OASA Masuki Industri Energi Baru Terbarukan

OASA secara resmi menapakkan kaki dan jejak bisnisnya menekuni industri energi baru terbarukan (EBT).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Jun 2022, 13:35 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2022, 13:35 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) resmi berganti nama menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk sekaligus juga mengganti logo.

Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Utama mengatakan, OASA secara resmi menapakkan kaki dan jejak bisnisnya menekuni industri energi baru terbarukan. Tonggak sejarah baru bagi PT Protech Mitra Perkasa Tbk. 

"Kami juga mengumumkan secara resmi pergantian nama Perseroan menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk, sekaligus mengganti logo sebagai identitas diri. Saya nyatakan di sini bahwa ke depan kami memang akan serius menekuni industri hijau yang beromset triliunan rupiah,” kata Bobby Gafur Umar dalam keterangan resminya, Senin (27/6/2022).

Dia menambahkan, transformasi menekuni industri EBT sesungguhnya merupakan sebuah keniscayaan. 

"EBT adalah masa depan. EBT kini sudah menjadi suatu keharusan, bukan lagi hanya sekadar pilihan. Karena itu, dukungan semua kalangan dari segala lapisan, adalah sebuah keharusan juga. Pemerintah juga sudah saatnya melakukan upaya lebih serius dalam memacu pengembangan EBT di tanah air,” kata Bobby.

Ke depan, dalam roadmap yang sudah disusun, perseroan akan dikembangkan sebagai perusahaan EBT berskala besar. OASA akan mengubah sampah menjadi energi yang bermanfaat, akan membirukan langit serta lautan Indonesia, menjadikan Indonesiaku Biru. Bahkan, merestorasi iklim, menjadikan lingkungan yang hijau berdampingan dengan langit dan lautan biru.

"Kami percaya, green technology akan menyelesaikan masalah besar keterbatasan akses energi, sekaligus memberikan economic opportunity terbesar di abad-21. Kami percaya, bisnis yang menyelesaikan masalah besar, memiliki profitability yang besar juga. OASA bertransformasi menjadi environmental technology group of companies,” kata Bobby.

Tak hanya itu, ke depan perseroan ditargetkan akan menjadi perusahaan yang tidak hanya menjalankan ‘bisnis seperti biasa’, tetapi akan membuka kunci value dengan membuat terobosan dalam hal bisnis yang berkaitan dengan lingkungan. 

 

 

Jalankan Sejumlah Sektor

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, bisnis yang akan digeluti antara lain, pengolahan dan pengelolaan sampah, biomassa, sekaligus menjalankan peran sebagai kontraktor untuk proyek energi ramah lingkungan. Bobby juga menuturkan, OASA akan menjalankan beberapa sektor bisnis, mulai dari bio-kimia, energi, pengolahan limbah dan sampah, hingga teknologi.

“Semuanya kami yakini sebagai bidang-bidang usaha yang akan mendatangkan manfaat dan keuntungan yang besar, tidak hanya buat kami sebagai entitas bisnis yang menjalankannya, tapi juga buat semua stakeholders kami, termasuk masyarakat luas,” ujar Bobby.

Untuk memuluskan jalan, perseroan telah menggandeng mitra sekaligus pemilik teknologi di bidang pengelolaan lingkungan dari Eropa, yakni Suez Group. Terkait pembiayaan, Perseroan akan memanfaatkan sumber-sumber dari lender luar negeri yang memang sedang mencari portofolio bisnis berbasis energi bersih atau ramah lingkungan.

"Tahun ini kami akan menyasar beberapa proyek infrastruktur hijau. Sedikitnya ada dua atau tiga proyek yang sedang diincar dan dibicarakan. Kontrak-kontrak dalam beberapa bulan ke depan mungkin sudah akan jalan. Tidak hanya sebagai kontraktor tapi bisa juga investing atau financing. Kami akan mencoba terobosan-terobosan untuk memanfaatkan dana puluhan triliun dari Jerman untuk infrastruktur hijau. Sudah ada beberapa project yang masuk dalam rencana bisnis perseroan,” kata Bobby.

Absen Tebar Dividen 2021

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) atau yang sekarang berganti nama menjadi PT Maharaksa Biru Energi Tbk absen membagikan dividen 2021. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada Senin, 27 Juni 2022.

“Dividen tidak (dibagikan) karena seluruh keuntungan tahun lalu akan kami alokasikan untuk tambahan modal dan investasi yang ke rencana kami,” Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, Bobby Gafur Utama dalam konferensi pers virtual, Senin (27/6/2022).

Dalam RUPS Tahunan OASA, Bobby juga menyampaikan sejumlah hal terkait kinerja sepanjang 2021. Pada 2021, untuk pertama kalinya sejak mencatatkan sahamnya di bursa, perseroan berhasil membukukan laba sebesar Rp 1,32 miliar.

Kini, Perseroan telah menyiapkan serangkaian strategi untuk menghadapi 2022 yang diyakini memiliki prospek baik. Laba perseroan dimanfaatkan seluruhnya untuk optimalisasi pengembangan usaha perseroan pada 2022.

 

Saham OASA

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jejak Perseroan di bursa efek pun semakin baik, setelah Bobby menguasai mayoritas kepemilikan perseroan akhir 2021 lalu. Harga saham Perseroan pada akhir 2021 tercatat sebesar Rp.650 per lembar saham. 

Hal tersebut merupakan harga tertinggi sejak perseroan melantai di bursa. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada periode 13-17 Desember 2021, saham perseroan melesat 116,67 persen secara mingguan menjadi Rp 650. 

Meskipun perdagangan di bursa didera isu inflasi global dan kenaikan suku bunga The Fed yang signifikan, saham Perseroan masih dalam kisaran angka yang stabil. 

“Ini mencerminkan kepercayaan capital market terhadap prospek bisnis berkelanjutan Perseroan di masa depan,” ujar Bobby dalam keterangan resminya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya