Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali mencetak pencapaian kinerja yang solid sepanjang semester I 2022 yang merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara pruden, konsisten dan berkesinambungan yang tercermin dari pertumbuhan aset, likuiditas dan laba bersih.
Di tengah upaya Pemerintah Indonesia menjaga stabilitas ekonomi nasional dalam menghadapi ketidakpastian kondisi ekonomi global serta optimisme dari presidensi G20 di Indonesia, Bank Permata mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,4 triliun atau tumbuh 123,7 persen secara tahunan.
Baca Juga
Pertumbuhan laba bersih ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp5,6 triliun atau tumbuh sebesar 13,6 persen secara tahunan didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 6,7 persen secara tahunan.
Advertisement
Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi Bank Permata sebagai universal bank dalam memberikan produk dan layanan pada seluruh segmen lintas generasi serta memperkuat posisi Bank di jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia.
Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengungkapkan, keberhasilan Bank Permata dalam semester pertama ini merupakan usaha bersama pihaknya dalam menerapkan strategi perusahaan untuk terus perkuat inovasi produk dan jasa perbankan digital, memperdalam kemitraan strategis, dan menjadi bagian dari keseharian nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.
“Ke depannya kami akan terus menjaga pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan melalui pertumbuhan kredit sehat serta manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian yang baik,” kata Meliza dalam keterangan resminya, Selasa (6/9/2022).
Aset
Bank Permata juga mencapai pertumbuhan aset sebesar 7,9 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 230 triliun. Lebih lanjut, biaya pencadangan kredit menurun sebesar 33,9 persen menjadi Rp 994 miliar dibandingkan Rp1,5 triliun tahun lalu seiring dengan perbaikan kualitas kredit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dampak penurunan biaya pencadangan kredit ini juga terlihat dalam perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 74,2 persen atau membaik 11,8 persen dibandingkan rasio BOPO pada semester pertama tahun lalu sebesar 86 persen.
Bank Permata berkomitmen dalam penyaluran kredit kepada masyarakat yang tumbuh 11,4 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp134,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2 persen dan 19,5 persen.
Sejalan dengan hal ini, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 78 persen dari sebelumnya 70 persen pada kuartal I tahun 2022.
Namun demikian, Bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat ketidakpastian kondisi ekonomi global dan dampak pandemi yang masih terus berlanjut dimana hal ini berpengaruh terhadap risiko kredit inheren.
Advertisement
Kinerja NPL
Rasio NPL gross pada akhir Juni 2022 terjaga pada level 3,1 persen membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2 persen. Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,5 persen dibandingkan dengan 0,7 persen pada akhir Desember 2021 lalu.
Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 230 persen, atau meningkat dibandingkan 218 persen di periode yang sama tahun lalu. Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh solid sebesar 10,3 persen (secara tahunan) terutama dikontribusi dari pertumbuhan Giro sebesar 37,7 persen dan Tabungan sebesar 11,2 persen sesuai dengan strategi Bank untuk terus memfokuskan pertumbuhan CASA yang merupakan sumber dana murah dan stabil, dalam upaya pengembangan waralaba deposito Bank.
Tebar Dividen
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Permata Tbk (BNLI) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 307,54 miliar. Dividen berasal dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021 yang tercatat sebesar Rp 1,2 triliun.
"Perseroan akan membagikan dividen tunai sebesar kurang lebih Rp 307,54 miliar atau sebesar Rp 8,5 per saham untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021 kepada pemegang saham yang berhak untuk menerima dividen tunai,"mengutip hasil RUPST Bank Permata, Senin (23/5/2022).
Adapun RUPST telah dilaksanakan pada Jumat, 20 Mei 2022. Di tengah pemulihan perekonomian Indonesia, Bank Permata membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 1,2 triliun, meningkat secara signifikan sebesar 71 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 722 miliar.
Selain untuk dividen, laba bersih tahun buku 2021 dialokasikan untuk dana cadangan wajib perseroan sebesar Rp 200 miliar, dan sisanya akan dibukukan sebagai laba ditahan. RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus Bank Permata.
Pemegang saham menyetujui dan menerima pengunduran diri Chalit Tayjasanant dari jabatannya sebagai Direktur Utama Bank Permata, sekaligus menyetujui pengangkatannya sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Permata.
Posisi Direktur Utama lalu diisi oleh Meliza M. Rusli yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Permata Bank. Pengangkatan Meliza M. Rusli sebagai Direktur Utama Bank Permata sebelumnya telah memperoleh persetujuan fit and proper test dari OJK.
Pemegang saham juga menyetujui pengunduran diri Suwatchai Songwanich dari jabatannya sebagai Direktur Bank Permata, lalu digantikan Setiatno Budiman.
Serta menyetujui pengangkatan H. Muhamad Faiz, MA sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah PermataBank dan Prof. Dr. H. Jaih, SE., MH., M.Ag sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah Permata Bank.
Advertisement