Bursa Saham Asia Tersungkur Ikuti Wall Street, Indeks Hang Seng Pimpin Koreksi

Di Hong Kong, indeks Hang Seng melemah dan memimpin koreksi tajam di Asia. Indeks Hang Seng melemah 2,45 persen pada Jumat, 6 Mei 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Mei 2022, 10:15 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2022, 10:15 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik turun pada perdagangan Jumat pagi (6/5/2022) setelah penurunan semalam di wall street mengirim Dow Jones Industrial Average ke hari terburuk sejak 2020.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng melemah dan memimpin koreksi tajam di Asia. Indeks Hang Seng melemah 2,45 persen. Di China, indeks Shanghai merosot 1,41 persen, dan indeks Shenzhen melemah 1,72 persen.

Saham teknologi alami aksi jual ikuti indeks Nasdaq di wall street. Saham Tencent melemah 3,66 persen. Saham Alibaba tergelincir 5,02 persen dan Meituan susut 4,07 persen.

Indeks Hang Seng teknologi merosot 3,87 persen. Saham Xpeng merosot 9,15 persen dan Nio tergelincir 12,41 persen.Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,13 persen. Indes Topix menguat 0,34 persen.

Bursa saham Jepang kembali diperdagangkan pada Jumat setelah ditutup karena libur sebagian besar di minggu ini.Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,48 persen.

Indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 2,48 persen. Indeks Singapura tergelincir 1,35 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 2,22 persen lebih rendah.

Reserve Bank of Australia akan merilis pernyataannya tentang kebijakan moneter pada pukul 09:30 HK/SIN, Jumat. Pada Selasa, bank sentral Australia menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya selama lebih dari satu dekade.

Semalam di wall street, Dow Jones Industrial Average jatuh 1.063,09 poin atau 3,12 persen menjadi 32.997,97. S&P 500 turun 3,56 persen menjadi 4.146,87 sementara Nasdaq Composite anjlok 4,99 persen menjadi 12.317,69.

Pergerakan saham pada perdagangan Kamis di wall street merupakan pembalikan tajam dari reli pada Rabu setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga acuannya sebesar setengah poin persentase, sejalan dengan ekspektasi pasar dan juga kenaikan terbesar dalam dua dekade.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indeks Dolar AS

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Ilustrasi bursa saham Asia

Bahkan, ketua the Fed Jerome Powell juga mengindikasikan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada suatu waktu adalah bukan sesuatu yang sedang dipertimbangkan komite secara aktif.

"Tanpa aliran berita yang jelas untuk menjelaskan pembalikan tajam, tampaknya kelegaan Powell yang mengindikasikan pergerakan 75bp kemungkinan merupakan langkah yang terlalu jauh memberi jalan bagi fokus baru pada inflasi tinggi dan prospek pertumbuhan yang menantang," tulis Ekonom National Australia Bank, Taylor Nugent, dalam catatan Jumat.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di 103,57 setelah melompat baru-baru ini dari bawah 103. Yen Jepang diperdagangkan pada 130,36 per dolar, lebih lemah dibandingkan dengan level di bawah 130 yang terlihat terhadap greenback awal pekan ini.Sementara itu, dolar Australia berada di 0,7119 setelah penurunan kemarin dari level di atas 0,721.

Harga minyak lebih tinggi di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,13 persen menjadi USD 111,04 per barel. Harga minyak mentah berjangka AS naik 0,14 persen menjadi USD 108,41 per barel.

Penutupan Wall Street 5 Mei 2022

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Wall street

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot perdagangan Kamis, 5 Mei 2022. Koreksi wall street menghapus reli dari sesi sebelumnya dan mencatat kinerja terburuk sejak 2020.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 1.063 poin atau 3,12 persen menjadi 32.997,97. Indeks Nasdaq tergelincir 4,99 persen ke posisi 12.317,69, dan mencatat level terendah sejak November 2020. Dua indeks saham acuan tersebut mencatat koreksi terburuk sejak 2020.

Indeks S&P 500 susu 3,56 persen menjadi 4.146,87, dan menandai hari terburuk kedua pada 2022. Pergerakan wall street tersebut terjadi setelah reli besar untuk saham pada Rabu, 4 Mei 2022 didorong indeks Dow Jones melonjak 932 poin atau 2,81 persen dan indeks S&P 500 naik 2,99 persen sehingga mencatat kenaikan terbesar sejak 2020.

Indeks Nasdaq melonjak 3,19 persen.Kenaikan tersebut telah terhapus sebelum tengah hari di New York pada perdagangan Kamis waktu setempat.

"Jika Anda naik 3 persen dan kemudian Anda menyerah setengah persen pada hari berikutnya, itu hal yang cukup normal. Akan tetapi, memiliki hari seperti yang kita alami kemarin dan kemudian melihatnya 100 persen terbalik dalam waktu setengah hari benar-benar luar biasa," ujar Direktur Pelaksana Schwab Center for Financial Research, Randy Frederick, dilansir dari CNBC, Jumat (6/5/2022).

Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
Wall Street

Saham teknologi besar berada di bawah tekanan dengan induk Facebook dan Amazon masing-masing turun hampir 6,8 persen dan 7,6 persen. Saham Microsoft turun sekitar 4,4 persen.

Saham Salesforce anjlok 7,1 persen dan Apple merosot hampir 5,6 persen.Saham e-commerce menjadi sumber utama koreksi pada perdagangan Kamis pekan ini menyusul beberapa laporan kuartalan yang mengecewakan.

Saham Etsy dan eBay masing-masing turun 16,8 persen dan 11,7 persen setelah mengeluarkan panduan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan.

Saham shopify turun hampir 15 persen setelah meleset dari perkiraan baik pendapatan dan laba bersih.Penurunan saham menyeret indeks Nasdaq ke hari terburuknya dalam dua hari.Pasar surat berharga atau obligasi juga melihat pembalikan dramatis dari reli pada perdagangan Rabu pekan ini.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun yang bergerak berlawanan dengan harga melonjak kembali di atas 3 persen pada perdagangan Kamis pekan ini dan mencapai level tertinggi sejak 2018. Kenaikan suku bunga dapat memberi tekanan pada saham teknologi yang berorientasi pada pertumbuhan karena membuat laba kurang menarik bagi investor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya