BNI Sekuritas Prediksi IHSG Naik Terbatas, Simak 4 Saham Pilihan Ini

BNI Sekuritas prediksi secara teknikal IHSG pada perdagangan Rabu pekan ini berpotensi mengalami rebound terbatas.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Jul 2022, 10:10 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2022, 10:10 WIB
IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu, (6/7/2022), diprediksi menguat terbatas. Investor dapat mencermati saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar menuturkan, secara teknikal IHSG pada perdagangan Rabu pekan ini berpotensi mengalami rebound terbatas, dari candle inside day dan kondisi oversold.

"Trend berbalik bearish, selama di bawah 6.924. IHSG closing di bawah 5 day MA (6.798). Indikator MACD bearish, stochastic oversold. Selama di bawah 6.850 - 7.070, berpeluang menuju 6.662 next 6.559 - 6.509. Dominan sell power. Range breakout berada di 6.559 - 6.850,” ujar Andri dalam risetnya, 6 Juli 2022.

Level resistance indeks pada perdagangan hari ini berada di posisi 6.767/6.796/6.850/6.924. Sementara level support berada di 6.662/6.639/6.559/6.509. Adapun perkiraan range 6.630 - 6.770.

Sementara itu, Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra menuturkan, kemarin Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,42 persen, di sisi lain indeks S&P 500 menguat tipis 0,16 persen, sementara indeks Nasdaq menguat signifikan sebesar 1,75 persen.

"Kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi masih membayangi investor dengan harapan pasar Amerika Serikat akan pulih setelah melewati 1H22 yang berat,” kata Maxi.

Sementara bursa regional Asia Pasifik kemarin mengalami pergerakan yang variatif. BEI mencatat penguatan yang signifikan setelah terkoreksi dalam pada dua hari yang lalu. Bursa lain yang mencatat penguatan siginifikan di antaranya adalah Kospi dan Nikkei. Strait Times dan Shenzen Component melemah.

Investor dapat mecermati saham ITMG dengan rekomendasi speculative buy pada target 34.200/35.800 stop loss di bawah 31.300. Kemudian saham ANTM dengan rekomendasi buy on weakness pada target 1.880/1.960 stop loss di bawah 1.700.

Investor juga dapat mencermati saham INDF dengan rekomendasi akumulasi buy pada target 7.050/7.100 stop loss di bawah 6.750. Kemudian saham ENRG direkomendasikan buy on weakness dengan target 230/234 stop loss di bawah 216.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street Rabu 5 Juli 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 5 Juli 2022. Penguatan wall street terjadi tengah kekhawatiran tentang kemungkinan resesi di AS membebani sentimen investor tetapi suku bunga lebih rendah mendorong sektor teknologi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq menguat 1,75 persen ke posisi 11.322,24 setelah alami koreksi tajam. Indeks Nasdaq menguat tipis 0,16 persen menjadi 3.831,39 setelah turun lebih dari 2 persen. Indeks Dow Jones melemah 129,44 poin atau 0,4 persen ke posisi 30.967,82 tetapi sempat turun 700 poin sebelumnya.

Kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi menjadi sentimen investor. Bursa saham AS terlihat pulih setelah semester I 2022 yang sulit. Pasar telah turun dalam empat minggu dari lima minggu terakhir. Indeks S&P 500 lebih dari 20 persen di bawah rekor tertingginya. Beberapa ekonom percaya produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat turun untuk dua kuartal yang menjadi sinyal resesi.

Pada Selasa, 5 Juli 2022, imbal hasil treasury atau obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun dan dua tahun berbalik. Ini sebuah langkah yang memiliki rekam jejak historis yang kuat sebagai indikator resesi.

Ketika imbal hasil treasury jangka pendek diperdagangkan di atas imbal hasil jangka panjang, itu dapat menjadi tanda investor memperkirakan perlambatan ekonomi akan mengarah pada penurunan suku bunga.

 

Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Saham yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi turun tajam pada Selasa, 5 Juli 2022 seiring saham Deere dan Caterpillar masing-masing susut 3,2 persen dan 2,5 persen, sehingga sentuh level terendah pada 2022. Saham pertambangan Freeport-McMoran merosot 6,6 persen.

“Pasar Amerika Serikat adalah semua tentang harga dalam perlambatan, dan harga pada kenyataan kalau the Fed dipaksa untuk menaikkan suku bunga menjadi perlambatan,” ujar Chief Economic Advisor Allianz, Mohamed El-Erian dikutip dari laman CNBC.

Namun, penurunan suku bunga mungkin telah mendorong saham teknologi yang berorientasi pada pertumbuhan membantu Nasdaq mengungguli. Saham Docusign dan Zoom Video masing-masing naik 6,7 persen dan 8,5 persen. The Ark Innovation ETF melonjak lebih dari 8 persen.

Di sisi lain, harga minyak juga menurun sehingga mencerminkan kemungkinan perlambatan ekonomi. Harga minyak patokan Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) turun di bawah USD 100 per barel. Harga saham Chevron turun 2,6 persen.

Prospek pada Semester II 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Saham consumer discretionary yang telah mencatat kinerja buruk dalam beberapa pekan terakhir membantu pasar pulih dari posisi terendah dalam sesi tersebut. Saham Amazon dan Nike naik lebih dari 3 persen, sementara saham Target menguat 2,3 persen.

Harga minyak yang lebih murah dapat menjadi dorongan untuk saham tersebut karena konsumen menyesuaikan pola pengeluaran di tengah inflasi yang tinggi.

Selain itu, saham Ford turun 1 persen setelah penjualan kuartal II naik lebih lambat dari yang diharapkan.Sejumlah pihak di wall street percaya perlambatan ekonomi telah pengaruhi saham.

Prospek pada semester II 2022 Ini terlihat suram. Credit Suisse Strategis Jonathan Golub berharap AS hindari resesi tetapi memangkas target S&P 500 untuk akhir tahun menjadi 4.300 dari 4.900. Target baru itu berarti wall street mengembalikan sekitar setengah dari kerugiaannya dari enam bulan pertama 2022.

“Resesi paling akurat dicirikan oleh data pekerjaan yang buruk disertai dengan ketidakmampuan konsumen dan bisnis untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka. Sementara kami saat ini mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berarti (dari tingkat yang sangat tinggi), tidak satu pun dari kondisi di atas yang terjadi hari ini,” tulis Golub.

 

Menanti Rilis Data Pekerjaan

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Investor pun menantikan rilis data laporan pekerjaan Juni 2022 pada Jumat pekan ini. Menurut perkiraan Dow Jones, pertumbuhan pekerjaan kemungkinan melambat pada Juni dengan bertambah 250.000 nonfarm payrolls, turun dari 390.000 pada Mei 2022. Ekonom yang disurvei memperkirakan tingkat pengangguran akan bertahan di 3,6 persen.

Pesanan pabrik pada Mei yang dirilis Selasa pekan ini menunjukkan pertumbuhan lebih kuat dari perkiraan. Di bidang politik, investor mengamati keputusan yang membayangi dari Presiden AS Joe Biden tentang apakah pemerintahannya akan menurunkan tarif era Trump untuk barang-barang China. Pejabat Gedung Putih berharap peralihan itu akan membantu meringankan beban inflasi.

Kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi juga tumbuh di tempat lain. Bank of England mengatakan prospek ekonomi global telah memburuk secara material. Di pasar mata uang, euro merosot ke level terendah dalam 20 tahun terhadap dolar AS pada Selasa pekan ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya