Harga Minyak Melonjak, Bursa Saham Asia Menguat

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Kamis, 3 Maret 2022 mengikuti wall street di tengah kenaikan harga minyak dunia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Mar 2022, 09:50 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2022, 09:37 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pagi (3/3/2022) mengikuti wall street. Di sisi lain, harga minyak menyentuh level tertinggi.

Di Jepang, indeks Nikkei menguat 0,82 persen pada perdagangan Kamis pagi ini. Sementara itu, indeks Topix naik 1,12 persen. Indeks Korea Selatan Kospi bertambah 1,15 persen. Di Australia, indeks ASX 200 melesat 0,87 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bertambah 0,56 persen. Demikian dilansir dari CNBC.

Di sisi lain, China akan rilis survei aktivitas pribadi layanan China pada Februari. Indeks manajer pembelian markit diperkirakan rilis pada Kamis pagi waktu setempat.

Harga Minyak Menguat

Investor juga terus memantau pergerakan di pasar minyak dengan harga minyak mentah melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun pada Rabu, 2 Maret 2022 di tengah meningkatnya perang Rusia di Ukraina.

Pada Kamis pagi, jam perdagangan di Asia, harga minyak mentah Brent naik 2,31 persen menjadi USD 115,54 per barel. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat menguat 1,65 persen menjadi USD 112,43 per barel.

OPEC dan sekutunya mempertahankan produksi tetap stabil meski kenaikan dramatis dalam harga minyak baru-baru ini.

Di wall street, indeks Dow Jones melonjak 596,40 poin menjadi 33.891,35. Indeks S&P 500 naik 1,86 persen menjadi 4.386,54. Indeks Nasdaq bertambah 1,62 persen menjadi 13.752,02. Indeks dolar AS berada di posisi 97,47 dibandingkan sebelumnya 96,6.

Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 115,60 per dolar AS. Dolar Australia berada di kisaran USD 0,7286.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street 2 Maret 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat tajam pada perdagangan Rabu, 2 Maret 2022. Wall street naik di tengah kenaikan harga minyak dan konflik Rusia dan Ukraina makin memanas.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 596,40 poin atau 1,79 persen menjadi 33.891,35. Indeks S&P 500 bertambah 1,86 persen menjadi 4.386,54. Indeks Nasdaq menanjak 1,62 persen menjadi 13.752,02.

Saham di indeks Dow Jones sebagian besar menguat. Saham Caterpillar naik lebih dari 5 persen. Saham Intel menguat 4,4 persen dan Goldman Sachs naik 2,5 persen.

“Saya pikir ada beberapa kelegaan data ekonomi AS terus tetap solid. Ini tarik menarik antara ketidakpastian yang sedang berlangsung tetapi masih fundamental domestik yang solid,” ujar Investment Strategist Edward Jones, Angelo Kourkafas, dilansir dari CNBC, Kamis (3/3/2022).

Ia menambahkan, dengan pasar turun sekitar 10 persen di wilayah koreksi dan valuasi telah normal, ada beberapa dukungan. “Namun, situasinya tetap sangat cair yang berarti gejolak kemungkinan akan berlanjut,” kata dia.

Pergerakan wall street di tengah harga minyak menguat. Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik di kisaran USD 112,51 per barel pada Rabu pagi. Harga minyak pun menjadi di kisaran USD 111. Saham Chevron naik hampir 3 persen.

Di sisi lain, saham menguat seiring ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell bersaksi di depan Kongres untuk pembaruan kebijakan moneter tengah tahuannya. Jerome Powell mengatakan, kenaikan suku bunga akan dimulai Maret meski sangat tidak pasti karena dampak perang di Ukraina. The Fed akan membuat kemajuan tetapi tidak menyelesaiakn rencana untuk mengurangi neraca.

“Intinya adalah kami akan melanjutkan, tetapi kami akan melanjutkan dengan hati-hati karena kami belajar lebih banyak tentang implikasi perang Ukraina terhadap ekonomi,” ujar Powell.

Imbal hasil obligasi pemerintah juga menguat pada Rabu pekan ini.  Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik menjadi sekitar 1,9 persen setelah turun di bawha 1,7 persen sehari sebelumnya. Ini pergerakan satu hari terbesar selama 10 tahun sejak 2020. Saham Wells Fargo naik lebih 3,8 persen.

“Kenaikan (suku bunga-red) 25 basis poin adalah peningkatan positif dan dari perspektif pasar ini memberikan visibilitas. Saya pikir apa yang kita lihat hari ini benar-benar pasar diposisikan untuk the Fed yang jauh lebih hawkish,” ujar Tom Lee dari Fundstrat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya