiga bulan ke depan. Kita juga banyak sekali menerima donasi dari negara-negara maju untuk vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca," tambahnya.  

Dalam kesempatan yang sama, Budi juga mengharapkan bahwa masyarakat semakin cepat ingin melakukan vaksinasi dengan dosis lengkap dan tidak memilih jenis vaksinnya.

"Segera divaksin, tidak perlu memilih-milih vaksinnya apa, yang ada divaksin saja dulu karena sudah terbukti. Ketika kita sudah divaksin, kecil chance-nya kalau terkena varian Omicron kita masuk ke rumah sakit," ujar Budi.

"Sangat-sangat kecil chance-nya kita akan wafat kalau sudah divaksinasi. Jadi tolong segera percepat vaksinasi terutama para orangtua kita," tambahnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya