Liputan6.com, Jakarta - Indeks sektor saham IDX Transportation & Logistic mencatatkan penguatan sepanjang 2022. Hingga perdagangan Kamis, 17 Februari 2022, indeks sektor saham tersebut menguat 17,97 persen secara year to date (ytd) di posisi 1.899.
Capaian itu sekaligus menjadi pertumbuhan tertinggi dibandingkan indeks lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal 2022.
Equity Research Analyst PT Kiwoom Sekuritas, Rizky Khaerunnisa menilai, kinerja IDX Transportation & Logistic sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi dan pelonggaran pembatasan sosial. Selain itu, juga didorong permintaan komoditas yang masih tinggi.
Advertisement
Baca Juga
"Saat komoditas energi terjadi peningkatan permintaan, harganya naik karena supply terbatas. Dan pengirimannya akan menggunakan transportasi, sehingga secara tidak langsung menambah pemasukan sektor transportasi,” kata Rizky kepada Liputan6.com, Jumat (18/2/2022).
Berdasarkan data Bloomberg, Rizky membeberkan saham yang memimpin kenaikan yaitu PT Temas Tbk (TMAS) dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) karena harganya yang sudah tinggi serta mempunyai bobot yang paling besar. Sehingga mempengaruhi pergerakan sektor IDX Transportasi dan Logistik.
"Terkait prospek jangka panjang, kami melihat sektor transportasi dan logistik yang memimpin sepanjang tahun 2022 itu justru mengindikasikan dalam fase akhir uptrend jangka panjangnya. Walau dalam jangka pendek ini, potensi kenaikan lanjutan masih akan berlanjut,” ujar Rizky.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Strategi Saham
Dia menuturkan, kondisi uptrend yang dalam fase akhir itu sudah mencerminkan kinerja pada 2021. Di sisi lain, tidak sedikit valuasi saham yang sudah mahal. Sehingga untuk strategi memilih saham bisa wait and see terlebih dahulu.
"Karena beberapa saham dari IDX Transportation & Logistic ini ada yang ARB serta ada yang disuspend. Dan secara valuasi beberapa saham yang menjadi leader IDX Transportation & Logistic sudah overvalue. Atau bisa di cermati SMDR yang pergerakannya cenderung lagging dibandingkan TMAS, dan secara valuasi masih murah," pungkasnya.
Advertisement