Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung koreksi pada 27 Juni-1 Juli 2022. IHSG melemah 3,53 persen ke posisi 6.794,32 dari pekan lalu 7.042,93.
Demikian mengutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (2/7/2022). Koreksi IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa turun 3,11 persen menjadi Rp 8.886,50 triliun. Kapitalisasi pasar bursa itu merosot sekitar Rp 285 triliun dari pekan lalu Rp 9.171,84 triliun.
Baca Juga
Selanjutnya rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melemah 10,25 persen menjadi 1.128.267 transaksi dari 1.257.107 transaksi pada penutupan pekan lalu.
Advertisement
Rata-rata volume transaksi bursa juga turun 23,22 persen menjadi 19 miliar saham dari 24,75 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Kemudian rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan juga susut 29,79 persen sebesar Rp 12,16 triliun dari Rp 17,33 triliun pada pekan sebelumnya.
Investor asing pun mencatat aksi jual bersih Rp 63,05 miliar pada Jumat, 1 Juli 2022. Dengan demikian, sepanjang tahun berjalan 2022, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 61,07 triliun.
Pada pekan ini, Jumat, 1 Juli 2022, PT PP Presisi Tbk menerbitkan obligasi berkelanjutan I PP Presisi tahap I tahun 2022 yang resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai Rp 202,98 miliar. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi ini adalah idBBB+ dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 54 emisi dari 42 emiten senilai Rp69,40 triliun.
Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 490 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp441,02 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 122 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 152 seri dengan nilai nominal Rp4.821,75 triliun dan USD205,99 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,09 triliun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IHSG Naik 5,02 Persen pada Semester I 2022 di Tengah Lesunya Bursa Global
Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pekan ini. Pada Kamis, 30 Juni 2022, IHSG ditutup turun 33,77 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.911,58. IHSG dibuka pada posisi 6.949 dan menciptakan level tertinggi pada posisi 6.990.
Sepanjang paruh pertama 2022 IHSG telah naik 5 persen dari posisi awal tahunnya yaitu di 6.581. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 5,02 persen sepanjang semester I 20222 ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022. Di sisi lain, indeks LQ45 melonjak 6,5 persen secara year to date (ytd) ke posisi 991,94 pada Kamis, 30 Juni 2022.
Adapun IHSG menciptakan kinerja yang cukup baik kendati terdapat berbagai sentimen global, seperti kenaikan suku bunga The Fed, kenaikan harga komoditas, hingga inflasi.
“Di tengah pasar modal global yang bergejolak, kenaikan ini bisa dikatakan cukup baik. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Nikkei yang terkoreksi 8,3 persen pada periode yang sama,” ujar Analis BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (1/7/2022).
Maxi mencermati, IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian global saat ini. Bahkan saat bursa Amerika Serikat, wall street juga terkoreksi, bursa dalam negeri relatif masih stabil. Menurut dia, kondusivitas pasar dalam negeri salah satunya pengendalian inflasi oleh otoritas terkait sepanjang paruh pertama 2022.
"Bursa AS gonjang ganjing luar biasa. Dua pekan lalu, IHSG naik. IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian,” kata dia.
Advertisement
Dibayangi Harga Komoditas dan Suku Bunga The Fed
Sementara itu, Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai pergerakan IHSG pada semester I 2022 dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.
“Semester I dipengaruhi pergerakan harga komoditas dan suku bunga the fed,” ujar Agus Pramono kepada Liputan6.com, Selasa, 26 Juni 2022.
Dia menuturkan, terdapat sentimen yang mempengaruhi penguatan IHSG selama semester I 2022 pada sektor energi dan transportasi.
“Kalau energi di semester I ya karena coal harganya naik. Transportasi saya melihat penyelesaian hutang GIAA akan membawa sentimen yang positif walau untuk saham transportasi lain didorong naiknya penggunaan ecommerce,” kata Agus.
Sepanjang semester I 2022, indeks sektor saham energi memimpin penguatan. Indeks sektor saham IDXenergy melonjak 43,76 persen. Disusul indeks sektor saham transportasi dan logistik menanjak 23,46 persen, dan indeks sektor saham IDX industri melambung 16,76 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXteknologi memimpin koreksi selama enam bulan pertama 2022. Indeks sektor IDXtechnology susut 12,33 persen. Disusul indeks sektor saham properti dan real estate atau IDXproperty and real estate turun 12,18 persen, diikuti indeks sektor saham IDXsector keuangan merosot 5,86 persen. Sepanjang 2022, investor asing mencatat aksi beli bersih saham mencapai Rp 61,13 triliun.
Prediksi IHSG Semester II 2022
Untuk semester II 2022, Maxi mengatakan pergerakan IHSG akan lebih disokong perbaikan kinerja oleh emiten. Seiring dengan tren pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
"Kita dari BNI sekuritas target IHSG sekitar 7.300—7.600, kita optimis," kata Maxi.
Salah satu sektor yang menarik untuk dicermati saat ini adalah pertambangan. Hal itu seiring tren kenaikan harga komoditas khususnya batu bara. Lainnya, yakni sektor konsumer yang dinilai ikut terkerek seiring pulihnya daya beli masyarakat. Sementara itu, untuk sektor yang perlu diwaspadai yakni komoditas crude palm oil (CPO). Hal ini lantaran harga CPO yang relatif turun karena persediaan yang melimpah.
"Yang diwaspadai mungkin CPO, karena harga sedang turun. Itu karena ada kekhawatiran pasokan yang berlebih dari Malaysia dan Indonesia yang berdampak pada koreksi harga CPO,” ujar dia.
Sementara itu, Agus memprediksi IHSG berada di rentang 7.200 - 7.500. Pada semester II 2022 perlu mewaspadai suku bunga the Fed serta pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
"Kalau semester II, yang perlu diwaspadai adalah suku bunga the Fed, dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,” ujar Agus.
Untuk potensi penggalangan dana di pasar modal pada semester II 2022 masih akan sama.
“Untuk penggalangan dana saya rasa akan sama ya, Blibli akan IPO, juga ada beberapa kalau tidak salah,” ujar Agus.
Advertisement