Microsoft Akuisisi Activision Blizzard Setara Rp 986 Triliun

Microsoft berencana menjadikan perusahaan tersebut sebagai perusahaan game terbesar ketiga berdasarkan pendapatan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Jan 2022, 12:29 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2022, 12:29 WIB
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung
Papan Nama Microsoft di Sebuah Gedung. Kredit: Mohammad Rezaie via Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft mengumumkan rencana untuk akuisisi Activision Blizzard dalam kesepakatan blockbuster senilai hampir USD 70 miliar. Aksi tersebut adalah salah satu akuisisi terbesar dalam industri teknologi dalam beberapa tahun terakhir.

Transaksi tersebut bernilai USD 68,7 miliar atau sekitar Rp 986,87 triliun (asumsi kurs Rp 14.365 per dolar AS). Microsoft berencana menjadikan perusahaan tersebut sebagai perusahaan game terbesar ketiga berdasarkan pendapatannya, setelah Tencent dan Sony.CEO Activision Blizzard,  Bobby Kotick akan melanjutkan posisinya.

Perjanjian tersebut menunggu tinjauan peraturan dan persetujuan pemegang saham Activision Blizzard, dengan kesepakatan akan ditutup pada 2023.

Perusahaan akan terus beroperasi secara independen sampai transaksi selesai, setelah itu Activision Blizzard akan melapor ke Spencer. Industri gaming telah menjadi titik fokus utama bagi Microsoft dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena pandemi membuat lebih banyak orang tinggal di rumah dan menggunakan sistem gaming.

Pada Januari 2021, di tengah tingginya permintaan untuk konsol Xbox Series X dan Series S, pendapatan game Microsoft melampaui USD 5 miliar untuk pertama kalinya. Akuisisi ini akan meningkatkan bisnis game Microsoft dengan penambahan game Activision Blizzard dan hampir 400 juta pemain aktif bulanan yang menyertainya. Microsoft juga akan mengakuisisi studio game global Activision dengan hampir 10.000 karyawan.

Rencana Microsoft untuk cloud gaming akan dipercepat oleh kesepakatan, dengan perusahaan berharap untuk mendorong komunitas Xbox ke ponsel, tablet, laptop dan perangkat lain secara global. Judul populer dari Activision seperti "Candy Crush" juga akan meningkatkan posisi Microsoft di game mobile.

"Memperoleh Activision akan membantu memulai upaya game MSFT yang lebih luas dan pada akhirnya pindah ke metaverse dengan game monetisasi pertama dari metaverse menurut pendapat kami," kata analis Wedbush Dan Ives dalam sebuah pernyataan Selasa.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kategori Paling Dinamis

Wah, Microsoft Bakal Bangun Apartemen dan Ruang Ritel
Agar lebih terbuka, Microsoft akan segera merombak kantor pusatnya yang berlokasi di Redmond, Washington.

Metaverse telah dipuji sebagai hal besar berikutnya untuk industri teknologi — meskipun masih ada jalan panjang sampai dunia virtual seperti itu menjadi kenyataan, video game kemungkinan akan memainkan peran sentral.

"Gaming adalah kategori paling dinamis dan menarik dalam hiburan di semua platform saat ini dan akan memainkan peran kunci dalam pengembangan platform metaverse," kata CEO Microsoft Satya Nadella dalam, dikutip dari CNN, Rabu, 19 Januari 2022.

Kesepakatan itu dapat menghadapi pengawasan yang signifikan baik di Amerika Serikat maupun di luar negeri dari anggota parlemen dan regulator, yang baru-baru ini berfokus pada masalah antimonopoli di industri Big Tech.

Sementara Microsoft kurang mendapat perhatian dalam hal itu dibandingkan sesama raksasa teknologi lainnya antara lain Facebook, Apple, Amazon dan Google. Namun,  kesepakatan itu dapat menempatkan Microsoft kembali dalam sorotan, karena itu akan membuat perusahaan menjadi pemain yang lebih besar di industri game.

Sebelumnya, Microsoft mengakuisisi perusahaan induk pengembang game populer Bethesda Softworks, ZeniMax, pada September 2020, dalam kesepakatan USD 7,5 miliar yang juga meningkatkan portofolio Xbox Game Pass-nya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya