Liputan6.com, Jakarta - PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX), emiten produsen laptop Zyrex menerima fasilitas kredit dengan total Rp 350,86 miliar. Pinjaman itu berasal dari  PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank BTPN Tbk (BTPN).
Fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) untuk modal kerja dan PT Bank BTPN Tbk (BTPN) untuk membeli bahan baku.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan Zyrexindo Mandiri Buana, Evan Jordan mengatakan, penandatanganan perjanjian kredit dan pemberian jaminan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundanganundangan yang berlaku.Â
Advertisement
"Perseroan menerima Fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar Rp 243,66 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk," tulis Sekretaris Perseroan, dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (10/10/2022).
Sementara itu, Zyrexindo Mandiri Buana juga tengah menandatangani perjanjian kredit atas penyediaan fasilitas Letter of credit (LC)/SKBDN dan trust receipt (TR) dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN).
Fasilitas kredit tersebut untuk pembelian bahan baku senilai USD 7 juta atau setara dengan Rp 107,19 miliar (asumsi kurs Rp 15.324 per dolar AS).
"Perseroan akan memperoleh tambahan fasilitas kredit dengan nilai maksimal sebesar USD 7 juta. Penandatanganan perjanjian Kredit dan pemberian jaminan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku," tulis Direktur Utama Zyrexindo Mandiri Buana, Timothy.
Selain itu, transaksi fasilitas kredit antara debitur dengan kreditur merupakan transaksi material yang dikecualikansebagaimana dimaksud dalam POJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha 21 April 2020.
Zyrex Jual 170 Ribu Unit Laptop Sepanjang 2021
Sebelumnya, perusahaan teknologi lokal Zyrex berhasil menjual 202.000 unit produk sepanjang 2021. Dengan penjualan ini, Zyrex membukukan penjualan sebesar Rp 650,8 miliar tahun lalu.
Angka penjualan ini naik hingga 192 persen dibandingkan tahun lalu yang membukukan Rp 223,5 miliar.
Vendor laptop lokal Zyrex juga mengungkap, dari total penjualan di atas, jumlah laptop dan peralatan mobile yang terjual 170.610 unit dengan kontribusi Rp 569,7 miliar.
Sementara, penjualan produk-produk IT sebesar menyumbang sebesar Rp 76,3 miliar dengan total 15.836 unit produk dan Internet of Things (IoT).
Terakhir, aksesoris menyumbang sebesar Rp 4,9 miliar dengan total penjualan 15.333 unit produk.
Direktur Utama Zyrex Timothy Siddik mengatakan, Zyrex kini memasuki masa keemasan untuk bertumbuh secara eksponensial dengan adanya keberpihakan pemerintah terhadap produk dalam negeri, termasuk laptop lokal.
Menurut Timothy, dengan adanya Inpres Nomor 2 Tahun 2022, pemerintah memiliki target belanja APBN paling sedikit Rp 400 triliun untuk produk dalam negeri.
"Sebagai produk dalam negeri, Zyrex akan menggunakan kesempatan ini untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor," kata Timothy, dikutip dari keterangan resmi perusahaan, Senin (4/4/2022).
Advertisement
Laba Kotor dan Laba Bersih
Secara rinci, Zyrex membukukan laba kotor Rp 117,6 miliar pada 2021. Jumlah ini naik 79,5 persen dibanding laba kotor di 2020 yang tercatat Rp 65,5 miliar.
Laba bersih setelah pajak tercatat Rp 69,7 miliar pada 2021 atau naik 91,7 persen dari Rp 36,4 miliar pada 2020.
Pada 2021, Zyrec tercatat memiliki total aset sebesar Rp 277,5 miliar, naik 114 persen dari Rp 129,6 miliar di akhir 2020. Peningkatan ini terjadi karena peningkatan piutang usaha dan persediaan barang.
Sementara, total liabilitas perseroan menurun dari Rp 77,7 miliar ke Rp 77,6 miliar di 2021. Penurunan liabilitas karena liabilitas jangka pendek yang dipakai untuk modal kerja.
Targetkan Rp 800 Miliar Penjualan pada 2022
Zyrex optimistis kinerja penjualan signifikan di 2021 dan potensi pasar Indonesia yang bakal terus berkembang membuat perusahaan menargetkan penjualan paling sedikit Rp 800 miliar pada 2022 dengan laba bersih usai pajak sebesar Rp 91 miliar.
Perusahaan optimistis bisa mencapai target tersebut dengan pertumbuhan bisnis di tiga segmen penjualan, yakni bisnis ke konsumen, bisnis ke bisnis, dan bisnis ke pemerintah.
Â
Advertisement