Notasi Khusus Bantu Investor Lebih Cermat Tahu Kondisi Terkini Emiten

Hingga saat ini, terdapat 150 emiten yang mendapat notasi khusus Bursa Efek Indonesia (BEI).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Sep 2022, 21:28 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2022, 21:28 WIB
Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan fungsi pengenaan notasi khusus kepada perusahaan tercatat (emiten). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman mengatakan, notasi khusus utamanya dimaksudkan untuk perlindungan kepada investor.

Dia menjelaskan, notasi khusus merupakan informasi yang ditujukan kepada investor dan bertujuan memberikan informasi  bagi investor apabila terdapat kondisi yang dapat berpengaruh negatif bagi perusahaan, atau terdapat karakteristik tertentu yang membedakan Perusahaan Tercatat tersebut dengan perusahaan lainnya.  

"Pemberian notasi khusus ini bukan merupakan suatu bentuk hukuman atau ketetapan, namun semata-mata menerangkan status suatu perusahaan tercatat berdasarkan kondisi aktualnya, atas hal-hal yang informasinya bersifat publik,” kata Nyoman kepada awak media, Jumat (30/9/2022).

Perlu dicatat, meski sama-sama dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai kondisi emiten terkini, namun notasi khusus berbeda dengan peringatan aktivitas tidak biasa (unusual market activity/UMA) maupun penghentian sementara perdagangan saham (suspensi).

Nyoman menjelaskan, tiga kebijakan itu memiliki aturan dan kriteria masing-masing. “Perusahaan tercatat yang dikenakan UMA ataupun suspensi merupakan perusahaan yang memenuhi kriteria pengenaan UMA atau suspensi, terlepas dari apakah perusahaan tersebut sedang dikenakan notasi khusus atau tidak,” tegas Nyoman.

Hingga saat ini, terdapat 150 emiten yang mendapat notasi khusus Bursa. Catatan saja, satu emiten bisa mendapat lebih dari satu notasi, tergantung kriteria yang dipenuhi. Informasi lebih lanjut mengenai daftar emiten dengan notasi khusus dapat diakses melalui laman berikut: https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/notasi-khusus/

Penutupan IHSG 30 September 2022

Awal 2019 IHSG
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau setelah sepanjang perdagangan bergerak melemah pada perdagangan Jumat, (30/9/2022). Mayoritas sektor saham tertekan, dan sektor saham properti pimpin koreksi.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,07 persen ke posisi 7.040,79. Indeks LQ45 menguat 0,24 persen. Indeks acuan cenderung beragam dengan mayoritas menguat. Menjelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.056,17 dan terendah 6.926,86. Sebanyak 386 saham melemah dan 193 saham menguat. 117 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.278.480 kali dengan volume perdagangan 25 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.224.

 Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXhealth melonjak 1,39 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy mendaki 0,65 persen dan indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,35 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXproperty melemah 1,44 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 1,34 persen, indeks sektor saham indeks sektor saham IDXtechno melemah 1,22 persen, dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 1,08 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,97 persen, indeks sektor saham IDXindustry melemah 0,73 persen, indeks sektor saham IDXnoniklikal susut 0,28 persen dan indeks sektor saham IDXbasic turun 0,19 persen.

Top Gainers-Losers pada 30 September 2022

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BAPA melonjak 34,40 persen

-Saham HDFA melonjak 29,66 persen

-Saham SINI melonjak 25 persen

-Saham FIRE melonjak 24,55 persen

-Saham SLIS melonjak 20,47 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham AMMS melemah 10 persen

-Saham OKAS melemah 6,99 persen

-Saham RIGS melemah 6,98 persen

-Saham SUPR melemah 6,98 persen

-Saham WPO melemah 6,96 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 1,5 triliun

-Saham BBRI senilai Rp 1 triliun

-Saham BMRI senilai Rp 530,6 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 497 miliar

-Saham ASII senilai Rp 473,1 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham SLIS tercatat 59.567 kali

-Saham BAPA tercatat 31.470 kali

-Saham AISA tercatat 27.007 kali

-Saham BUMI tercatat 23.466 kali

-Saham WMUU tercatat 22.577 kali

Bursa Saham Asia pada 30 September 2022

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Jumat, 30 September 2022, dan perdagangan terakhir pada kuartal III 2022. Koreksi bursa saham Asia melemah seiring wall street yang tertekan. Di sisi lain, data aktivitas pabrik China secara mengejutkan meluas pada Agustus 2022, mengalahkan harapan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 1,83 persen ke posisi 25.937,21. Indeks Topix merosot 1,76 persen ke posisi 1.835,94. Indeks Australia ASX 200 susut 1,2 persen ke posisi 6.474,20.

Indeks Hang Seng menguat 0,27 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng teknologi turun 1,05 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,55 persen ke posisi 3.024,39. Indeks Shenzhen turun 1,29 persen ke posisi 10.778,61.

Indeks Korea Selatan Kospi tergelincir 0,71 persen ke posisi 2.155,49 dan indeks Kosdaq melemah 0,36 persen ke posisi 672,65. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,11 persen.

“Risiko geopolitik dan inflasi tidak mereda, dan aset berisiko mengambil tekanan karena ekspektasi pertumbuhan yang lebih rendah dan biaya pendanaan lebih tinggi terus meresap,” tulis Analis ANZ Research dikutip dari CNBC.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya