Dirut BCA Jahja Setiaatmadja Jual Saham BBCA untuk Renovasi Rumah

Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja melepas 1 juta saham BBCA pada 15 September 2022

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Sep 2022, 16:01 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2022, 16:01 WIB
BCA Menempatkan Sebagai Pemegang Market Share RDN Terbesar
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memberi sambutan dalam BCA Capital Market Community Iftar Gathering dan Economy Outlook 2022 di The Langham, Jakarta (25/04/2022).  BCA telah mencatat pembukaan RDN hampir mencapai 2 juta rekening, yang menempatkan BCA sebagai pemegang market share RDN terbesar di Indonesia. Pencapaian ini ditopang oleh literasi keuangan dan transformasi digital yang dilakukan secara berkesinambungan. (Liputan6.com/HO/Eko)

Liputan6.com, Jakarta - - Direktur Utama (dirut) Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menjual saham BBCA pada 15 September 2022. Salah satu tujuan Jahja jual saham BBCA untuk renovasi rumah.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (17/9/2022), Jahja Setiaatmadja melepas 1 juta saham BBCA dengan harga berbeda pada 15 September 2022. Ia menjual 500.000 saham BBCA dengan harga Rp 8.725 sehingga meraih dana Rp 4,36 miliar.  Tujuan transaksi penjualan saham ini untuk renovasi rumah dan status kepemilikan saham langsung.

Setelah transaksi, Jahja genggam 40.311.090 saham BBCA dari sebelumnya 40.811.090 saham BBCA.

Selain itu, ia menjual 500 ribu saham BBCA dengan harga Rp 8.750 per saham. Dengan demikian, ia meraih dana Rp 4,37 miliar. “Tujuan transaksi untuk investasi, status kepemilikan langsung,” tulis manajemen perseroan.

Usai transaksi penjualan saham itu, Jahja kini genggam 39.811.090 saham BBCA dari sebelumnya 40.311.090 saham BBCA.

Tak hanya Jahja, Direktur BCA Tan Ho Hien juga melepas 500.000 saham BBBCA dengan harga Rp 8.500 pada 14 September 2022.Dengan demikian, ia meraih dana Rp 4,25 miliar. “Tujuan transaksi penjualan, status kepemilikan saham langsung,” tulis perseroan.

Setelah transaksi penjualan saham, Tan Hi Hien mengenggam 14.493.334 saham BBCA dari sebelumnya 14.993.334.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat, 16 September 2022, saham BBCA turun 3,43 persen ke posisi Rp 8.450 per saham. Saham BBCA susut 50 poin ke posisi Rp 8.700 per saham.

Saham BCA berada di level tertinggi Rp 8.725 dan terendah Rp 8.450 per saham. Total frekuensi perdagangan 26.361 kali dengan volume perdagangan 3.981.772 saham. Nilai transaksi Rp 3,4 triliun.

Kapitalisasi Pasar BCA Tembus Rp 1.068 Triliun

ATM BCA (Dok: Istimewa)
ATM BCA (Dok: Istimewa)

Sebelumnya, kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali tembus Rp 1.000 triliun pada perdagangan Kamis, 15 September 2022. Saham BBCA bahkan tembus posisi tertinggi sepanjang 2022.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar BCA masih kokoh di posisi pertama yang masuk 10 jajaran emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Kapitalisasi pasar saham BCA tembus Rp 1.068 triliun. Kapitalisasi pasar BBCA tersebut 11,17 persen dari total kapitalisasi pasar BEI yang mencapai Rp 9.560 triliun.

Adapun saham BBCA menguat 2,94 persen ke posisi Rp 8.750 per saham pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham BBCA dibuka stagnan Rp 8.500 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.875 dan terendah Rp 8.500 per saham. Total frekuensi perdagangan 21.756 kali dengan volume perdagangan 2.171.078 saham dengan nilai transaksi Rp 1,9 triliun.

Kapitalisasi pasar terbesar lainnya disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Kapitalisasi pasar BRI tercatat Rp 692 triliun, atau 7,24 persen dari total kapitalisasi pasar BEI.

 

Kapitalisasi Pasar Terbesar Lainnya

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Kemudian disusul PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 446 triliun, dan berada di posisi tiga  di antara kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

Selanjutnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Kapitalisasi pasar Bank Mandiri tembus Rp 432 triliun, dan berada di posisi empat. Kemudian PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang berada di posisi lima daftar kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Kapitalisasi pasar GOTO tercatat Rp 315 triliun.

PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kapitalisasi pasar saham Rp 285 triliun, dan berada di posisi enam. Diikuti PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Kapitalisasi pasar BYAN tercatat Rp 221 triliun. Selanjutnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yang membukukan kapitalisasi pasar Rp 211 triliun.

Lalu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat kapitalisasi pasar Rp 175 triliun. Selanjutnya di posisi 10, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Kapitalisasi pasar BNI tembus Rp 169 triliun.

Bidik 30 Juta Nasabah

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mengincar jumlah nasabah tembus 30 juta pada 2023. Direktur BCA, Vera Eve Lim mengatakan, target itu telah dicanangkan BCA sejak 2018 lalu. Adapun sampai dengan Juni 2022, total nasabah BCA sudah mencapai 24 juta.

"Kami rencanakan sampai tahun depan jumlah nasabah mencapai 30 juta. Jumlah nasabah ini adalah nasabah yang transaksi di CASA,” ujar Vera dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).

Hingga Juli 2022, perseroan melihat tren pertumbuhan bisnis masih berlanjut, dengan total kredit dan CASA secara bank only tumbuh masing-masing di kisaran 13 persen dan 17 persen yoy. Sebagai bentuk optimisme, kami menaikkan target pertumbuhan kredit mencapai 8-10 persen di tahun ini.

“Target tahun ini untuk pertumbuhan upgrade dari 6–8 persen, jadi 8–10 persen untuk target pertumbuhan. Mudah-mudahan taret ini akan kita capai,” kata Vera.

Bersamaan dengan tren pertumbuhan kredit, BCA masih akan mempertahankan suku bunga kredit pada level yang sama sampai dengan akhir tahun.

Misalnya seperti pada gelaran BCA Expo Hybrid 2022 yang berlangsung pada 9 September hingga 10 Oktober 2022, perseroan memberikan penawaran khusus KPR, KKB, dan KSM bagi segmen ritel, sehingga diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit di semester II 2022, khususnya untuk segmen kredit konsumer.

"Sejauh ini kita belum ada (perubahan). Mungkin sampai akhir tahu mempertahankan suku bunga kredit yang sudah ada. Kita berharap demand kredit terus tumbuh tahun ini seiring recovery yang masih berlanjut,” tutur Vera.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya