Bursa Saham Asia Merosot Jelang Rilis Data Inflasi AS dan China

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu, 10 Agustus 2022. Investor menanti data inflasi Amerika Serikat dan China.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Agu 2022, 09:07 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2022, 09:07 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik jatuh pada awal perdagangan Rabu (10/8/2022) seiring investor menunggu data inflasi Amerika Serikat dan China.

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,63 persen, sedangkan indeks Topix tergelincir 0,46 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,54 persen dan Kosdaq turun 0,75 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia kehilangan 0,12 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,22 persen. China akan merilis data inflasi pada Rabu. Indeks harga produsen untuk Juli diperkirakan naik 4,8 persen dari tahun lalu, menurut survei Reuters. Pada Juni, PPI meningkat sebesar 6,1 persen.

Indeks Harga konsumen diperkirakan meningkat 2,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2021. Kemudian pada Rabu, 10 Agustus 2022 waktu setempat, Amerika Serikat (AS) akan melaporkan data inflasi. Para ekonom memperkirakan, inflasi konsumen akan mencapai 8,7 persen, dibandingkan dengan 9,1 persen pada Juni, menurut Dow Jones.

Dalam berita perusahaan, Toyota Motor mengumumkan akan menangguhkan beberapa operasi produksi karena kasus positif COVID-19 di lokasi kerja.

Cathay Pacific dan Honda Motor termasuk di antara perusahaan yang melaporkan pendapatan pada Rabu. Semalam di Amerika Serikat, indeks Nasdaq Composite turun lebih dari 1 persen menjadi 12.493,93. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 58,13 poin atau 0,18 persen menjadi 32.774,41, sedangkan S&P 500 turun 0,42 persen menjadi 4.122,47.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di 106,342, bertahan di bawah level 106,5. Yen Jepang diperdagangkan pada 135,16 per dolar, tetap melemah sejak laporan penggajian AS yang kuat. Dolar Australia berada di 0,6953.

Harga minyak berjangka lebih rendah. Minyak mentah berjangka AS turun 0,15 persen pada USD 90,36 per barel, sementara minyak mentah Brent berada di sekitar datar pada USD 96,25 per barel.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bursa Saham Asia pada Selasa 9 Agustus 2022

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya bursa saham Asia tercatat bervariasi pada perdagangan Selasa, 9 Agustus 2022 seiring data ekonomi yang tenang. Namun, pelaku pasar mencermati data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) pekan lalu.

 Saham SoftBank turun 7 persen setelah Vision Fund melaporkan rugi 2,93 triliun Yen Jepang hingga Juni 2022. Perseroan terpukul lantaran bank sentral menaikkan suku bunga untuk hadapi inflasi.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,88 persen ke posisi 27.999,96 dan indeks Topix melemah 0,74 persen ke posisi 1.937,02. Indeks Korea Selatan Kospi menanjak 0,42 persen ke posisi 2.503,46. Indeks Kosdaq bertambah 0,34 persen ke posisi 833,65. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,13 persen ke posisi 7.029,8.

 

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bursa Saham China

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Indeks Hang Seng melemah 0,3 persen. Sementara itu, saham Alibaba naik 0,7 persen. Alibaba mengajukan perubahan status di bursa Hong Kong menjadi utama.

Bursa saham Hong Kong terima pengajuan tersebut pada Senin, 8 Agustus 2022, dan perubahan itu akan berlaku sebelum akhir 2022. Raksasa teknologi China tersebut pertama kali umumkan rencana pencatatan ganda di Hong Kong pada bulan lalu.

Bursa saham China pun menguat. Indeks Shanghai bertambah 0,32 persen ke posisi 3.247,43. Indeks Shenzhen bertambah 0,23 persen menjadi 12.331,09.

Saham perusahaan transportasi Zhengzhou Tiamaes Technology melonjak hampir 20 persen setelah Kementerian Transportasi merilis rancangan aturan untuk kendaraan self-driving yang dapat mengarah pada legalisasi kendaraan itu.

Saham ShenZhen RoadRover Technology melonjak 10 persen mencapai batas perdagangannya, berdasarkan media China.

 

Wall Street Melemah pada Selasa 9 Agustus 2022

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 9 Agustus 2022. Wall street tertekan seiring investor navigasi hasil laporan keuangan perusahaan yang mengecewakan jelang rilis data inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 merosot 0,42 persen ke posisi 4.122,47. Indeks Nasdaq anjlok 1,19 persen ke posisi 12.493,93. Indeks Dow Jones melemah 58,13 poin atau 0,18 persen ke posisi 32.774,41.

Koreksi wall street melemah setelah produsen chip Micron memperingatkan pendapatan dapat turun dalam jangka pendek dan tidak sesuai dengan panduan sebelumnya seiring faktor makro ekonomi dan kendala rantai pasokan. “Sahamnya turun lebih dari 3 persen.

Ini adalah pekan yang berat bagi produsen chip. Pada Senin, 8 Agustus 2022, panduan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan dari Nvidia membebani grup. Saham tersebut memperpanjang koreksi pada Selasa, 9 Agustus 2022.

"Ini adalah dua pemain besar yang menurut saya investor berada dalam posisi yang lebih baik untuk menavigasi beberapa masalah rantai pasokan baru-baru ini. Saya pikir ada kekhawatiran ini benar-benar akan membebani teknologi,” ujar Senior Market Analyst Oanda, Ed Moya, dikutip dari CNBC, Rabu (10/8/2022).

Indeks S&P 500 telah naik selama tiga minggu berturut-turut, tetapi musim laba telah menampilkan peringatan permintaan dari eksekutif perusahaan besar. Investor mengamati dengan cermat untuk menentukan bagaimana perjuangan the Federal Reserve (the Fed) melawan inflasi.

“Semua yang kami dapatkan adalah menunjukkan inflasi memiliki dampak jauh lebih keras pada pandangan perusahaan Amerika, dan itulah mengapa saya pikir pasar ini akan sulit untuk terus membeli saham,” ia menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya