Alasan Jasa Marga Lepas 40 Persen Saham Jalan Layang MBZ

Jalan Layang MBZ yang dikelola oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Jul 2022, 19:35 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 21:31 WIB
PSBB Masa Transisi, Tol Layang Jakarta - Cikampek Kembali Dibuka
Kendaraan melintas di Tol Layang Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (7/6/2020). Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek II (Eleveted) mulai hari ini kembali beroperasi setelah sebelumnya ditutup total akibat kebijakan larangan mudik Lebaran sejak Minggu (7/5/2020). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) kembali melanjutkan program asset recycling sebagai bagian dari strategi korporasi untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan kesinambungan bisnis Jasa Marga

Salah satunya dengan divestasi atas kepemilikan saham Jasa Marga di PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), anak usaha Jasa Marga yang mengelola Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ).

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menambahkan, divestasi sebesar 40 persen dari total 80 persen saham Jasa Marga kepada PT Marga Utama Nusantara (MUN) saat ini memasuki tahap penandatanganan Conditional Sale and Purchase Agreement of Shares (CSPA) yang dilakukan pada Kamis, 30 Juni 2022.

"Penyelesaian transaksi masih akan bergantung kepada pemenuhan beberapa persyaratan pendahuluan sebagaimana yang diatur dalam CSPA,” ujar Lisye dalam keterangan resminya, Senin (4/7/2022).

Sementara itu, Jasa Marga berharap seluruh proses transaksi ini dapat terlaksana dengan lancar sesuai target, tentunya dengan selalu menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada setiap tahapannya, hingga penandatanganan Sale and Purchase Agreement (SPA) sebagaimana yang direncanakan.

Penandatanganan CSPA ini merupakan langkah awal dan wujud komitmen kerja sama strategis antara Jasa Marga dan MUN dalam pengusahaan Jalan Layang MBZ, melalui PT JJC sebagai Badan Usaha Jalan Tol yang mengelola.

Jalan Layang MBZ yang dikelola oleh PT JJC memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa sebagai jalur penghubung  utama wilayah Jabotabek ke arah timur. 

Beroperasinya jalan tol ini memberikan dampak positif terhadap kelancaran jalur Jakarta-Cikampek, dengan bertambahnya kapasitas jalan tol tersebut sehingga terjadi penurunan V/C Ratio yang berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan rata-rata dari Simpang Susun Cikunir sampai dengan Karawang Barat. 

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Divestasi 40 Persen Saham JJC

Jalan tol layang Jakarta-Cikampek
Jalan tol layang Jakarta-Cikampek (dok: PUPR)

Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) divestasi saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) sebesar 40 persen kepada PT Marga Utama Nusantara, yang merupakan anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Jasa Marga Tbk telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham dengan PT Marga Utama Nusantara pada 30 Juni 2022. Perseroan sepakat untuk mengalihkan 2.265.778 saham atau 40 persen saham yang dikeluarkan PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek kepada PT Marga Usama Nusantara.

Kepemilikan saham perseroan di JJC merupakan salah satu objek pemisahan dari divisi regional Jasamarga Transjawa Tollroad. Perseroan menyatakan sesuai dengan perubahan dan tambahan informasi rancangan pemisahan divisi regional Jasamarga Transjawa Tollroad PT Jasa Marga (Persero) yang telah diumumkan perseroan pada 22 April 2022 dengan ditandatanganinya perjanjian jual beli saham oleh perseroan, perseroan menyebutkan kepemilikan saham yang akan dipisahkan kepada PT Jasamarha Transjawa Tol hanya sebanyak 2.265.778 saham.

Perseroan menyatakan transaksi ini bukan merupakan transaksi material bagi perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.

Selain itu, transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.


Jasa Marga Serap Belanja Modal Rp 844,3 Miliar pada Kuartal I 2022

PSBB Masa Transisi, Tol Layang Jakarta - Cikampek Kembali Dibuka
Kendaraan roda empat melintas di Tol Layang Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (7/6/2020). Djoko Dwijono Direktur Utama PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) selaku operator jalan tol layang mengatakan operasional akan dilakukan secara bertahap. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) baru merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 844,3 miliar hingga kuartal I 2022. Jasa Marga merencanakan belanja modal hingga Rp 9,11 triliun pada 2022.

Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menuturkan, total belanja modal konsolidasi terdiri dari belanja modal di level induk maupun anak perusahaan Jasa Marga sebesar Rp 9,11 triliun pada 2022.

“Penyertaan capex konsolidasi sampai dengan triwulan I 2022 lebih rendah yaitu 36,9 persen dari rencana karena disesuaikan dengan kebutuhan setoran modal anak perusahaan capex induk serta penyesuaian terhadap investasi bisnis prospektif,” kata Subakti Syukur dalam RDP Komisi VI DPR RI secara virtual, Senin (27/6/2022).

Adapun uraian rencana belanja modal Jasa Marga, yaitu belanja modal induk Rp 5,6 triliun, belanja AP konsesi jalan tol Rp 4,07 triliun, serta belanja modal AP Pengoperasian Jalan Tol dan Prospektif Rp 1,79 triliun. 

 


Selanjutnya

Kepadatan Jalan Tol Jakarta Cikampek Jelang Natal
Suasana Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek, Jawa Barat, Kamis (24/12/2020). Jumlah kendaraan yang akan keluar wilayah Jabotabek diperkirakan mencapai 842 ribu pada 23 hingga 27 Desember 2020, hal itu sejalan dengan liburan Natal 2020. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Total belanja modal sebelum konsolidasi sebesar Rp 9,54 triliun dan total belanja modal konsolidasi sebesar Rp 9,11 triliun.

“Berbagai program kerja yang direncanakan di 2022, ini target pendapatan usaha di luar konstruksi adalah sebesar  Rp 13,381 triliun dengan beban usaha di luar konstruksi sebesar Rp 7,75 triliun,” ujar Subakti.

Dia menambahkan, laba bersih yang diatribusikan ke induk dalam RKP 2022 sebesar Rp 98,2 miliar dan sampai dengan kuartal I 2022 diperoleh laba bersih sebesar Rp 392,8 miliar yang cukup jauh melebihi rencana. Hal ini karena disebabkan oleh pendapatan tol yang terealisasi sebesar 3,2 persen di atas rencana seiring dengan peningkatan volume lalu lintas.

Beban usaha di luar konstruksi terdapat efisiensi sebesar 9,2 persen sebagai upaya perseroan dalam melakukan pengendalian beban usaha.

Beban bunga berhasil ditekan sebesar 26,5 persen dari rencana karena keberhasilan Jasa Marga dalam melakukan refinancing kredit investasi serta belum terealisasinya kenaikan suku bunga dari Bank Indonesia (BI).


Belanja Konstruksi

PSBB Masa Transisi, Tol Layang Jakarta - Cikampek Kembali Dibuka
Kendaraan melintas di Tol Layang Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (7/6/2020). Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek II (Eleveted) mulai hari ini kembali beroperasi setelah sebelumnya ditutup total akibat kebijakan larangan mudik Lebaran sejak Minggu (7/5/2020). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, belanja konstruksi jalan tol sebesar Rp 507 miliar digunakan untuk konstruksi jalan tol Jogja-Solo, Jogja-Bawean, Jakarta-Cikampek Selatan dan Manado Bitung serta belanja modal operasional jalan tol.

“Kami juga terus berupaya untuk menjaga rasio-rasio keuangan yang menjadi parameter kinerja dan kesehatan perusahaan melalui berbagai inisiatif dan strategi khusus pada setiap lini bisnisnya,” ungkapnya.

Subakti menuturkan, Jasa Marga juga fokus dalam melakukan efisien beban usaha khususnya beban operasional meningkatkan pengendalian terhadap pengeluaran capex dengan mengatur jadwal penyelesaian proyek serta tentunya mengoptimalkan portofolio portofolio bisnis perusahaan dengan juga melakukan berbagai strategi termasuk aspek recycle.

"Selain itu, JSMR terus menggali sumber pendanaannya optimal termasuk melawan refinancing kredit investasi dan menyiapkan berbagai skema pendanaan yang inovatif dalam rangka menjaga likuiditas dan posisi keuangan perusahaan agar tetap solid," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya